Aksi seru anak Purwakarta bermain permainan tradisional
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta kembali memperkenalkan beragam permainan tradisional kepada anak-anak di wilayah itu. Tujuannya ialah mendekatkan kembali permainan masa lalu kepada generasi mendatang ini.
Bertempat di Taman Pesanggrahan Padjadjaran yang berlokasi di Alun Alun Kiansantang Purwakarta, anak-anak disediakan berbagai permainan tradisional mulai dari jalangkungan (egrang), lompat tali dan karet, bebedilan (bedil bambu), kolecer (baling-baling bambu), congklak Kayu, serta permainan tradisional lainnya.
"Biasanya kan main tuh game di HP, bosan juga. Kalau main seperti ini ya banyak teman terus bisa mencoba antara satu permainan dengan permainan lain," kata salah seorang anak perempuan Nona Wisesa di lokasi, Minggu (23/10).
-
Kenapa permainan tradisional di Banyuwangi dilestarikan? Seperti halnya enggrang bambu, enggrang batok, balap karung, congklak, gobak sodor yang dimainkan dalam festival ini. Ipuk juga mengatakan, selain sebagai khazanah kebudayaan, juga menjadi medium edukasi yang efektif untuk melatih kebersamaan dan kebahagiaan.
-
Mengapa permainan tradisional dimasukkan ke kurikulum sekolah di Indramayu? Ini dilakukan agar anak-anak dan remaja bisa melestarikan permainan olahraga tradisional tersebut.
-
Apa tujuan permainan? Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
-
Kenapa peserta Rakor APEKSI Komwil V Kalimantan diajak bermain tradisional? 'Suasana semarak ini dimanfaatkan sebagai ajang silahturahmi antar Wali Kota dana delegasi yang hadir di Tarakan' imbuhnya.
-
Kenapa Pertamina mendorong generasi muda peduli lingkungan? Pertamina mengajak generasi muda untuk dapat memitigasi perubahan iklim sejak dini melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Sekolah Energi Berdikari, hal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
-
Bagaimana caranya agar permainan tradisional diterapkan di sekolah? Nina menambahkan akan mengeluarkan peraturan khusus ini agar olahraga permainan tradisional itu bisa diterapkan secara maksimal di mata pelajaran muatan lokal SD dan SMP.
Selain kalangan anak, digelarnya Kaulinan Barudak (permainan anak-anak) di Taman Pasanggrahan Purwakarta, juga menjadi perhatian kalangan orang tua. Mereka sengaja datang selain mengantar anak - anak mereka, sekaligus bernostalgia dengan masa kecilnya.
"Iya Sengaja datang kesini, pertama mengantar anak agar anak-anak saya kenal permainan yang ada disini. Daripada mereka bermain game online, tubuhnya tidak bergerak, bahkan cenderung mengakibatkan anak-anak kita egois karena dituntut untuk menang. Kalau permainan disini kan ada nilai kebersamaan. Nah keduanya saya ingin bernostalgia dengan masa kecil saya dulu di kampung," kata salah satu orang tua, Dadan Sukmana (39), warga Karanglayung, Kelurahan Nagri Tengah, Purwakarta.
Dirinya mengapresiasi langkah Pemkab Purwakarta yang menyediakan ruang untuk anak-anak bermain, terlebih dengan diadakannya permainan tradisional tersebut. "Tentu kita dukung. Manfaat untuk anak-anak kita besar sekali. Saya sendiri bisa bernostalgia. Kalau diperbanyak tentu bagus," ujar Dadan.
Sementara itu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan, acara ini setiap hari Minggu. Dia berharap dengan adanya ruang bermain bagi mereka maka kecerdasan anak-anak akan terlatih melalui aneka permainan tradisional.
"Dengan dibukanya ruang seperti ini, anak-anak bisa bermain sambil belajar secara bebas dan mereka bisa berekspresi," tutur Dedi.
âªDedi menyebutkan sengaja menyediakan tempat bermain aneka jenis permainan tradisional di Taman Pesanggarahan, Alun Alun Kiansantang Purwakarta, karena saat ini permainan tradisional mulai ditinggalkan oleh anak-anak.â¬
âª"Anak-anak itu harus diarahkan pada pelajaran aplikatif dan pembentukan nalar kreatif, bukan pelajaran akademik. Saya rasa itu bisa diperoleh dari penerapan permainan tradisional," pungkasnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional
Baca SelengkapnyaRatusan anak-anak terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPermainan ini masih lestari di Kabupaten Bandung Barat
Baca SelengkapnyaKonclong merupakan sebutan bagi permainan tradisional di Kampung Adat Dukuh, Garut Selatan.
Baca SelengkapnyaBeberapa permainan tradisional Indonesia ini mulai terlupakan karena tergerus zaman.
Baca SelengkapnyaTak pakai sepatu, anak-anak di Kampung Cengkuk bermain bola dengan egrang bambu.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa yang menjalani KKN di Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember berinovasi menciptakan permainan atau game yang mengasah kepekaan.
Baca SelengkapnyaKampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaAnak-anak di Kampung Pasir Gudang tidak bermain gadget saat mengisi waktu luang, melainkan mencari belut di sawah.
Baca SelengkapnyaPemkab Indramayu memiliki cara untuk menjaga warisan leluhur, yakni dengan memasukkan olahraga tradisional ke kurikulum sekolah.
Baca SelengkapnyaDengan sejarahnya yang kaya dan penyebarannya yang luas, congklak dianggap sebagai permainan kuno yang masih bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca Selengkapnya