Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Analisa pengamat soal pelibatan wanita dan anak dalam teror bom di Surabaya

Analisa pengamat soal pelibatan wanita dan anak dalam teror bom di Surabaya Bom Surabaya. ©2018 REUTERS/Beawiharta

Merdeka.com - Dalam aksi teror bom di Surabaya akhir dan awal pekan kemarin, ada keterlibatan perempuan dan anak-anak serta remaja. Sebelumnya dalam beberapa aksi teror di Indonesia, pelakunya adalah laki-laki dewasa.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Solahudin menilai, salah satu tujuan kelompok teroris ini mengajak perempuan dan anak-anak ialah untuk memprovokasi kelompok ekstremis lainnya. Mereka ingin menunjukkan dan membuktikan bahwa perempuan dan anak-anak saja berani melakukan aksi tersebut, harusnya laki-laki dewasa juga demikian.

"Provokasi kepada jaringan-jaringan kelompok ekstremis itu sendiri. Bahasa sederhana, anak-anak saja berani, perempuan saja berani, masa lu kagak berani. Kira-kira begitu pesannya," kata Solahudin, dalam acara diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).

Selain itu, perempuan dan anak-anak juga sulit diidentifikasi sebagai pelaku teror sehingga lebih mudah menembus pengamanan. Perempuan dan anak-anak jarang dicurigai sebagai pelaku teror, apalagi melibatkan satu keluarga sebagaimana pelaku bom bunuh diri di Surabaya.

Solahudin mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Dita Oepriarto telah diawasi aparat selama empat bulan tapi tak ditemukan hal-hal mencurigakan. Polisi pun berhenti mengawasi. Namun ia kemudian beraksi di tiga gereja dan menewaskan 14 orang.

Solahudin mengatakan pelibatan perempuan dan anak-anak juga untuk mendapatkan ulasan atau pemberitaan media. Tujuannya ialah menakuti masyarakat dengan aksi tersebut.

"Untuk mendapat coverage media agar menghasilkan rasa takut," kata dia.

Dengan pemberitaan media yang masif tujuan para teroris dalam menyebarkan rasa takut makin meluas. Teroris, kata Solahudin, butuh media untuk menyebarkan rasa takut. Para teroris paham dengan pola kerja media.

"Teroris tahu dan mengerti media values dan itulah kenapa mereka memakai anak-anak dan perempuan. Kalau laki-laki dewasa meledakkan diri biasa, semua pelaku bom bunuh diri di Indonesia laki-laki dewasa. Kalau pelaku ibu dan anak-anak itu luar biasa. Baru dapat coverage (pemberitaan) yang luas. Media asing juga meliput kasus tersebut karena ini punya news value yang tinggi. Apakah itu dilakukan secara sengaja? Tentu," kata dia.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Antisipasi Kelompok Teroris Satu Keluarga seperti Kasus Bom Surabaya
Antisipasi Kelompok Teroris Satu Keluarga seperti Kasus Bom Surabaya

Sejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.

Baca Selengkapnya
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada

Saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan

Ma'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran

Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polisi Buru Penggerak Pelajar dalam Demo Ricuh di Balaikota Semarang
Polisi Buru Penggerak Pelajar dalam Demo Ricuh di Balaikota Semarang

Polisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.

Baca Selengkapnya
4 Remaja Pelaku Bully yang Viral di Barelang Ditangkap, Motif Saling Ejek
4 Remaja Pelaku Bully yang Viral di Barelang Ditangkap, Motif Saling Ejek

Pelapor dan pelaku terlibat saling menjelek-jelekkan.

Baca Selengkapnya
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak

Sebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS

Terduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi

Berbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.

Baca Selengkapnya