Alami Pendarahan, Balita di Sulsel Diduga jadi Korban Kekerasan Seksual
Merdeka.com - Sebuah unggahan menarasikan seorang balita di Jeneponto menjadi korban kekerasan seksual beredar di media sosial. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulawesi Selatan (Sulsel) turun melakukan pendampingan.
Dalam unggahan tersebut, pengunggah menuliskan balita tersebut menjadi korban kekerasan seksual. Tak hanya itu, pengunggah juga menuliskan bahwa ayah dan ibu balita tersebut sudah bercerai.
Kepala P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan sudah menerima laporan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Jeneponto tentang unggahan tersebut. Dia mengungkapkan, balita tersebut dilaporkan mengalami luka pendarahan pada organ vitalnya.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
"Teman-teman dari DP3A Jeneponto sudah menemui keluarga korban di rumah sakit. Kita rujuk ke rumah sakit Unhas karena ada dokter spesialis bedah anak," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (15/3).
Menurut Meisy, pendarahan pada organ vital balita tersebut diduga akibat adanya tindak kekerasan seksual. Kasus tersebut terungkap saat tante korban mendengar tangisan.
"Saat itu bibi korban mendengar tangisannya dan dikira karena sedang kencing. Tetapi, saat akan ganti celana korban, bibinya ini terkejut karena ada darah," bebernya.
Meisy menduga terduga pelaku merupakan kerabat korban. Sebelum korban mengalami pendarahan dijaga oleh sepupunya.
"Tapi itu kita serahkan kepada polisi untuk menyelidiki. Karena sudah ada (saksi) yang diperiksa (polisi)," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3APPKB) Sulsel, Fitriah Zainuddin mengatakan, bahwa korban sudah menjalani visum di Jeneponto.
"UPT PPA Sulsel sudah berkoordinasi dengan Kanit PPA Polres Jeneponto dan P2TP2A Jeneponto. Saat ini korban sudah dirujuk dari RS di Jeneponto untuk mendapatkan penanganan di RS Unhas," katanya.
Fitriah menegaskan pihaknya memberikan pendampingan dan kontrol kesehatan kepada korban selama menjalani perawatan di rumah sakit.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat pencabulan terjadi, istri pelaku turut memegani tangan korban.Seusai dicabuli, korban disuruh berjalan jongkok oleh terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaVideo balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca Selengkapnyabalita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.
Baca SelengkapnyaMS merupakan tante korban atau adik kandung dari Bintang Situmorang, ibu korban.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil ditangkap di kawasan Jakarta Timur, Selasa (2/4) siang hari tadI
Baca SelengkapnyaKondisi anak perempuan berinisial N (7) yang diduga menjadi korban pencabulan oleh ayah tirinya seringkali terlihat murung.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaEmosi RA kerap kali tidak terkontrol saat H yang masih tiga tahun itu menangis.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca Selengkapnya