Aksi Nekat Bocah SD di OKI Sumsel Seberangi Sungai Pakai Styrofoam
Merdeka.com - Sebuah video merekam aksi anak-anak SD menyeberangi sungai dengan cara mengayuh styrofoam. Peristiwa mengerikan itu kabarnya diambil di Desa Kuala Sungai Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.
Di dalam video berdurasi 02.03 menit itu nampak tiga anak mengenakan seragam sekolah dilengkapi dengan tas menyeberang sungai besar dan arus cukup deras. Anak-anak itu mengaku pelajar 3 SD dan hendak pulang ke rumah usai sekolah. Bermodal kotak styrofoam yang biasa digunakan untuk penyimpanan ikan dan potongan styrofoam sebagai alat dayung.
Kepala Desa Kuala Sungai Dua Belas, Hartoni, membenarkan video aktivitas anak-anak menggunakan styrofoam untuk menyeberang sungai. Anak-anak di kampung itu, katanya, sudah terbiasa menggunakan styrofoam untuk bermain-main di sungai.
-
Kenapa anak-anak di Desa Gabus Serang harus seberangi sungai? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Apa yang digunakan anak-anak di Desa Gabus Serang untuk seberangi sungai? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Bagaimana cara anak SD di cerita ini menjawab pertanyaan guru? Agung : Bu Guru bertanya siapa yang kentut dan Agung jawab, saya Bu Guruuu…
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Bagaimana anak-anak Desa Gabus Serang seberangi sungai? Rakit ini hanya bisa menampung enam sampai tujuh orang, dengan resiko tinggi. Pasalnya rakit bambu hanya dibuat ala kadarnya, sebagai alat penyeberangan utama. Untuk menggerakannya, seorang operator menarik tali baja yang membentang dari masing-masing ujung Sungai Cidurian.
-
Apa yang diklaim video tersebut? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
"Itu bukan mau berangkat sekolah, tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti di sini. Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah atau beraktivitas lain, orangtuanya orang mampu, bahkan punya speedboat," ungkap Hartoni seperti dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (24/9).
Dikatakan, di desa itu terdapat dua SD dan di dalam video itu berada di Dusun Buntuan yang berada di perairan. Menurut dia, jembatan menuju sekolah bukan prioritas utama mengingat bukan akses utama perlintasan masyarakat.
"Siswanya paling banyak di SD darat, sebagian di Dusun Buntuan. Kami yang berada di perairan seperti ini terbiasa menggunakan transportasi air karena lebih mudah aksesnya, jangan dibesar-besarkanlah," kata dia.
Hartoni menjelaskan, Desa Kuala Sungai Dua Belas terdiri dari beberapa dusun dengan jumlah penduduk mencapai 540 kepala keluarga. Sebagian besar warga menetap di daratan, sebagian lain menyebar di kuala-kuala atau muara laut selat Bangka.
Bagi warga yang menetap di kuala, transportasi utama meraka adalah perahu sampan, getek, dan speedboat.
"Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala. Mata pencarian mereka adalah nelayan dan sarang burung walet, tranportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung walet," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warganet yang berprofesi menjadi guru mengatakan banyak muridnya yang ingin menjadi Damkar
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaMeski dilakukan sederhana, mereka tampak merayakannya dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu yang lalu publik dikejutkan dengan kabar tenggelamnya dua bocah di Brebes.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.
Baca Selengkapnyapihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaDerasnya arus sungai serta tingginya debit air tak menghalangi anak-anak untuk tetap bermain di Kali Ciliwung.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaVideo aksi bullying ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDiduga, barang serupa pulpen itu dijual pedagang keliling yang datang ke sekolah
Baca SelengkapnyaLima siswa sekolah dasar (SD) terseret ombak saat bermain bola di Pantai Bosowa Metro Tanjung Bunga Makassar pada libur Hari Kemerdekaan , Kamis (17/8) sore.
Baca Selengkapnya