Anak Belajar dari Rumah: Menguji Kesabaran dan Bikin Keteteran Para Ibu
Merdeka.com - Dalam upaya menekan penyebaran virus corona di Indonesia, sejumlah pemerintah daerah menerapkan pola daring untuk para siswa di sekolah. Para peserta didik diminta belajar dari rumah, didampingi orangtua. Sudah sekitar tiga minggu sejak Senin (16/3), kegiatan belajar mengajar dipindahkan sementara di rumah sampai pandemi Corona bisa dikendalikan.
Mengikuti pola belajar dari rumah, Octa (30), salah satu orangtua murid mengaku bisa merasakan kesabaran para guru Paud dalam mendidik anak-anak. Anaknya masih berusia empat tahun.
"Kita para orangtua merasakan apa yang para guru-guru rasakan, enggak mudah ternyata ajarin anak-anak ini. Dengan segala problem masing-masing dan penuh tantangan, terutama soal kesabaran sangat diuji dan harus tetap bersabar ngajari anak kecil," ujar Octa saat diwawancarai, di Jakarta, Senin (6/4).
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Gimana cara orang tua mengajari anak mengatasi masalah? Meskipun anak tidak diberikan kebebasan sepenuhnya, mereka tetap perlu dibimbing agar tidak menyimpang. Contohnya, dengan mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan membahas makna di balik setiap kejadian.
-
Bagaimana cara orang tua mengajarkan anak untuk mengatasi masalah? Jika anak merasa kurang percaya diri karena hasil prakarya temannya lebih unggul, ajaklah mereka untuk berlatih bersama dalam menciptakan prakarya yang lebih baik.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Bagaimana cara orang tua mengajarkan anak agar bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain? Bantu anak Anda memahami perasaan orang lain dengan mengajarkan mereka untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Diskusikan perasaan dan pengalaman orang lain, dan berikan latihan tentang bagaimana merespons dengan empati.
Tantangan selanjutnya, menurut Octa adalah kondisi anak yang belajar dengan orangtuanya langsung, terkadang malah membuat anak tidak serius belajar.
"Karena Aluna masih kecil ya, jadi moodnya kadang agak susah untuk bujuknya. Apalagi yang dampingi orangtuanya langsung. Mungkin karena si anak merasa belajar sama ortunya, jadi merasa lebih santai," tuturnya.
Pendapat lain juga diutarakan, Rina (33) yang turut mendampingi anaknya kelas enam SD. Terkadang suka kerepotan bila tugas yang diberikan harus berkolaborasi antara siswa dan orangtua.
"Anak saya kan kelas enam SD, kadang tugas orangtua itu bukan cuma ngedampingi anak, tetapi diberi tugas seperti memasak bersama orangtua, bernyanyi bareng sampai bersihin rumah bersama. Itu kadang malah buat keteteran pekerjaan rumah yang lain," ungkap Rina.
Kendati demikian, Rina mengungkapkan, nilai positif dari mendampingi anak belajar di rumah. Para orangtua bisa lebih mengontrol dan tahu perkembangan kualitas kepintaran anak-anak mereka.
"Jadi kita bisa tahu sudah sejauh mana pinternya anak kita, bisa jadi koreksi orangtua. Dan kita juga enggak khawatir sama kondisi anak, kaya jajan sembarangan apalagi di tengah virus corona kita tidak lebih tenang lah," tutur Rina.
Namun tantangan lain datang dari Bunda Ida (40) yang mengalami kesulitan mendampingi pelajaran anaknya yang telah kelas dua SMP. Ia lebih memilih memasang wifi, agar anaknya bisa belajar melalui media-media penyedia jasa belajar online.
"Saya kesulitan ngajarin anak saya, soalnya enggak paham juga. Jadi saya pilih masang wifi buat anak belajar pakai youtube atau link yang dikasih gurunya. Sekalian biar betah juga di rumah. Jadi kita orangtua cukup pastikan dia belajar aja," tuturnya.
Menurut Ida, walaupun harus menyisihkan uang belanja untuk fasilitas internet itu tidak masalah demi kemudahan anaknya dalam belajar
Sementara itu, Tabitha menambahkan, keuntungan anaknya, yang kelas 1 SD belajar di rumah, putranya menjadi lebih terpantau.
"Keuntungannya jadi terpantau, quality time di tengah pandemi Corona ini kan," jelas Tabitha.
Kesulitannya, tak jauh berbeda dengan ibu lainnya. Mood anak menjadi kendala jika belajar di rumah.
Mengatur fokus dan mood anak agak susah, kadang mau dan enggak kalau belajar sama orangtuanya, beda kalau belajar sama gurunya, tutur ibu rumah tangga ini.
Belajar di rumah juga membuat orangtua merasa lebih lelah. Karena menambah kerjaan di rumah.
"Belum masak, belum ngurus adiknya," curhatnya.
Belajar di Rumah Sampai 19 April
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memperpanjang status masa tanggap darurat terkait virus corona (Covid-19) di Jakarta hingga 19 April 2020. Masa berlaku sejumlah aturan juga diperpanjang.
"Nah kita perlu menyampaikan kepada masyarakat di Jakarta bahwa pembatasan terus berjalan, karena itu status tanggap darurat di Jakarta, akan kita perpanjang, yang semula tanggal 5 April maka diperpanjang sampai dengan 19 April," kata Anies, dalam siaran langsung yang ditayangkan melalui akun YouTube Pemprov DKI, pada Sabtu (28/3)
Perpanjangan status itu berlaku bagi para pekerja dan siswa untuk terus mengerjakan pekerjaan maupun proses pembelajaran dari rumah.
"Itu artinya kegiatan bekerja dari rumah untuk jajaran pemerintahan, polda, dan kodam yang terkait sipil itu akan terus bekerja di rumah," ujar Anies.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cerita seorang Ibu yang mengaku harus belajar lagi dari nol meski lulusan IPK nyaris sempurna.
Baca SelengkapnyaVino G Bastian dan Surya Insomnia terlibat berbincangan seru mengenai pekerjaan rumah atau PR buah hati mereka.
Baca SelengkapnyaRiset ini menyimpulkan bahwa pemberian pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa dianggap kurang tepat.
Baca SelengkapnyaKesalahan dalam parenting atau pengasuhan dari orangtua ternyata bisa menyebabkan kecerdasan anak tidak berkembang sempurna.
Baca SelengkapnyaOrang tua dan anak bisa punya hubungan asyik meski terpaut usia. Orang tua sebaiknya juga jadi teman curhat paling nyaman bagi anak.
Baca SelengkapnyaTemperamen seorang anak biasanya sudah mulai tampak sejak usia dini. Mendidik anak agar mampu bersabar bisa menjadi modal utama untuk di kemudian hari.
Baca Selengkapnya