Aktivitas Terakhir Dian saat 3 Anggota Keluarga jadi Mayat di Kalideres
Merdeka.com - Misteri kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres satu per satu terkuak. Merunut waktu kematian, Dian Febbyana (42) yang wafat terakhir. Dian juga masih sempat melakukan aktivitasnya sebelum meninggal.
Adapun urutan kematian empat anggota tersebut dimulai dari Rudyanto Gunawan (71), sang istri Reni Margaretha (66) lalu paman Budyanto Gunawan (68).
Ketua Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (APSIFOR), Reni Kusumowardhani menceritakan mulanya saat turut mengunjungi TKP melihat kondisi rumah tampak rapih dan bersih layaknya rumah yang terawat. Usai dirinya melakukan penelitian hal tersebut merujuk pada Dian yang merupakan orang terakhir tewas.
-
Kapan Dina Mariana meninggal? Dina Mariana, seorang artis dan penyanyi yang pernah terkenal, meninggal dunia pada 3 November 2024.
-
Kapan mayat tersebut ditemukan? Tulang belulang ditemukan di posisi sepanjang pagar taman dengan lebar 40 cm dan kedalaman tinggi 40 cm. Para pekerja pun langsung melaporkan temuan tersebut ke Polisi. 'Di situ ditemukan karung goni, kemudian ditarik dan ternyata berisi tengkorak kepala manusia,' kata Hariyadi, pekerja bangunan, Kamis (14/3).
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
"Rumah begitu rapih tertata sampai posisi lemari, susunan pakaian terlihat tertata. Tampak seperti rumah yang sehari-sehari diberesin," ujar Reni saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/12).
Terlebih, Reni mengungkapkan Dian masih sempat merawat ibunya yang sudah sudah tekujur kaku. "Masih juga merawat ibunya, masih mengganti kalender. Dia juga masih belanja makanan di bulan Agustus masih beli nugget," lanjut dia.
Reni menilai bahwa tindakan dari Dian merupakan bentuknya rasa mempertahankan hidupnya sehingga tidak ada unsur kesengajaan untuk bunuh diri atau semacamnya.
"Itu yang kemudian memperkuat data-data lain bahwa tidak ada bunuh diri di situ. Termasuk si Dian ini yang terakhir meninggal. Meskipun dalam kedaan yang kepepet gitu tapi insting bertahan hidup itu masih ada," jelas Reni.
Penyebab Kematian
Dokter Forensik RSCM atau FKUI, Ade Firmansyah Sugiharto mengatakan, Dian meninggal dunia karena kelainan pada paru-paru. Temuan terbaru, Dian meninggal terakhir jika dibandingkan dengan ketiga jasad lainnya.
"Gambaran organ makroskopik saat pembedahan maupun hispatologi forensik dengan jelas kita meyakinkan sekali bahwa sebab kematiannya adalah kelainan di paru tersebut," kata Ade.
Kesimpulan Ade merujuk pada hasil pembedahan. Hasil bedah menunjukkan ditemukan adanya perlengketan pada paru dengan dinding dada Dian. Kondisi ini biasanya terjadi akibat peradangan atau paru-paru kronis.
"Nah ini kalau dilihat dari gambaran hispatologi forensiknya, ternyata ada bintik-bintik hitam yang berada di potongan jaringannya. Ini biasa terjadi pada kondisi pneumokoniosis," jelasnya.
Menurut Ade, pneumokoniosis disebabkan banyak hal. Salah satunya, terlalu lama menghirup asbes dan silika.
Khusus pada kasus yang dialami Dian, kemungkinan akibat terlalu lama menghirup bedak talcum. Ade menyebut, temuan di tempat kejadian perkara, terdapat bedak talcum yang tak jauh dari posisi jenazah Dian.
Selain itu, sebelum meninggal dunia Dian selalu memberikan bedak kepada ibunya. Aktivitas itu membuat terjadinya peradangan menahun dialami Dian akibat menghirup serbuk atau bedak diberikan kepada ibunya.
Tewas Bukan Karena Kelaparan atau Kekerasan
Pemeriksaan forensik juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka-luka terhadap keempat jasad. Hasil pengecekan organ tubuh keluarga Rudyanto dipastikan tidak ada bahan bahan beracun atau berbahaya pada tubuh keempatnya.
Sedangkan dari analisis feses, ditemukan karbohidrat dan serat pada Budyanto dan Dian. Temuan ini menyangkal kabar keluarga tersebut meninggal karena kelaparan.
Hasil penyelidikan polisi juga memastikan satu keluarga ini meninggal tak terkait sekte tertentu. Temuan benda klenik serta obat diyakini merupakan kepercayaan keluarga tersebut untuk menyembuhkan penyakit.
Namun temuan benda klenik itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab ritual yang dilakukan keluarga Rudyanto Cs, kerap dilakukan masyarakat pada umumnya.
Temuan-temuan hasil penyelidikan tersebut dipastikan polisi keluarga Rudyanto meninggal dalam cara wajar. Polisi menghentikan penyelidikan kasus tersebut dan akan menyerahkan jenazah kepada keluarga.
Tidak Ada Unsur Pidana
Polisi memastikan tak ada unsur pidana terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Oleh karena itu, penyelidikan terkait kematian keluarga Kalideres dihentikan polisi.
"Oleh karenanya rekan-rekan sekalian hasil penyelidikan kami tidak ada peristiwa pidana maka kasus ini ke depan akan kami hentikan penyelidikannya," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Hengki mengatakan bahwa tidak ditemukan peristiwa pidana maupun perbuatan melawan hukum terkait kematian satu keluarga itu berdasarkan penyelidikan polisi menggandeng tim ahli dari sosiolog, psikolog hingga laboratorium forensik Polri.
Selain itu, hasil penyelidikan juga tak ditemukan motif ataupun alasan kematian empat orang tersebut apakah bunuh diri maupun tidan pidana lain yang ditemukan seperti kasus pembunuhan pada umumnya.
Hengki menyebut berdasarkan hasil penyelidikan berbasis scientific crime investigation tersebut ditemukan bahwa kematian satu keluarga di Kalideres itu wajar dalam kondisi tak wajar.
"Jadi merupakan fenomena cukup unik. Bagi kami pengalaman yang sangat berarti dan sangat jarang ditemukan kasus seperti ini oleh karenanya ke depan kita akan bekerja sama dengan kampus menyelidiki fenomena ini," kata Hengki.
Baca juga:Merunut Rentang Waktu Kematian Satu Keluarga di KalideresAkhir Cerita Maut di Rumah KalideresVIDEO: Kematian Keluarga Kalideres jadi Kasus Langka di Indonesia, Ini AlasannyaKasus Ditutup, Polisi Koordinasi Pengembalian Jenazah Sekeluarga Tewas di KalideresPolisi Ungkap Kendala Penyelidikan Kasus Sekeluarga Tewas Kalideres (mdk/ray)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 10 ambulans berjalan beriringan. Rombongan keluar dari exit Tol Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaSebelum melakukan aksi yang bikin geger jagat maya itu, korban sempat beribadah di klenteng.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah ingin mengakhiri hidupnya, setelah mengetahui empat anak yang dikunci di dalam kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaLaporan kasus KDRT tersebut diterima Polsek Jagakarsa sebelum penemuan mayat.
Baca SelengkapnyaKematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah.
Baca SelengkapnyaSekuriti mal menyaksikan korban dalam keadaan tak sadarkan diri dimasukkan ke bagasi.
Baca SelengkapnyaPemakaman dilakukan setelah proses autopsi rampung.
Baca SelengkapnyaPetugas kepolisian sudah selesai melakukan pemeriksaan terhadap jasad keempat korban untuk kebutuhan penyidikan.
Baca Selengkapnya"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres, oleh karenanya pola sama, ditemukan jenazah sudah rusak," kata Kombes Pol Hengki.
Baca SelengkapnyaKeempat jasad bocah ini terungkap setelah polisi mendapatkan laporan dari masyarakat yang mencium bau menyengat dari TKP.
Baca Selengkapnya