Aksi solidaritas petani Kendeng, mahasiswa Banyumas gelar teatrikal
Merdeka.com - Dua perempuan berpakaian daster, berkerudung dan membawa nampan secara tiba-tiba menaburkan serbuk tepung ke puluhan pengunjung di alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (23/3) pukul 22.00 WIB. Dua perempuan itu berulang-ulang meneriakkan kata-kata berbunyi sawah, sebelum akhirnya duduk menangis tersedu-sedu di antara kerumunan.
Peristiwa mengejutkan yang berlangsung satu menit itu adalah penggambaran simbolik tentang pembangunan pabrik semen di Kendeng yang memiliki berbagai ancaman terhadap lingkungan sekitar. Hilangnya sumber mata air dari sungai bawah tanah adalah ancaman terbesar. Tapi debu-debu dari aktivitas pembangunan pabrik juga tak bisa dipandang sepele menjadi gangguan kenyamanan hidup sehari-hari warga Kendeng.
Penaburan serbuk tepung yang dilakukan oleh Teater Teksas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman adalah bagian teror mental yang dipentaskan dalam Malam Budaya Banyumas Peduli Kendeng. Faktanya puluhan pengunjung alun-alun mencoba menghindar dari taburan tepung dan bersikap waspada, padahal warga Kendeng justru mendapati kenyataan tragis mesti bergumul dengan debu-debu kotor industri.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Apa yang terjadi di Kebumen? Di usia senjanya, Supardi (84), warga Kecamatan Rowokele, Kebumen, menghabiskan masa tuanya dengan rutin membersihkan pekarangan rumahnya. Dedaunan yang jatuh berserakan di halaman belakang, ia bakar hingga menjadi abu.Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Bagaimana Kementan bantu petani di Sukabumi? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Program Kementerian Pertanian saat ini menggalakan salah satunya program pompanisasi, program ini bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan Perluasan Areal Tanam (PAT).
-
Kenapa Kemendikbudristek adakan festival ini? Sebagai festival yang bertujuan untuk menggali serta melestarikan identitas budaya Melayu khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, terselenggaranya Kenduri Swarnabhumi 2023 menjadi khazanah bagi kita semua untuk selalu mengingat kejayaan budaya Nusantara di tanah Melayu.
Narahubung Malam Budaya Banyumas Peduli Kendeng, Sujada Abdul Malik mengatakan berbagai elemen masyarakat Banyumas memang sengaja berkumpul di alun-alun Purwokerto sebagai bentuk solidaritas perjuangan petani Kendeng menolak pembangunan PT Semen Indonesia.
Dipilihnya berbagai kegiatan seni dalam aksi solidaritas itu, agar warga Banyumas dapat lebih mudah menghayati, terketuk hatinya, memahami persoalan-persoalan yang dihadapi oleh warga Kendeng.
"Seni kami pandang sebagai alat menyampaikan pesan yang kreatif tapi mampu mengguncang pemikiran," kata Sujada pada Merdeka.com, Kamis (23/3).
Lewat aksi solidaritas itu, juga ingin ditegaskan bahwa perjuangan warga kendeng terkait mempertahnkan tanah sebagai jaminan kepastian hidup. Sebab, pembangunan pabrik semen bakal menggerus 128 HA tanah yang merupakan daerah pemukiman dan 300-400 keluarga bakal terdampak kehilangan tempat tinggal. Kehilangan ini tak dipungkiri, juga bakal memusnahkan mata pencaharian masyarakat Kendeng yang bertumpu pada hasil alam.
"Lewat aksi ini kami ingin menunjukkan luasnya dukungan pada aksi Dipasung Semen Jilid 2 oleh petani Kendeng di depan Istana Negara. Sekaligus penghormatan kami pada almarhum Bu Padmi simbol dan semangat perjuangan rakyat menuntut keadilan," imbuhnya.
Gelaran Malam Budaya Banyumas Peduli Kendeng dalam pantauan merdeka.com, memang syarat dengan kepedulian menyuarakan nasib tragis para petani. Tiga pementasan drama dan musikalisasi puisi tampak memiliki benang merah menyuarakan keresahan ekologi, sosial, politik yang banyak dialami petani. Selain itu, pada para pengunjung alun-alun juga disebarkan informasi kreatif dalam rupa komik strip yang bercerita tentang sawah-sawah petani yang terus diupayakan dicaplok untuk dialihkan sebagai lokasi industri.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Banyuwangi dikenal sangat menjunjung seni dan budaya daerahnya.
Baca SelengkapnyaIni tercermin dari mudahnya menemukan ikon khas adat Sunda seperti seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi
Baca SelengkapnyaMas Adi turut mengapresiasi acara ini sebagai wujud pengisi kemerdekaan khususnya oleh para pemuda.
Baca SelengkapnyaTercatat ada 350 seniman dari 18 kelompok kesenian yang terlibat dalam acara itu.
Baca SelengkapnyaSandur dulunya hiburan petani usai lelah seharian bekerja. Kesenian ini terdiri dari banyak cerita yang tidak bakal habis dipentaskan hingga pagi.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan
Baca SelengkapnyaDesa Wukirsari Kecamatan Imogiri merupakan salah satu desa dengan potensi usaha wayang kulit.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan mengapresiasi antusias masyarakat dan kerja keras seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan tersebut.
Baca SelengkapnyaAcara itu dimeriahkan berbagai agenda yang dipusatkan di Alun-Alun Wates, Kulon Progo.
Baca SelengkapnyaMereka mengangkat cerita tentang hal-hal yang bisa menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan warga.
Baca SelengkapnyaFestival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.
Baca Selengkapnya