Anak korban vaksin palsu, eks Camat Gambir ikut amuk Harapan Bunda
Merdeka.com - Sejak pagi, ratusan warga yang tidak terima anaknya menjadi korban vaksin palsu menyambangi Rumah Sakit Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur. Aksi warga ini menyusul pengumuman Menteri Kesehatan Nina Moeloek yang menyatakan Rumah Sakit Harapan Bunda menjadi salah satu dari 14 rumah sakit penyedia vaksin palsu.
Di tengah ratusan warga yang hadir, ternyata hadir pula mantan Camat Gambir, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Pusat, Henry Perez Sitorus.
Henry mengaku khawatir dan kecewa kalau anaknya jadi korban vaksin palsu. Karena sejak 3 tahun lalu, dia selalu membawa anaknya berobat dan memvaksin anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda. Sang anak saat ini sudah berumur 3 tahun.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Apa gejala keracunan pada anak? Gejala keracunan makanan pada anak yang pertama adalah mual dan muntah lebih dari 3 hari. Anak yang mengalami keracunan makanan seringkali akan merasa mual dan muntah. Ini bisa terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mengandung racun.
-
Apa yang membuat anak sedih? Sederhananya malam ini, aku rindu rumah yang di mana di sana ada aku, ayah, ibu, dan kakak adik.
"Kecewa, RS sebesar ini ternyata ada vaksin palsu. Tadi disuruh daftar nama anak saya, sama nama dokter yang memberikan vaksin waktu itu, sama tempat tinggal, dan nomor telepon kita. Baru itu saja tadi. Pihak RS seharusnya kasih solusi," kata Henry di lokasi, Jumat (15/7).
Meskipun, lanjut Henry, belum ada efek dari vaksin palsu yang diduga diberikan kepada anaknya. Namun, dia mengaku tetap khawatir adanya efek samping yang akan muncul di kemudian hari.
"Dari imunisasi dasar, sejauh ini enggak ada ini (efek samping). Tapi kan enggak tau dampaknya ke depan," ujar pria yang kini jadi Staff di Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernyataannya viral hingga menuai atensi salah satu petinggi Polda Bali. Saat didatangi, sosoknya seketika mengungkap permohonan maaf.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa TK di Palembang trauma berat setelah menjadi saksi ayahnya diancam dua orang dewasa. Salah satu pelaku diduga calon anggota legislatif (caleg).
Baca SelengkapnyaSopir truk itu dihentikan karena diduga membawa pupuk nonsubsidi, setelah diperiksa ternyata tidak terbukti.
Baca SelengkapnyaAndika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaPara orang tua sepakat untuk menarik anak-anak dari Wensen School imbas kasus penganiayaan balita di daycare Depok itu.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaBocah itu mengaku telah dicekoki arak madu oleh teman-temannya.
Baca SelengkapnyaTragis Nasib Pelajar di Gowa, Diperkosa Ayah Lalu Dicekoki Obat Aborsi Berkali-Kali
Baca Selengkapnya