Cari korban KM Sinar Bangun, Basarnas akan datangkan lagi alat canggih milik TNI AL
Merdeka.com - Badan SAR akan kembali mendatangkan peralatan canggih berupa "multibeam side scan sonar" atau pemindai sonar untuk menemukan korban tenggelam KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara.
Tim SAR gabungan telah menggunakan peralatan milik TNI Angkatan Laut tersebut dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, sejak Jumat (22/6) pagi. Namun, hingga Sabtu (23/6) malam, belum ditemukan lagi korban kapal yang mungkin sudah meninggal. Hingga kini, jumlah penumpang yang ditemukan baru 22 orang yang terdiri atas tiga penumpang tewas, sedangkan 19 orang lainnya selamat, termasuk nakhoda KM Sinar Bangun.
Dari data di posko penanganan, identitas tiga korban tewas itu adalah Tri Suci Wulandari (24) warga Aceh Tamiang, Fajryanti (47) warga Kota Binjai, dan Indah Juwita Saragih (22) warga Sidamanik, Simalungun.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Namun pada 11 Juli, kapal itu mengalami kecelakaan di mana terjadi kebocoran pada tubuh kapal. Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kenapa kapal Kanaan itu tenggelam? 'Kapal tersebut tampaknya tenggelam dalam kondisi kritis. Kemungkinan karena badai atau upaya serangan pembajakan di Akhir Zaman Perunggu.'
-
Kapal apa yang tenggelam di Selayar? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dilansir Antara, sebanyak 19 nama korban yang selamat adalah adalah M. Fikri (21) warga Indrapura, Kabupaten Batubara, Heri Nainggolan (23) warga Panei Tingkah, Kabupaten Simalungun, Jamuda (17) warga Bunga-bunga, Hernando Lingga (24) warga Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, dan Sri Santika (26) warga Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
Korban lainnya, Rahma Saputra (22) warga Indrapura, Kabuoaten Batubara, Rini Sijabat (26) warga Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Tinambung Situmorang (16) warga Aeknopan, Kabupaten Labuhan Baru Utara, Hermanto Turnip (27) warga Tigaras, Kabupaten Simalungun, dan Suhendra (22) warga Kota Pematang Siantar.
Selain itu, Santi Sianturi (23) warga Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang, Dedi Setiawan (22) warga Lubuk Pakam, Hafni (29) warga Pematang Siantar, Toni (29) warga Kota Pinang, dan Roni (17) warga Raja Nihuta. Berikutnya, Rudi Wibowo (22) Kota Binjai, Josua Sinaga (18) warga Kota Binjai, dan Juwita Morga (24) warga Aceh Tamiang. Identitas seorang lagi korban selamat yang merupakan nakhoda KM Sinar Bangun tidak dipublikasikan.
Seluruh korban yang ditemukan dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun untuk dirawat dan diidentifikasi. Masyarakat yang terdiri atas warga sekitar dan keluarga korban masih banyak yang menyaksikan sekaligus menantikan hasil pencarian tim SAR gabungan.
Untuk mempercepat penemuan KM Sinar Bangun dan penumpangnya yang ikut tenggelam pada tanggal 18 Juni 2018, Basarnas berencana mendatangkan "scan sonar" lagi.
Menurut Kepala Kantor SAR Medan Budiawan, dalam operasionalnya, pemindai sonar tersebut dibawa dan diletakkan pada sebuah kapal, lalu diturunkan dengan alat seperti crane ke perairan Danau Toba.
Untuk lebih memaksimalkan pencarian, pihaknya berencana mendatangkan satu lagi alat pemindai sonar dari Kantor SAR Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Dengan pemanfaatan dua alat pemindai sonar tersebut diharapkan penyelamatan penumpang penemuan fisik KM Sinar Bangun lebih cepat dilakukan. Hingga hari keenam penyelamatan, pihaknya berupaya memperluas lokasi pencarian dari titik awal tenggelamnya KM Sinar Bangun.
"Direncanakan, luas pencariannya sekitar 10 s.d. 20 km," katanya.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M. Syaugi mengatakan bahwa pihaknya sangat serius untuk mencari seluruh penumpang KM Sinar Bangun.
Pencarian penumpang tidak hanya di atas permukaan air, tetapi juga di bawah air dengan menggunakan peralatan khusus.
Basarnas juga telah mengerahkan helikopter untuk menyisiri seluruh Danau Toba, termasuk pinggiran danau yang dikelilingi tujuh kabupaten tersebut.
Basarnas juga selalu mengumpulkan data dari masyarakat, nelayan, dan saksi yang menyaksikan tenggelamnya kapal yang berlayar dari pelabuhan Tigasras di Kabupaten Simalungun menuju Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir itu.
Basarnas mengalami masalah utama adalah kedalaman Danau Toba yang tidak bisa diselami dengan manusia biasa.
Berdasarkan pengalaman teknis selama ini, kemampuan maksimal manusia untuk menyelam hanya 50 meter, sedangkan lokasi yang diselami melebihi dari batas kemampuan manusia, Kondisi itu berbeda dengan penyelaman dalam peristiwa Air Asia beberapa waktu lalu sekitar 30 meter sehingga bisa diselami petugas.
Dengan keterbatasan manusia tersebut, Basarnas menggunakan peralatan berupa "multibeam side scan sonar" yang mampu mendeteksi hingga 600 meter.
Dengan peralatan milik TNI Angkatan Laut itu, Basarnas akan menyapu lokasi tenggelamnya kapal secara bolak-balik hingga bisa melihat posisi kapal.
Penemuan kapal tersebut sangat penting karena berdasarkan keterangan penumpang yang selamat, penumpang lain tidak mampu menyelamatkan diri diperkirakan terperangkap di dalam kapal.
Dengan penggunaan "multibeam side scan sonar" secara bolak-balik menyusuri di bawah permukaan air Danau Toba, diharapkan dapat ditemukan titik terang.
Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi barang-barang yang ada di bawah air, termasuk KM Sinar Bangun yang dilaporkan membawa penumpang lebih dari 100 orang itu.
Setelah mendapatkan gambar melalui melalui penggunaan "multibeam side scan sonar" dan diyakini betul sebagai fisik KM Sinar Bangun, baru dilakukan pengangkatan.
"Apakah orangnya atau kapalnya? Urusan belakangan. Yang penting ditemukan dahulu titik lokasi," kata perwira tinggi TNI Angkatan Udara itu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaTim masih mencari korban lain yang diperkirakan tersisa satu orang
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca Selengkapnya