Analisa pengamat soal pelibatan wanita dan anak dalam teror bom di Surabaya
Merdeka.com - Dalam aksi teror bom di Surabaya akhir dan awal pekan kemarin, ada keterlibatan perempuan dan anak-anak serta remaja. Sebelumnya dalam beberapa aksi teror di Indonesia, pelakunya adalah laki-laki dewasa.
Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Solahudin menilai, salah satu tujuan kelompok teroris ini mengajak perempuan dan anak-anak ialah untuk memprovokasi kelompok ekstremis lainnya. Mereka ingin menunjukkan dan membuktikan bahwa perempuan dan anak-anak saja berani melakukan aksi tersebut, harusnya laki-laki dewasa juga demikian.
"Provokasi kepada jaringan-jaringan kelompok ekstremis itu sendiri. Bahasa sederhana, anak-anak saja berani, perempuan saja berani, masa lu kagak berani. Kira-kira begitu pesannya," kata Solahudin, dalam acara diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Apa tujuan Serangan Umum Surakarta? Momen ini mempersatukan rakyat untuk bersama-sama mempertahankan Kota Solo dengan berbagai senjata.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Selain itu, perempuan dan anak-anak juga sulit diidentifikasi sebagai pelaku teror sehingga lebih mudah menembus pengamanan. Perempuan dan anak-anak jarang dicurigai sebagai pelaku teror, apalagi melibatkan satu keluarga sebagaimana pelaku bom bunuh diri di Surabaya.
Solahudin mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Dita Oepriarto telah diawasi aparat selama empat bulan tapi tak ditemukan hal-hal mencurigakan. Polisi pun berhenti mengawasi. Namun ia kemudian beraksi di tiga gereja dan menewaskan 14 orang.
Solahudin mengatakan pelibatan perempuan dan anak-anak juga untuk mendapatkan ulasan atau pemberitaan media. Tujuannya ialah menakuti masyarakat dengan aksi tersebut.
"Untuk mendapat coverage media agar menghasilkan rasa takut," kata dia.
Dengan pemberitaan media yang masif tujuan para teroris dalam menyebarkan rasa takut makin meluas. Teroris, kata Solahudin, butuh media untuk menyebarkan rasa takut. Para teroris paham dengan pola kerja media.
"Teroris tahu dan mengerti media values dan itulah kenapa mereka memakai anak-anak dan perempuan. Kalau laki-laki dewasa meledakkan diri biasa, semua pelaku bom bunuh diri di Indonesia laki-laki dewasa. Kalau pelaku ibu dan anak-anak itu luar biasa. Baru dapat coverage (pemberitaan) yang luas. Media asing juga meliput kasus tersebut karena ini punya news value yang tinggi. Apakah itu dilakukan secara sengaja? Tentu," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaPelapor dan pelaku terlibat saling menjelek-jelekkan.
Baca SelengkapnyaSebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca Selengkapnya