Anak Krakatau semburkan asap, wisatawan dilarang mendekat
Merdeka.com - Dalam beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) mulai menunjukkan peningkatan aktivitasnya. Meski ada peningkatan, tapi gunung yang terletak di Selat Sunda itu masih normal atau waspada level II.
Aktivitas Anak Krakatau mulai menyemburkan asap putih setinggi 25 meter. Selain menyemburkan asap, aktivitas Anak Krakatau juga menimbulkan kegempaan.
"Biasa saja masih aman waspada level dua, dan itu terjadi sejak tahun 2012 lalu," kata Kepala Pos Pemantauan GAK Anton S Tripambudi saat di hubungi, Jumat (29/11).
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa Baby Volcano menyemburkan lumpur? Mengutip Liputan6.com, semburan lumpur itu terjadi usai terjadi gempa susulan di perairan Tuban Laut Jawa.
-
Bagaimana gunung api memengaruhi air di sekitarnya? Cairan panas dari gunung itu membuat air di sekitarnya menjadi hangat dan cocok bagi hewan laut untuk bertahan hidup di laut dalam.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Kenapa Bledug Anak Kesongo bisa meletus? Salahudin mengungkapkan, di bagian lapisan tanah terdalam dari Bledug Anak Kesongo, terdapat sebuah sesar yang mendorong lapisan tanah di atasnya untuk bergerak ke atas. Pada titik tertentu, tekanan dari perut bumi keluar ke permukaan tanah sehingga terjadilah letusan atau luapan lumpur yang keluar dari puncak Bledug Anak Kesongo.
-
Bagaimana Baby Volcano menyemburkan lumpur? Semburan lumpur di Baby Volcano merupakan fenomena alam yang telah terjadi sejak zaman dulu.
Anton menambahkan, Seismograf mencatat dari kemarin GAK menimbulkan kegempaan vulkanik luar sebanyak 6 kali dan kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 19 kali. Karena cuaca cerah beberapa hari terakhir, aktivitas GAK di Selat Sunda dapat terlihat dari tepi pantai pasauran.
"Visual dapat terlihat dari pos pemantau, dan terlihat semburan asap putih kurang lebih 25 meter," ujarnya.
Meski berstatus waspada level dua, nelayan dan wisatawan hanya diperbolehkan mendekat pada radius satu kilometer dari Anak Krakatau. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Baca SelengkapnyaMasyarakat sekitar atau wisatawan diminta tidak mendekati kawasan Gunung Rokatenda.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaPVMBG mencatat jumlah letusan yang terjadi di gunung api tersebut sebanyak 33 kali terhitung sejak 1 Januari hingga 22 September 2023.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaTerjadi erupsi Gunung Semeru pada Jumat, 12 April 2024, pukul 03.31 WIB
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaJarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca Selengkapnya