Anak-Anak Mendapatkan Efek Terburuk dari Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Direktur Centre for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati mengatakan semua kelompok umur akan mendapatkan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Namun, anak-anak berada pada peringkat pertama yang akan mendapatkan efek terburuk dan terpanjang jika pandemi Covid-19 tidak segera diatasi.
"Semua orang harus tahu yang mendapatkan efek terburuk dan terpanjang dari pandemi ini kalau tidak diantisipasi anak-anak. Bayangkan satu tahun, dua tahun di rumah saja itu berbeda maknanya dengan kita," katanya dalam talkshow yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (25/2).
Diana menjelaskan, pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat berada dalam rumah sejak Maret 2020 membuat kemampuan sosialisasi dan pengembangan bahasa anak menurun. Padahal, kemampuan sosialisasi dan bahasa anak bisa diasah saat bermain bersama teman-temannya.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa Erna mengalami kesulitan di masa pandemi? 'Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,' kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Kenapa broken home bisa berdampak pada kesehatan mental anak? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengatasi perasaan mereka tentang perceraian orang tua.Mereka juga mungkin mengalami rasa kehilangan, ketidakamanan, dan kebingungan tentang kedua orang tua mereka.
-
Kenapa anak yang dimanjakan jadi kurang mandiri? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
Dia mengambil contoh pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 1918. Anak-anak yang dikandung dan tumbuh pada masa pandemi tersebut mengalami masalah ketika dewasa. Di antaranya kemampuan sosial dan ekonomi lebih rendah, disabilitas lebih tinggi dan mengalami banyak masalah kesehatan.
"Kenapa? Karena mereka dikandung pada masa sistem kesehatan sedang sibuk, banyak hal lain diprioritaskan. Kita bisa bayangkan," ujarnya.
Belajar dari masalah yang dialami Spanyol, Diana meminta keluarga memberikan dukungan penuh kepada anak selama berada di rumah. Keluarga harus membantu tumbuh kembang anak dengan melakukan berbagai kegiatan yang bisa merangsang kemampuan anak.
"Kita harus kerja sama kalau tidak kasihan sekali mereka," ucapnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menambahkan peran keluarga sangat penting untuk menciptakan kesehatan jiwa. Keluarga bisa mencegah anggota keluarganya mengalami stres, tekanan, bosan akibat pandemi Covid-19.
"Keluarga adalah lingkungan terdekat dan menjadi support system yang penting bagi seluruh anggota keluarga," katanya.
Sonny menyebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga kesehatan jiwa. Pertama melihat apa yang dibutuhkan anggota keluarga. Kedua, mendengarkan keluhan anggota keluarga.
Ketiga, memberi rasa nyaman dan bantu agar anggota keluarga menjadi tenang. Keempat, membantu anggota keluarga terhubung dengan berbagai alternatif serta solusi yang dibutuhkan.
"Lindungi dari situasi lebih buruk, kemudian mengelola harapan," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan layar yang berlebihan pada anak bisa menjadi cerminan penggunan smartphone berlebihan pada anak.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKondisi broken home dapat memberikan dampak negatif pada anak.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaRumah adalah fondasi yang kokoh, tempat di mana anak belajar, tumbuh, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Namun, sayangnya, tidak semua seperti itu.
Baca SelengkapnyaBroken home adalah istilah untuk menggambarkan situasi di mana sebuah keluarga mengalami perpisahan dan perceraian antara pasangan suami dan istri.
Baca SelengkapnyaKondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.
Baca SelengkapnyaAnak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaTerjadinya speech delay pada anak bisa muncul akibat sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaPaparan yang terus-menerus terhadap layar ponsel dapat memengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan fisik, serta kesejahteraan emosional dan sosial anak.
Baca SelengkapnyaHubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan
Baca Selengkapnya