Aksi brutal Kompol F tembaki adik ipar hingga tewas
Merdeka.com - Perwira polisi Kompol F menembak mati adik iparnya Jumingan alias Jun. Peristiwa ini terjadi di rumah Jalan Tirtosari/Mestika Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung, Rabu (5/4) malam.
F saat ini berdinas di Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya dia menduduki sejumlah posisi di jajaran Polda Sumut, seperti Kasat Reskrim Polres Labuhan Batu, Kasat Reskrim Polresta Medan, kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, sebelum akhirnya menempuh pendidikan Sespim.
Motif dari penembakan masih diselidiki penyidik Polda Sumut. "Di tubuh korban ditemukan 6 luka tembakan, di lokasi ditemukan 6 selongsong," kata Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw, Kamis (4/4).
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Dimana ajudan bos KKB ditembak? Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Siapa yang menembak ajudan Bos KKB? Ajudan Bos KKB Intan Jaya Basoka Lawiya Ditembak Buntut Bakar Sekolah di Paniai, Senpi Disita Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
-
Kenapa ajudan bos KKB ditembak? Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
Jenderal berbintang dua ini kemudian memaparkan, peristiwa itu berawal ketika F bersama istrinya, Maya Safira Harahap, datang ke rumah orangtua. Mereka ingin menjenguk sang ibu yang baru sembuh dari sakit.
Saat adiknya, Henny Wulandari, membuat minuman di dapur, F yang awalnya asyik mengobrol dan sempat memijat ibunya, tiba-tiba menodongkan senjata apinya ke arah sang ibu.
Melihat kejadian itu, Jumingan langsung melarang abang iparnya itu. F balik menodongkan senjata apinya ke arah Jumingan. Seketika itu senjata api itu meletus dan mengenai korban.
Melihat kejadian itu Henny lari ke kamar dan menguncinya. F sempat mengedor pintu kamar dan menyuruh sang adik membuka pintu. Namun ibunya melarang dan menyuruhnya tetap di kamar.
"Setelah kejadian itu, pelaku membawa ibunya, melapor ke Polrestabes Medan," sambung Paulus.
F menyerahkan senjata apinya ke Wakaporestabes Medan. Selanjutnya kasus ini sudah ditangani Subdit III/Jahtanras Ditreskrimum Polda Sumut. "Kita sudah memeriksa saksi berasal dari keluarga pelaku, ibu, istri pelaku dan istri korban (adik pelaku)," jelas Paulus.
Menurut kerabat korban, Kompol F bersama istrinya datang sekitar pukul 19.30 Wib. Mereka bertegur sapa serta bersalaman dengan warga yang ada di depan rumah.
"Dia menyapa bersalaman dengan istri saya. Ramah, nggak ada masalah," kata Slamet, tetangga yang juga kerabat pelaku maupun korban.
Beberapa waktu berselang, Slamet yang baru saja menyelesaikan salat Isya mendengar dua kali letusan. Menurut dia, suaranya tak begitu besar.
Slamet keluar rumah dan mendatangi rumah keluarga Kompol F, asal suara letusan. Ternyata di sana Jumingan sudah terkapar tak berdaya di atas kursi. "Di keningnya mengucur darah," sambungnya.
Pria ini mengaku tak berani membantu karena adik dan istri Fahrizal langsung minta tolong dan berupaya menyelamatkan diri. Sementara Fahrizal masih mondar-mandir di dalam rumah sambil menenteng senjata revolvernya.
Apalagi tak lama berselang, Kompol F kembali menembak ke arah korban. "Saya langsung lari masuk rumah," jelas Slamet.
Di dalam rumah, Slamet kembali mendengar satu letusan. Agak lama berselang, terdengar satu letusan lagi. "Jadi letusannya itu gak berentetan. Ada jeda waktu yang cukup lama. Saya nggak tahu berapa kali tembakan, kalau letusannya yang saya dengar 5 kali," sebut Slamet.
Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Martuani Sormin mengatakan masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut, terlebih lagi untuk mendalami apakah yang bersangkutan mempunyai kelainan atau masalah kejiwaan atau tidak.
"Ada masalah-masalah tertentu orang enggak bisa kontrol. Sekarang dianya ditahan di Polda sumut. Ini sudah menyangkut kejahatan, dipidanakan dulu dia. Dia menyerahkan diri ke polsek, ditahan dia," ujarnya.
Dirinya pun mengungkapkan, setiap psikologi seseorang berbeda-beda. Dan saat ini pihaknya juga melakukan pemeriksaan psikologis dalam pemegangan senjata oleh yang bersangkutan.
"Ini harus diperketat lagi. Saya belum tau hasil pemeriksaan psikologinya sekarang karena sedang diobservasi," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku penikaman adik kandung hingga tewas di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi sempat mengunci pintu setelah korban masuk ke dalam rumah.
Baca SelengkapnyaAkibat penikaman tersebut, korban tewas di tempat kejadian.
Baca SelengkapnyaKorban jadi sasaran keberingasan geng tersebut. Padahal saat kejadian, dia baru saja pulang main game online dengan teman-temannya.
Baca SelengkapnyaKorban ditikam saat selesai berwudu untuk melaksanakan salat Duha.
Baca SelengkapnyaAhmad mengaku tidak mendengar adanya cek-cok atau ribut antara korban dengan terduga pelaku tersebut.
Baca SelengkapnyaTerkejut, tetangga melihat pelaku memegang pisau berlumur darah.
Baca SelengkapnyaSadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.
Baca SelengkapnyaKetika itu, mereka mampir ke rumah rekannya di Jalan Amd Ciracas, Jaktim.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa lima saksi dalam kasus pembacokan
Baca SelengkapnyaJarak rumah dinas Kapolres dengan Mapolres Solok Selatan berkisar 20-25 meter.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaKetua Harian Kompolnas Irjen Pol (purn) Arief Wicaksono Sudiutomo membeberkan sejumlah fakta kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan.
Baca Selengkapnya