Ancam lapak usaha, pedagang tolak penutupan areal parkir di Palembang

Merdeka.com - Areal parkir di sepanjang jalan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring Sport City (JSC) Palembang ditutup mulai hari ini. Namun kebijakan itu ditolak pedagang.
Kebijakan ini diterapkan dalam rangka kedatangan Presiden Joko Widodo dan pelaksanaan Asian Games 2018.
Pantauan merdeka.com, puluhan pemilik ruko di Jalan Jenderal Sudirman berkumpul saat petugas Dinas Perhubungan Palembang menertibkan kendaraan yang terparkir. Pedagang semakin dibuat emosi ketika petugas memasang tali di pinggiran jalan sehingga kendaraan tak bisa lagi masuk ke depan ruko, termasuk kendaraan pemilik tempat usaha.
Sejumlah pedagang mendatangi petugas untuk meminta penjelasan. Mereka meluapkan emosi namun tak menerima jawaban pasti karena petugas berdalih hanya menjalankan perintah atasan.
Beruntung, adu mulut antara petugas dan pedagang tak berujung kericuhan. Pedagang hanya bisa menyaksikan petugas menjalankan tugasnya.
Menurut salah seorang pedagang, Rudi (55), kebijakan itu tanpa sosialisasi dan rembukan terlebih dahulu. Mereka kaget puluhan petugas Dishub datang dan melakukan penertiban.
"Ujuk-ujuk menertibkan saja, sosialisasi tidak ada apalagi rembukan bersama pedagang. Kebijakan ini hanya sepihak, tidak memikirkan nasib kami," ungkap Rudi, Kamis (12/7).
Menurut dia, penutupan parkir itu otomatis mengancam usaha mereka. Sebab, konsumen enggan masuk ke toko mereka karena tak bisa memarkirkan kendaraannya.
"Parkir yang disediakan sangat jauh, orang pasti batal membeli, cari toko lain. Bagaimana usaha kami, mau gaji karyawan, jelas bayar pajak tidak bisa," ujarnya.
Pedagang menyesalkan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak populis, apalagi hanya untuk menyambut kedatangan Jokowi dan pelaksanaan Asian Games. Bahkan, kebijakan ini dikabarkan akan diterapkan untuk selamanya tanpa memberikan solusi terbaik bagi pedagang.
"Kami dukung Asian Games, disuruh cat toko sudah kami cat, disuruh pasang lampu kami pasang, tiap hari kami bersihkan, parkir juga tidak ganggu jalan. Terus apa yang kami dapat, Asian Games malah bikin kami rugi," kata dia.
Sementara itu, seorang juru parkir, Doni (47) mengaku lahan parkir yang dikelolanya masih memiliki izin. Selama ini dirinya rutin menyetor uang kepada petugas parkir sebesar Rp 40 setiap hari.
"Saya resmi, ada surat izin ada, setoran harian lancar. Tapi kami tidak boleh lagi membuka parkir, tanpa dikasih tahu dulu," terangnya.
Kabid Wasdalops Dishub Palembang Marta Edison saat dikonfirmasi membantah penertiban parkir tanpa sosialisasi. Sejak sebulan lalu, mereka sudah mengajak para pedagang dan juru parkir dalam masalah ini.
"Tidak benar itu (tanpa sosialisasi). Surat edaran ke juru parkir kita layangkan, ke pemilik toko juga. Kebijakan ini langsung perintah Gubernur Sumsel untuk Asian Games," ujarnya.
Terkait dengan kantong parkir yang cukup jauh dari pusat perbelanjaan, Edison menyebut pihaknya ingin membiasakan masyarakat untuk berjalan kaki. Langkah ini sebagai upaya mencegah penumpukan kendaraan akibat terhalang kendaraan yang parkir di pinggir jalan.
"Ya kita mau ajarkan jalan kaki, kantong-kantong parkir juga tidak jauh dari toko, paling 50 meter," kata dia.
Dia menambahkan, penutupan parkir tersebut rencananya diberlakukan sampai pelaksanaan Asian Games. Jika berhasil, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan untuk selamanya.
"Jika masih ditemukan ada parkir di areal terlarang, kita tindak tegas. Kendaraannya kita gembok, derek, sampai tilang denda," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya