Alasan Tidak Mau Divaksinasi, 56,8 Persen Masyarakat Takut Efek Samping
Merdeka.com - Pemerintah kembali melaporkan perkembangan data penerima vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Vaksinasi Covid-19 merupakan langkah pemerintah untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat.
Tercatat, hingga Sabtu (8/5) sebanyak 13.284.422 orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, atau bertambah 147.736 dibanding satu hari sebelumnya. Sementara penerima vaksin Covid-19 dosis kedua bertambah 127.595 orang menjadi 8.583.854 orang. Pemerintah menargetkan 40.349.049 orang mendapat vaksinasi Covid-19.
Namun tak sedikit masyarakat yang menolak atau takut disuntik vaksin covid-19. Lembaga survei Puspoll Indonesia merilis hasil survei mengenai alasan tidak bersedia disuntik vaksin meski diberikan secara gratis.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Apa itu kuesioner? Kuesioner adalah sebuah instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden.
-
Di mana tim peneliti akan melakukan survei? Sebagai bagian dari proyek ini, tim yang terdiri dari para ahli dari beberapa institusi di Amerika Serikat dan Pusat Penelitian Bentang Alam Terendam (SLRC) Universitas Bradford di Inggris akan melakukan survei lepas pantai di Teluk Meksiko.
-
Kapan kuesioner digunakan? Kuesioner dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti penelitian kuantitatif atau kualitatif, survei kepuasan pelanggan, evaluasi kinerja, dan lain-lain.
-
Bagaimana cara membuat kuesioner yang efektif? Tujuan penyusunan kuesioner adalah guna memperbaiki bagian-bagian yang kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden.
Hasilnya, sebanyak 56,8 persen responden mengaku takut terhadap efek samping vaksinasi dan 30,5 persen responden mengaku ragu terhadap tingkat efektivitas vaksinasi.
Sementara, sebanyak 8,8 persen responden mengaku takut vaksin tidak halal. Sebanyak 3,9 lainnya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
"Sebanyak 56,8 persen responden mengatakan takut terhadap efek samping vaksinasi. Sementara itu, 30,5 persen responden mengatakan meragukan efektivitas vaksin," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, Sabtu (8/5/2021).
Kesimpulannya, kata Tanja, mayoritas masyarakat percaya bahwa vaksin dapat mencegah manusia tertular dari virus corona. Namun masih ada masyarakat yang tidak bersedia untuk divaksinasi.
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 21-30 April 2021, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel 1.600 responden.
Adapun sampel yang ditentukan dengan acak bertingkat (multistage random sampling). Dengan margin of error +/- 2,5% dan tingkat kepercayaan 95%.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka
Baca Selengkapnya