Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Alami Peningkatan Dibanding Minggu Lalu
Merdeka.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merilis laporan pemantauan Gunung Merapi pada periode 20 hingga 26 November 2020. Dari data yang dirilis oleh BPPTKG Yogyakarta, diketahui bahwa intensitas kegempaan pada periode ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya membenarkan bahwa intensitas kegempaan di Gunung Merapi lebih tinggi dari minggu lalu.
"Dalam minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 277 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 2464 kali gempa Fase Banyak (MP), 4 kali gempa low frekuensi (LF), 340 kali gempa guguran (RF)," ujar Hanik, Jumat (27/11).
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Bagaimana perubahan Merapi diukur? Perubahan itu terjadi akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran. Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (10/7), Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa perubahan itu teramati berdasarkan hasil analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, dan Babadan 2 periode 30 Juni hingga 6 Juli 2023.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi? Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
-
Dimana perubahan Merapi terlihat? Perubahan itu terjadi akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran. Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (10/7), Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa perubahan itu teramati berdasarkan hasil analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, dan Babadan 2 periode 30 Juni hingga 6 Juli 2023.
"541 kali gempa embusan (DG) dan 9 kali gempa tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibanding minggu lalu," sambung Hanik.
Dari data BPPTKG periode 13 sampai 19 November 2020, Gunung Merapi tercatat 262 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.939 kali gempa Fase Banyak (MP), 7 kali gempa Low Frekuensi (LF), 441 kali gempa Guguran (RF), 352 kali gempa Hembusan (DG) dan 8 kali gempa Tektonik (TT).
Sementara dari data BPPTKG pada periode 6 hingga 12 November 2020, Gunung Merapi mengalami 244 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 2189 gempa fase banyak (MP), 9 kali gempa low frekuensi (LF), 385 kali gempa guguran (RF), 403 kali gempa hembusan (DG) dan 6 kali gempa tektonik (TT)
Selain itu Hanik menambahkan bahwa dalam periode sepekan, terjadi guguran sejauh 1 kilometer di Gunung Merapi. Guguran ini terjadi pada tanggal 22 November 2020 pukul 06.48 WIB. Hanik merinci guguran ini mengarah ke Hulu Kali Lamat dan teramati dari Pos Pemantauan Babadan, Jawa Tengah.
Hanik menambahkan bahwa terjadi pula perubahan morfologi area puncak Gunung Merapi. Kondisi ini ditandai dengan runtuhnya sebagian kubah lava Gunung Merapi di era erupsi tahun 1954.
"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi sehingga statusnya ditetapkan pada tingkat aktivitas Siaga," ucap Hanik.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," imbuh Hanik.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hendra mengatakan, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum 700 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa dangkal juga terekam di Gunung Ibu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu siang pukul 12.40 WIB. Namun, tinggi kolom abu tidak bisa teramati.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi sejak 3 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca Selengkapnya