Aksi kecaman & pembelaan Florence, mahasiswi yang menghina DIY
Merdeka.com - Seorang mahasiswi S2 Kenotariatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Florence Sihombing membuat heboh dunia maya. Florence mengunggah status yang menghina Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Florence menyebut Yogya tolol dan dia mengajak teman-temannya agar jangan tinggal di Kota Pelajar itu. Hal itu dijadikan status akun jejaring sosial Path-nya.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence.
-
Siapa yang mengkritik Yolanda di masa kuliah? Namun, sosok yang nge-spill sosok Yolanda Tamara di masa perkuliahan tersebut itu kini akunnya telah hilang.
-
Apa contoh kata-kata nyindir teman? Lebih baik musuh yang jujur daripada teman palsu.
-
Bagaimana cara menyindir teman? Jika mengalami kesulitan dalam merangkai kata-kata, beberapa referensi dari kata-kata sindiran buat teman berikut ini bisa Anda gunakan.
-
Siapa saja yang bisa ditegur? Pastikan niat Anda murni untuk memberikan nasihat demi kebaikan, bukan untuk mempermalukan atau menghina orang yang ditegur.
-
Siapa yang membully AY? Peristiwa itu terekam video dari ponsel salah satu rekan korban. Alhasil, video berdurasi 3 menit menyebar luas di media sosial.Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya.
-
Apa kata-kata bullying yang harus dihindari? Jangan biarkan kata-kata kasar menguasai kita. Bersikaplah ramah dan bijak kepada semua orang di sekitarmu. Keberanian sejati adalah melindungi yang lemah, bukan mendominasi mereka.
Tulisan Florence ini pun segera mengundang kecaman. Di dunia maya, Florence dibully oleh pengguna media sosial. Namun ada juga yang membela Florence. Berikut aksi kecaman dan pembelaan terkait pernyataan Florence tersebut:
KNPI DIY: Florence mulutmu harimaumu
Wakil ketua KNPI Kota Yogyakarta, Basyit Labadu menilai apa yang tulis Florence memang bukan tindakan yang bijaksana. Apalagi sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak sepatutnya."Kalau marah ya nggak papa itu hak orang, tapi ya jangan memprovokasi seperti, baiknya sama-sama bijak menyikapi hal tersebut," ujarnya.Selain itu dia meminta kepada Florence untuk bersikap tidak berlebihan dan menjaga sikap di media sosial."Ingat pepatah, mulutmu harimaumu, janganlah cuma perkara disoraki jadi memaki-maki, apalagi sampai menghujat Yogya, mengajak orang supaya tidak tinggal ke Yogya," tambah Basyit.Namun Basyit juga berpesan agar media juga tidak membesar-besarkan masalah ini karena bisa menimbulkan sentimen antara penduduk Yogyakarta dengan pendatang. "Media jangan besar-besarin, nanti malah menimbulkan gejolak dan sentimen," pesannya.
Florence dipolisikan
Postingan Florence di media sosial, berbuntut panjang. Bukan saja mendapat kecaman dari dari berbagai orang, tapi postingan Florence pun menjalar ke ranah hukum. Sore tadi, Florence resmi dilaporkan ke Polda DIY, oleh LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura) yang didampingi oleh kantor advokat Erry Suprianto, pada Kamis (28/08).Menurut Ahmad Nurul Hakam yang mendampingi pelaporan kasus tersebut, Florence dituding melanggar UU ITE No.11 tahun 2008 terkait penghinaan dan pencemaran nama baik dan provokasi mengkampanyekan kebencian."Karena aturan hukum jelas, di UU ITE Nomor 11 tahun 2008, kami laporkan tentang pasal penghinaan, pencemaran nama baik, dan provokasi mengkampanyekan kebencian," jelas Ahmad.Dengan pasal ancaman tersebut, Florence pun terancam hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. "Ancamannya 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar," tambahnya.
Komunitas Batak di DIY minta maaf
Pasca kejadian di media sosial karena Florence Sihombing mengunggah status yang menghina Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sejumlah kecaman dari warga Yogya pun berdatangan ditujukan kepada mahasiswi pasca sarjana UGM tersebut. Melihat kejadian tersebut, komunitas Batak di Yogyakarta merasa prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut. Mereka melihat apa yang sampai oleh Florence yang juga merupakan orang batak tidak sepatutnya disebarluaskan di media sosial."Kami menyesalkan kejadian ini, komunitas batak di Yogyakarta juga prihatin dengan ucapan Florence di path," kata Dikson Siringoringo Situmorang, perwakilan komunitas batak di Yogyakarta, Kamis (28/08).Mewakili komunitas batak di Yogyakarta, Dikson pun menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. "Kami dengan tulus menyampaikan permintaan maaf kami mewakili komunitas batak di Yogyakarta atas ucapan yang dilontarkan saudari kami. Secara khusus kami meminta maaf kepada Ngarso Dalem, Sri Sultan HB X," ujar Dikson yang juga wakil ketua DPD KNPI DIY.
Sahabat sampaikan pembelaan untuk Florence
Setelah Florence mendapat banyak kecaman dari nitizen karena statusnya yang diunggah di Path yang dianggap menghina Yogyakarta, sahabat Florence, Rachel pun muncul di Path dan memberikan pembelaan atas apa yang terjadi pada Florence.Dalam statusnya Rachel mempertanyakan apa alasan para nitizen tahu status bahwa status Florence tidak baik tapi tetap membagikannya ke jejaring sosial lainnya sehingga membuat heboh."Sebagai orang yang berpendidikan kita juga tahu bahwa status seperti itu tidak baik, tapi apakah menyebarluaskan aib atau keburukan seseorang itu, perbuatan yang baik?" tulis Rachel di akun Pathnya.Sebelum banyak capture screen yang disebarkan lewat jejaring sosial, Rachel menilai tidak ada masalah sebelumnya di Path."Kemarin sih masih normal-normal aja ya di Path, tapi menurut gue sekarang ini bullynya makin lebai, bahkan ada yang jadiin parodi? Biar apa? Ini sama sekali nggak lucu lho," tambahnya.Rachel juga mengingatkan kepada warga yang melakukan demo pengusiran terhadap Florence agar yang melakukan hal tersebut adalah pihak yang berwenang. "Kalian sudah merasa pantas mengusir dia? Baiknya biar pihak yang berwenang karena merasa tercemar nama baiknya yang bertindak langsung untuk menegur kak Flo atas masalah ini. (Kampus UGM)," tulisnya.
Sahabat Florence ingatkan kasus bunuh diri akibat pembullyan
Pembullyan terhadap Florence akibat status yang diunggahnya di Path mendapat tanggapan dari sahabat Florence, Rachel. Dalam akun Pathnya Rachel mengingatkan kasus pembullyan di media sosial yang membuat satu nyawa hilang."Beberapa kasus pembulian dimedia masa menyebabkan dampak yang tidak baik bagi korban pembulian lho. (Misalnya : Ketua Lockstock 2)," tulis Rachel.Kasus ketua Lockstock yang dimaksud Rachel yaitu kasus meninggalnya Yoga Cahyadi ketua panitia Lockstock Fest 2 yang tewas setelah menabrakan diri ke kereta pada bulan Mei 2013 silam. Aksi nekad Yoga menabrakan diri ke kereta diduga karena tak tahan dengan hujatan dan cacian di twitter atas buruknya pelaksanaan Lockstock Fest 2."Apa kalian semua puas dan menginginkan seperti itu terjadi sama kak Flo, baru kalian semua berhenti membuli?" lanjut Rachel.
Muncul fans page Facebook Usir Florence Sihombing dari Yogya
Nama Florence Sihombing, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM), hari ini menjadi bulan-bulanan di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Path. Mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini di-bully karena menghina Yogyakarta melalui Path karena kesal antre BBM di SPBU tak dilayani.Setelah menjadi bulan-bulanan, mahasiswi S2 Kenotariatan Fakultas Hukum UGM ini kemudian menghapus akun Twitter dan Facebook miliknya. Pantauan merdeka.com, akun FB Florence Sihombing masih aktif sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (28/8).Kini, muncul aksi yang menghendaki Florence keluar dari Yogyakarta melalui fans page Facebook. Fans page tersebut bernama 'Usir Florence Sihombing Dari Yogyakarta'.Hingga Kamis (28/8) pukul 20.00 WIB, sudah ada 148 orang yang memberikan 'like' terhadap fans page yang dibuat sekitar pukul 19.45 WIB tersebut. Dalam testimoninya, admin meminta pengguna Facebook untuk menyebarkan informasi tentang fans page tersebut."Teman-Teman bantu share dan like agar cepat diambil tindakan. Sehingga tidak ada lagi orang seperti Florence Sihombing! UGM akan mengambil tindakan TEGAS!!"
Florence Sihombing akhirnya minta maaf kepada warga Yogyakarta
Florence Sihombing, mahasiswi S2 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang hari ini menjadi perbincangan di media sosial karena status kasarnya di Path mengenai Yogyakarta, akhirnya meminta maaf. Meminta maaf kepada warga Yogyakarta, Florence menyesal telah melakukannya. Pada Kamis (28/8), dalam akun Path-nya, Florence menuliskan, "Saya dan keluarga dan teman-teman yang bersangkutan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap warga Yogyakarta atas kata-kata di Path saya. Saya merasa sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan Saya."Selain kepada warga Yogyakarta, Florence juga meminta maaf kepada pihak UGM. Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang telah menyebarkan identitasnya."Saya juga meminta maaf kepada Pihak UGM, khususnya Fakultas Hukum, dosen-dosen dan segenap akademisi FH UGM, meski Saya tidak pernah membawa-bawa nama UGM. Saya tidak tahu siapa-siapa saja oknum tidak bertanggung jawab yang telah mendramatisir dan menyebarluaskan status Path Saya, identitas dan kontak Saya dan teman-teman Saya."
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dadan menerangkan jika dari pihak Dekanat FMIPA terus melakukan pemantauan pada kondisi psikologi MF.
Baca SelengkapnyaMahasiswi KKN dikabarkan diusir warga dari lokasi KKN, lantaran menyebut gadis desa tak ada yang cantik di akun Instagram pribadi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa KKN Universitas Mataram (Unram) 2023 jadi sorotan publik setelah menyebut tak ada yang cantik di Desa Kayangan, Lombok Utara.
Baca SelengkapnyaSelain memiliki paras cantik, Yolanda Tamara juga memiliki deretan prestasi yang membanggakan.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan juga terungkap, salah satu pelaku sempat berpindah sekolah karena terlibat kasus perkelahian.
Baca SelengkapnyaRatusan massa menolak Rocky Gerung mengisi diskusi di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaTak semua orang punya nyali untuk menyatakan cinta ke orang terkasih.
Baca SelengkapnyaPengunggah pun berharap kejadian ini bisa segera ditangani dan mendapatkan perlindungan dari pihak kampus.
Baca SelengkapnyaDia sempat digoda oleh siswa SMA tersebut akan dihalalkan.
Baca SelengkapnyaKorban bullying juga dikenakan sanksi karena dinilai mencoreng nama baik kampus.
Baca SelengkapnyaMDR mengaku tidak mengenal wanita tersebut dan telah menyerahkan daftar nama mahasiswa dan mahasiswi bimbingannya kepada pihak kampus untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaBudi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
Baca Selengkapnya