Alissa Wahid minta politikus tak mainkan isu agama di Pemilu 2019
Merdeka.com - Dewan Pembina Wahid Institut, Alissa Wahid mengingatkan saat ini banyak politikus yang memainkan isu sentimen agama jelang Pemilu 2019, dengan tujuan untuk mendulang suara dalam Pemilu 2019.
"Saat ini banyak politisi yang memainkan sentimen agama. Mereka terang-terangan memainkan sentimen agama untuk mendulang suara dan menarik simpati dari masyarakat," ujar Alissa Wahid usai menjadi pembicara dialog keberagaman yang diadakan oleh alumni SMA Kolese De Britto, Yogyakarta, Kamis (26/7).
Alissa menyampaikan permainan sentimen agama ini nantinya hanya akan menguntungkan para politikus belaka. Mereka dianggap berhasil meraih kemenangan dan kekuasaan dengan memainkan sentimen agama. Sedangkan korbannya adalah masyarakat bawah.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Siapa yang terlibat dalam Pemilu? Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekanisme fundamental dalam sistem demokrasi yang memungkinkan warga negara untuk secara langsung atau tidak langsung memilih para pemimpin dan wakilnya.
-
Siapa yang berperan dalam Pemilu? Penyelenggaraan Pemilu harus dilakukan secara mandiri oleh lembaga penyelenggara, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
-
Siapa yang memiliki peran penting dalam Pemilu? Keterlibatan rakyat dalam memilih pemimpin melalui Pemilu juga merupakan ekspresi dari hikmat kebijaksanaan dalam pembentukan pemerintahan, yang menjadi salah satu nilai utama dari Sila Ke-4 Pancasila.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
"Luka kebencian yang ada di masyarakat (karena sentimen agama) tidak terobati. Itu bahayanya," ungkap Alissa.
Alissa menyarankan agar sentimen agama tak dimainkan dalam Pemilu 2019, para tokoh agama musti mengambil peran. Tokoh agama, lanjut Alissa, harus bisa mengedukasi masyarakat tentang sentimen agama.
Alissa meminta kepada para politikus agar tak memainkan sentimen agama dalam Pemilu 2019. Sebab kemenangan yang diraih dengan sentimen agama hanyalah untuk lima tahun ke depan, sedangkan dampaknya bisa lebih panjang.
"Sayangnya kita hanya bisa mengimbau pada para politisi untuk melihat bangsa Indonesia ke depannya seperti apa. (Kepentingan bangsa Indonesia) Jangan digadaikan hanya untuk kepentingan kekuasaan lima tahun mendatang," pungkas Alissa.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampanye secara negatif diharapkan tidak terjadi lagi karena berdampak buruk pada perkembangan demokrasi.
Baca SelengkapnyaMenag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut satu, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri oleh kelompok yang menamakan diri Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengklaim dirinya dan Anies Baswedan secara tegas menolak politik identitas.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak diingatkan tidak memainkan politisasi agama hanya untuk meraih kemenangan
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaMenurut Ramli, capres dan cawapres yang mendapatkan dukungan tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat manapun.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaZulhas tidak ada maksud melecehkan dan menistakan agama
Baca SelengkapnyaYaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Baca SelengkapnyaYaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.
Baca Selengkapnya