Aktivitas Anak Krakatau Tinggi, Pelayaran di Selat Sunda Tak Terganggu
Merdeka.com - Aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tinggi hingga berstatus waspada. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas radius 2 km dari puncak kawah.
"Saat ini gunung anak krakatau masih melontarkan lava pijar secara terus menerus jadi radius 2 km dari puncak lahar tidak boleh ada aktivitas," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (25/12).
Ia menambahkan, aktivitas gunung anak Krakatau saat ini juga masih berpotensi Tsunami susulan. Sehingga, masyarakat dilarang keras beraktifitas di sepanjang pantai.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa Gunung Kelimutu berstatus waspada? Potensi ancaman bahawa Gunung Kelimutu saat ini adalah erupsi freatik dan magmatik yang menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter.
-
Apa yang terjadi di Selat Sunda? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di perairan Selat Sunda sedang tidak stabil. Kondisi ini mengakibatkan munculnya gelombang setinggi 2,5 sampai 4 meter.
-
Kapan Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas terakhir? Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019.
-
Mengapa superbenua vulkanik berbahaya bagi makhluk hidup? Para peneliti mengungkapkan, jika hal ini terjadi lagi maka Pangea Ultima akan menjadi super benua yang dipenuhi dengan gunung berapi dan melepaskan banyak karbon dioksida. Maka dengan adanya peristiwa itu menjadikan kondisi Pangea Ultima tidak ramah lagi bagi mamalia.
-
Mengapa Gunung Semeru masih berstatus siaga? Berdasarkan kondisi ini, PVMBG masih menempatkan status Gunung Semeru pada Level III atau Siaga.
Kendati intensitas dari aktivitas gunung anak Krakatau masih tinggi, Sutopo mengatakan hal itu tidak mengganggu pelayaran di Selat Sunda. "Tidak mengganggu pelayaran di Selat Sunda," tukasnya.
Sebelumnya hal senada juga dikatakan Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Kristianto yang menyebut aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tinggi. Hingga kini, status Gunung Anak Krakatau masih level dua, alias Waspada.
"Sampai sekarang aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tinggi, karena erupsi masih terjadi, aliran larva, lontaran material pijar, suara dentuman masih ada," ujar dia di Kantor Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pemantauan Gunung Api Anak Krakatau.
Menurut dia, wajar jika masyarakat masih resah dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Jika kondisi sedang sepi, maka suara dentuman kencang dari Gunung Anak Krakatau bisa terdengar hingga puluhan kilo meter.
"Aktivitas seperti ini berlangsung dari bulan Juni. Paling tinggi malah di bulan September dan Oktober dentumannya. Kaca sampai getar," kata dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi disertai letusan dengan ketinggian hingga 1 kilometer di atas puncak Mahameru pada Kamis pagi.
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaErupsi terjadi dengan durasi waktu tercatat selama 127 detik pada Sabtu malam pukul 22.13 WIB.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca Selengkapnya