Alat deteksi tsunami hilang, polisi duga ada aksi vandalisme
Merdeka.com - Sejumlah alat deteksi dini tsunami yang ada di sejumlah daerah dikabarkan tak berfungsi bahkan hilang. Polisi menyelidiki dugaan vandalisme atau perusakan di balik hilangnya alat tersebut.
"Ini akibat dari vandalisme nelayan yang menambatkan perahunya di situ padahal itu tidak boleh disentuh," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10).
Bukan itu saja, beberapa nelayan juga mengambil komponen pada alat tersebut. "Ada yang mengambil untuk solar cell, dikira cermin, terus diambil. Ini vandalisme. Jadi memang perlu pembelajaran," kata Setyo.
-
Kenapa Bantul kekurangan alat peringatan dini tsunami? 'Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,' kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan alat peringatan tsunami? Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,' kata Agus.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa Gempa Bantul jadi alarm? “Gempa malam ini merupakan alarm yang mengingatkan kita bahwa zona subduksi di selatan Jawa memang masih aktif,“ kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dikutip dari ANTARA.
-
Siapa yang mengadakan sosialisasi mitigasi bencana di Dukuh Nusupan? Terkait kondisi itu, tim mahasiswa PPK Ormawa ISI Surakarta Program Studi Desain Interior mengadakan sosialisasi edukatif kepada warga Dukuh Nusupan yang bekerja sama dengan BPBD Sukoharjo.
-
Siapa yang mengimbau warga untuk siapkan Tas Siaga Bencana? Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel, Sutang Suprianto menyebut, salah satu langkah sederhana yang dapat masyarakat lakukan dengan mempersiapkan Tas Siaga Bencana (TSB).
Jenderal bintang dua itu menilai, masih banyak masyarakat yang awam soal urgensi alat pendeteksi dini tsunami tersebut. Karena itu, pihak berwenang perlu memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat terkait hal itu.
"Perlu pemahaman kepada seluruh masyarakat untuk ikut menjaga mengenai alat-alat yang berfungsi untuk umum, karena ini penting sekali," ucapnya.
Sebagai gantinya, lanjut Setyo, pemerintah menyiapkan teknologi baru untuk deteksi dini tsunami. Alat tersebut tengah dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
"Ke depan rencananya tidak menggunakan Buoy lagi, tapi dimasukkan di dalam atau di dasar laut menggunakan paper optik yang sedang dibangun dari Kominfo. Nanti ditaruh di dasar laut, sehingga kemungkinan dirusak atau hilang kecil," tuturnya.
Kendati, Polri memastikan akan terus mengusut kasus hilang dan rusaknya alat deteksi dini tsunami tersebut. "Tetap Polri akan menyelidiki, dalam hal ini Direktorat Polair akan menyelidiki info tersebut," jelas Setyo.
Kabar hilang dan rusaknya Buoy ini bergulir pascabencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, tidak ada bunyi sirine peringatan saat tsunami terjadi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho juga menyebut, banyak alat deteksi dini di Indonesia yang rusak sejak 2012. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan juga menyebut, beberapa buoy hilang dicuri.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaSemua pengeras suara masjid di sepanjang pesisir setempat akan difungsikan sebagai pengganti sirine tsunami.
Baca SelengkapnyaTindakan ini tidak hanya membahayakan bagi diri sendiri, namun juga masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaSejumlah benda diduga bom rakitan tersebut akhirnya diamankan tim Gegana Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama Unit Inafis Polres Poso.
Baca SelengkapnyaHingga tahun ini BPBD belum bisa melakukan pengadaan EWS baru karena harganya mahal
Baca SelengkapnyaDi Jawa Timur terdapat 8 daerah di pesisir selatan yang berpotensi terdampak gempa megathrust, salah satunya Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaAdanya arus balik bisa membahayakan wisatawan yang bermain di pinggir pantai.
Baca SelengkapnyaAlat yang hilang berupa enam buah accu, dua buah solar panel, dan satu buah regulator solar panel.
Baca SelengkapnyaWarga Wisma Asri Bekasi curiga benda berkabel itu bom rakitan
Baca SelengkapnyaAlat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor
Baca Selengkapnya