Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aktivis di Bali desak Jokowi berikan grasi kepada Merry Utami

Aktivis di Bali desak Jokowi berikan grasi kepada Merry Utami Aksi tolak hukuman mati Merry Utami. ©2016 merdeka.com/chandra iswinarno

Merdeka.com - Koordinator Badan Persiapan Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Provinsi Bali, Retno Dewi desak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan grasi kepada terpidana mati, Merry Utami (MU).

Menurutnya, Merry yang merupakan warga Sukoharjo, Jawa Tengah itu adalah korban kekerasan dalam rumah tangga yang kerap kali dilakukan oleh suaminya.

"MU dipaksa oleh suaminya untuk bekerja di luar negeri menjadi buruh migran/ TKI dan menjadi tulang punggung keluarga. Setelah bekerja dua tahun, MU memilih untuk berpisah dengan suaminya," kata Retno, Sabtu (30/7).

Dia menjelaskan, pada tahun 2001 Merry pergi ke Jakarta untuk melakukan proses kerja di Taiwan yang kedua kalinya. Di Jakarta, Merry berkenalan dengan seorang warga Kanada dan membawanya ke Nepal.

"Di Nepal MU dijebak oleh sindikat narkoba dengan modus dititipkan tas berisi 1,1 Kg heroin tujuan ke Jakarta. Sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, MU ditangkap karena kedapatan membawa heroin dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2002 oleh Pengadilan Negeri Tanggerang," terang Retno.

Saat ini, Merry tengah menunggu giliran untuk dieksekusi oleh regu tembak di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Retno nasib Merry Utami tidak berbeda dengan nasib Marry Jane WN Filipina yang merupakan korban perdagangan manusia dan korban sindikat narkoba.

"Mereka adalah perempuan-perempuan berasal dari pedesaan yang mencoba mencari penghidupan bagi keluarganya dengan menjadi buruh migran di luar negeri," ucapnya.

Dia menambahkan, sulitnya mendapat pekerjaan di Tanah Air, membuat mereka memilih bekerja di luar negeri. Akses informasi yang tidak mudah didapatkan di desa menjadi ajang para calo perdagangan manusia menjebak perempuan desa.

"Catatan terakhir yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri masih ada 229 lebih buruh migran Indonesia yang menghadapi hukuman mati di luar negeri," urai Retno.

Atas situasi tersebut, Seruni dengan tegas menolak pelaksanaan hukuman mati kepada Merri Utami dan kepada buruh migran lainnya. Seruni menuntut kepada Pemerintahan Indonesia memberikan grasi kepada Merri Utami.

"Kita sudah menggalang tanda tangan petisi secara nasional. Petisi tersebut juga ditandatangani oleh organisasi buruh migran di Hong Kong. Nanti akan kita kirimkan kepada Presiden Jokowi," tutup dia.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Buruh Geruduk Kantor Gubernur Bali Saat May Day, Desak Sistem Kerja Kontrak Dihapus
Buruh Geruduk Kantor Gubernur Bali Saat May Day, Desak Sistem Kerja Kontrak Dihapus

Korlap Aksi May Day, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Solidaritas Pekerja Migran Indonesia Padati Kawasan Patung Kuda Tuntut Perlindungan
FOTO: Aksi Solidaritas Pekerja Migran Indonesia Padati Kawasan Patung Kuda Tuntut Perlindungan

Puluhan orang yang tergabung dalam Masyarakat Pencari Kerja menuntut perlindungan untuk Pekerja Migran Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ingin Cari Gaji Besar di Malaysia, Dua Warga Banyuwangi Justru Pulang dalam Kondisi Depresi tanpa Sepeser Uang
Ingin Cari Gaji Besar di Malaysia, Dua Warga Banyuwangi Justru Pulang dalam Kondisi Depresi tanpa Sepeser Uang

Mereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya
Curhat Korban TPPO ke Menteri Jokowi: Diimingi Kerja Petik Buah, Gaji 20 Dolar per Jam di Selandia Baru
Curhat Korban TPPO ke Menteri Jokowi: Diimingi Kerja Petik Buah, Gaji 20 Dolar per Jam di Selandia Baru

Kemensos janji akan memberikan solusi terhadap mereka yang menjadi korban kejahatan TPPO.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Pulangkan WNI Terlibat Judi Online di Luar Negeri, Paling Banyak dari Kamboja dan Myanmar
Pemerintah Bakal Pulangkan WNI Terlibat Judi Online di Luar Negeri, Paling Banyak dari Kamboja dan Myanmar

Pemerintah berupaya memulangkan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja pada bidang terkait judi online di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Upah di Bali Hanya Rp3 Juta per Bulan, Pekerja Keberatan Jika Harus Dipotong 3 Persen untuk Tapera
Upah di Bali Hanya Rp3 Juta per Bulan, Pekerja Keberatan Jika Harus Dipotong 3 Persen untuk Tapera

Kebijakan Tapera kurang tepat bila di Bali, kendati mayoritas pekerja di Bali rata-rata memiliki rumah di kampung.

Baca Selengkapnya
Cerita Pilu Pekerja Migran Ingin Pulang Usai Dikasari Majikan & Disuruh Makan Sampah, Minta Bantuan Jokowi
Cerita Pilu Pekerja Migran Ingin Pulang Usai Dikasari Majikan & Disuruh Makan Sampah, Minta Bantuan Jokowi

Pihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen

Baca Selengkapnya
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'

Keluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.

Baca Selengkapnya
Wamenaker: Peningkatan SDM Diperlukan untuk Perluas Kesempatan Kerja
Wamenaker: Peningkatan SDM Diperlukan untuk Perluas Kesempatan Kerja

Alasan perluasan pekerja ke luar negeri itu dikarenakan kurangnya kesempatan bekerja di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Hindari Tawaran Bodong Bekerja di Luar Negeri, Ini Tips Agar Tidak Menjadi Korban
Hindari Tawaran Bodong Bekerja di Luar Negeri, Ini Tips Agar Tidak Menjadi Korban

Tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan menawarkan pekerjaan dan modus-modus lain semakin marak terjadi.

Baca Selengkapnya
Cerita Pahit Lusi Korban TPPO di Negeri Jiran, Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Cerita Pahit Lusi Korban TPPO di Negeri Jiran, Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji

Cerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji

Baca Selengkapnya