Analisis Kemiripan Surat Wasiat Bomber Makassar dan Penyerang Mabes Polri
Merdeka.com - Surat wasiat yang ditinggalkan ZA (25) pelaku penyerangan ke Markas Besar (Mabes) Polri dan L pelaku bom bunuh diri di Makassar memiliki banyak kemiripan. Pengamat terorisme Al Chaidar menilai, kemiripan itu dimungkinkan karena kesamaan mentor kedua pelaku.
Isi surat wasiat keduanya hanya memiliki sedikit perbedaan kata. Namun intinya sama. Menurutnya, ini mengindikasikan seolah sudah ada template bagi pelaku untuk menulis surat wasiat sebelum melakukan aksi teror.
"Konsepnya bisa didikte oleh mentornya yang sama yang berperan sebagai ulama organic kekerasan," kata Chaidar ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (4/4).
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Di mana lokasi kejadian bunuh diri? Motif satu keluarga bunuh diri sebuah Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara, masih misterius.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
Dia meyakini, otak di balik aksi teror ini telah mempersiapkan hal-hal kecil. Termasuk surat wasiat yang harus disiapkan pelaku sebelum melakukan serangan teror.
"Ulama organic kekerasan inilah yang mempersiapkan hal hal kecil yang perlu dalam sebuah serangan amaliyah," jelasnya.
Disinggung soal pelaku teror yang kerap tinggalkan surat wasiat, Chaidar hanya melihatnya sebagai pesan bagi anggota keluarga yang akan ditinggalkan.
"Itu wasiat terakhir agar orang tuanya tahu kenapa anaknya meninggal," ujarnya.
ZA Menyadur Surat L?
Pakar terorisme dari UIN Jakarta, Zaki Mubarok memandang, kemiripan surat antara ZA dengan L karena salah satu di antara mereka menyadurnya. Apalagi setelah insiden bom di Gereja Katedral, Makassar, surat yang ditulis L banyak beredar di sosial media.
"Bisa jadi si ZA itu tinggal copy paste saja. Tidak semua pelaku aksi teror bisa buat testimoni, ketika dia menemukan contoh dan dianggapnya cocok untuk mengekspresikan suara hatinya maka ditiru saja surat wasiat itu," kata Zaki.
Namun bila ZA tidak pernah melihat dan membaca surat yang ditulis L, maka memunculkan banyak spekulasi. Ada kemungkinan pihak lain yang sengaja mempersiapkan surat tersebut untuk ditulis ZA.
©2021 Merdeka.com"Jika ZA tidak pernah membaca atau melihat surat wasiat L, maka spekulasi-spekulasi muncul, bisa saja itu surat palsu, dalam arti bukan dia yang buat. Tapi orang atau pihak lain untuk tujuan yang macam-macam," ujarnya.
Apalagi jejak dan jejaring ZA dalam gerakan jihadis sampai hari ini masih belum ditemukan. Sehingga diduga dia bergerak melalui media sosial seorang diri atau lone wolf.
"Karena tidak ditemukannya kaitan dengan Jemaah Ansharud Daulah (JAD) atau semacamnya yang belum ditemukan. Jadi jika dia dianggap punya guru atau mentor yang sama dengan pengebom Makassar, sangatlah meragukan," jelasnya.
Menurutnya, banyaknya misteri yang meliputi kasus ZA membuat banyak pihak menyangsikannya sebagai teroris. Termasuk mudahnya proses masuk ke Mabes yang belum terungkap jelas.
BNPT Sebut Surat Wasiat ZA Contoh L
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyampaikan terkait latar belakang pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar hingga jaringan kelompok terorismua. Bahkan, peristiwa tersebut disinyalir berkaitan dengan aksi teror di Mabes Polri.
"Berdasarkan fakta yang didapat, surat wasiat pelaku penyerangan Mabes Polri mencontoh surat wasiat yang ditulis oleh pelaku bom suami istri di Makassar, seperti meminta maaf ke keluarga dan jangan pakai bank. Ini adalah hasil proses radikalisasi oleh radikal intoleran terorisme melalui media sosial," kata Boy Rafli di Polda Sulawesi Selatan, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/4).
Boy Rafli menegaskan akan menindaklanjuti dan berupaya melakukan upaya pencegah lebih dalam lagi kepada para generasi milenial. Pasalnya, kemajuan dunia digital saat ini membuat mudah dan maraknya konten-konten propaganda serta narasi ujaran kebencian, yang tidak dapat terhindarkan.
"Untuk itu, peran keluarga juga diharapkan dapat terlibat untuk mengawasi anak-anak mereka dalam menggunakan sosial media secara baik dan benar. Langkah preventif dan represif baik soft maupun hard approach juga akan diterapkan oleh pemerintah dan aparat keamanan untuk upaya pencegahan yang lebih menyeluruh dan mendalam," tegas Boy Rafli.
Sebagaimana diketahui bahwa, ZA sempat menulis pesan perpisahannya dalam dua lembar kertas putih. Di antara isi wasiat tersebut adalah permintaan maaf Zakiah kepada orangtuanya.
ZA juga meminta keluarganya untuk berhenti berhubungan dengan bank (kartu kredit) karena menganggap riba. Dia juga meminta ibunya untuk berhenti bekerja menjadi dawis (dasa wisma) karena menganggap membantu kepentingan pemerintah tagut.
Selain itu, dalam surat yang dituliskan tersebut pelaku juga turut berpesan agar keluarganta tidak mengikuti proses pemilu, karena orang-orang yang terpilih itu akan membuat hukum tandingan Allah bersumber Alquran - Assunnah.
Dengan beredarnya surat ZA, sejumlah isi surat pun memiliki kemiripan dengan surat yang ditulis L pelaku bom bunuh diri di Makassar. Dengan isinya meminta maaf jika ada salah, mengingatkan keluarga agar senantiasa beribadah dan tidak meninggalkan salat.
Termasuk di akhir surat, L yang menjadi pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar menuliskan tanda tangannya beserta nama lengkapnya. Hal itu sama seperti yang dilakukan ZA.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penghuni indekos di Jalan Muh Tahir, Tamalate, Makassar digegerkan dengan penemuan mayat perempuan dan laki-laki, Rabu (15/11) malam.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas di Balai Warga RW 05 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap pengusaha roti Makmur (52) dan anaknya Abdillah Makmur (27) di Maros, Selasa (19/12).
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca SelengkapnyaTersangka sudah ditangkap dan saat ini sedang diperiksa.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.
Baca SelengkapnyaAnggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres Praka RM menjadi tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan warga Aceh, Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca SelengkapnyaTerungkap fakta terbaru kasus suami bunuh dan cor jasad istrinya di dalam rumah di Jalan Kandea II, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar
Baca Selengkapnya