Alat deteksi tsunami di Sulteng rusak karena vandalisme
Merdeka.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo menyayangkan, atas tak berfungsinya alat deteksi tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng). Menurut Sutopo, sejak 2012 silam alat deteksi tersebut sudah rusak.
"Untuk mengukur parameter rusak, silakan berkoordinasi ke Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Tanyakan ke mereka. Bukan BMKG dan BNPB," kata Sutopo di Kantor BNPB Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (1/10).
Rusaknya alat itu dinilai Sutopo karena ulah masyarakat yang berperilaku vandalisme.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan alat peringatan tsunami? Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,' kata Agus.
-
Kenapa Bantul kekurangan alat peringatan dini tsunami? 'Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,' kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Kerusakan apa yang terjadi akibat gempa Bantul? Bupati Halim menambahkan dampak dari gempa tersebut sebagian besar mengakibatkan kerusakan rumah ringan, rata-rata pada bagian atap. Sementara itu bangunan utama tetap utuh.
-
Apa yang rusak akibat gempa Batang? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
-
Apa penyebab gempa Sangihe? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiksika (BMKG) menyatakan gempa itu dipicu aktivitas deformasi batuan.
"Kenapa rusak? Banyak mengalami vandalism seperti sensor diambil, lampu kedap kedip diambil. Buat tambatan kapal. Biaya maintenance berkurang. Sejak 2012 rusak," katanya.
Meskipun alat deteksi rusak, Early warning sistem tsunami tetap ada. Tanpa alat pendeteksi tsunami, lanjut Sutopo, peringatan tsunami tetap berjalan.
Lebih lanjut, Sutopo mengatakan, setiap stakeholder mempunyai ukuran masing-masing atas akan adanya tsunami.
"Berdasarkan parameter, begitu gempa terjadi di atas 7 SR kedalaman 2 km, di zona seduksi lalu kami disampaikan ke publik. Tapi BMKG juga punya ukurannya, kapan waktunya, daerah terdampak serta lokasi gempanya di mana," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tembok pos pantau pintu air penyaringan Palmerah, Jakarta Barat ambruk akibat hujan deras
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami.
Baca SelengkapnyaAlat yang hilang berupa enam buah accu, dua buah solar panel, dan satu buah regulator solar panel.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaPantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tersebar di 33 lokasi.
Baca SelengkapnyaSemua pengeras suara masjid di sepanjang pesisir setempat akan difungsikan sebagai pengganti sirine tsunami.
Baca SelengkapnyaMapolsek Sulamu di Kabupaten Kupang juga rusak parah.
Baca SelengkapnyaBantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar
Baca SelengkapnyaDua Warga Toraja Utara Meninggal Tersapu Tanah Longsor, Satu Masih Hilang
Baca Selengkapnya