Aksi mulia tambal jalan rusak, Mbah Dul dapat santunan Rp 500 ribu
Merdeka.com - Budi yang baik akan berbalas kebaikan pula. Itulah yang sedang terjadi pada Abdul Sukur (65), warga Jalan Tambak Segaran Barat, Gg I/27, Surabaya, Jawa Timur.
Ketulusan hatinya selama 10 tahun menambal setiap jalan berlubang tanpa mengharap imbalan, membuatnya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya Lembaga Manajemen Infaq (LMI) yang memberi si pengayuh becak santunan Rp 500 ribu.
Yayasan yang berkantor di Jalan Nginden Intan, Surabaya itu, mengaku terharu dengan sikap dan keikhlasan kakek yang akrab disapa Pak Dul atau Mbah Wek atau Pak Wek (pak tua) itu. Dia begitu telaten menutup jalan berlubang dengan tujuan tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.
-
Kenapa gelandangan itu diberi uang? 'Aku sangat menghargai kejujuranmu. Kamu bisa saja mengambilnya, tapi tidak. Berapa yang kamu butuhkan?' tanyanya.
-
Bagaimana gelandangan itu diberi uang? Diberi Imbalan 'Lima dollar cukup,' ujar sang tunawisma. 'Lima? Bagaimana kalau kamu ambil semuanya? Ini untukmu,' terangnya.
-
Siapa yang memberikan santunan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
-
Kapan rezeki yang datang tanpa dicari terjadi? 'Bayangkan, belum keluar dari rumah, rezeki sudah menjemput kita. Itu terjadi karena keberkahan dari Allah atas usaha dan doa yang kita lakukan,' ungkapnya.
-
Apa itu sedekah? 'Kita tak akan pernah merasa hidup menjadi manusia jika tak pernah merasakan berbagi. Bagikan segala yang kau punya.'
Rabu kemarin (13/5), dua orang perwakilan dari LMI mendatangi bapak enam anak itu di tempat biasa dia mangkal, di Mal ITC Jalan Gembong, Surabaya. "Saya mendengar dari media massa. Kami salut dengan apa yang dilakukan Pak Dul, yang menambal jalan berlubang demi orang lain, tanpa mengharap imbalan," kata Kepala Cabang LMI Surabaya, Muhammad Gurning usai memberi santunan ke Pak Dul.
Pria 34 ini juga mengungkap, dari penelusuran informasi yang dilakukan pihaknya, ternyata selain untuk ibadah, aktivitas kemanusiaan itu Mbah Dul untuk menghibur dirinya saat teringat sang istri yang sudah meninggal dunia 1,5 tahun lalu karena sakit gula.
Saat itu, istrinya dirawat di rumah sakit milik Pemkot Surabaya, RS Swandi. "Meski penghasilannya tak seberapa, dia tidak pernah mengharap imbalan apa-pun dari yang dilakukannya. Kabarnya dia juga sering menolong orang. Itu dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharap imbal balik," ungkapnya salut.
Untuk itu, lanjut dia, kami tergerak untuk membantunya. "Ya memang bantuannya tak seberapa, hanya Rp 500 ribu. Tapi paling tidak bisa meringankan beban ekonominya untuk beberapa hari ke depan," ucapnya.
Sementara Mbah Dul mengatakan aksinya merapikan jalan berlubang bukan semata-mata karena mencari perhatian agar banyak orang yang kasihan kepadanya.
"Saya ini ikhlas, niat ibadah. Bukan untuk ini (dapat uang dari orang) saya melakukan apa yang saya lakukan. Hari ini saya dapat uang segini itu sudah Alhamdulillah," kata Pak Dul sambil menunjukkan lembaran uang kertas pecahan ribuan dan amplop santunan dari LMI.
Dia menilai uang yang didapatnya sebagai rezeki dari Allah. "Kalau dapat, ya itu rezeki dari Allah. Semuanya sudah diatur oleh-Nya. Rezeki itu Allah yang ngatur," ucapnya lugu.
Seperti diberitakan sebelumnya, setelah selesai menarik becak pada pukul 22.00 WIB, Pak Dul beralih profesi menjadi penambal jalan yang berlubang. Setelah menemukan jalan berlubang, dia kemudian mengayuh becak tuanya ke kawasan Pasar Atum atau Tambak Adi untuk mencari bongkahan aspal bekas atau batu kerikil.
Lalu, kakek asli kelahiran Surabaya ini, mengangkut aspal bekas itu dengan becaknya dan menutupi jalan berlobang yang ditemukannya. Dia meratakan jalan dengan cara memukul-mukulnya dengan palu ukuran sedang yang dibawanya dari rumah.
Apa yang dilakukan kakek tujuh cucu ini murni keinginan pribadi bukan suruhan. Dia pun tak pernah mengharap imbalan sepeserpun, meski hidupnya susah. Tiap hari, dari hasil mengayuh becak, dia hanya mendapat Rp 30 ribu. Tapi dia tak pernah mengeluh, hanya syukur yang selalu dipanjatkan atas rezeki yang dia dapat.
Karena aksinya yang nyeleneh itulah, dia kerap dianggap gila. Tak jarang juga dia didamprat orang. Bahkan anggota polisi juga pernah memakinya karena aksinya itu. Apalagi, dia selalu membawa palu. Sehingga dicurigai untuk aksi kejahatan.
"Selama apa yang saya lakukan baik, untuk menolong banyak orang. Saya akan lawan orang yang melarang saya. Palu ini bukan buat kejahatan. Silakan dilihat, di Jalan Gembong, terus di Jalan Bunguran, Semut, itu jalan sudah saya tambal, saya ratakan sama palu," akunya.
"Waktu saya dimarahi polisi karena nambal jalan dan bawa palu, saya bilang, ini jalan bahaya, kalau enggak ada yang tambal, siapa yang tambal. Kalau enggak boleh siapa yang tanggung jawab kalau ada orang kecelakaan. Kalau dilarang, yang kasih tahu orang DPU, suruh tambal. Habis saya bilang begitu, polisi pergi," kenangnya saat dimaki polisi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dewi, istri muda Pak Tarno, menjadi perhatian publik karena tudingan bahwa pernikahannya dengan pesulap tersebut didorong oleh kepentingan materi.
Baca SelengkapnyaHaji Slamet merogoh koceknya senilai Rp50 juta untuk mengecor jalan Tirto sepanjang 87 meter dengan waktu pengerjaan selama tiga hari
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan aksi pengemis wanita yang meminta uang dengan bernyanyi 'A Kasihan A'.
Baca SelengkapnyaSosok pengusaha lulusan SD yang kini sukses bangun bisnis hingga punya 600 karyawan.
Baca SelengkapnyaMbah Karyo mendadak jadi milairder dengan uang Rp19,5 miliar karena 2 rumah dan kebunnya terimbas proyek jalan tol Jambi-Betung.
Baca SelengkapnyaUsai viral dan mendapat bantuan, Ibu Mbal berjanji tidak akan mengemis lagi.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca Selengkapnya