Ancaman penculikan Husni dianggap untuk seluruh kelembagaan KPU

Merdeka.com - Ancaman penculikan oleh Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik kepada Ketua KPU Husni Kamil Manik dianggap juga sebagai ancaman terhadap seluruh kelembagaan penyelenggara pemilu tersebut. Oleh karenanya, ancaman itu juga direspons lewat pelaporan hukum oleh KPU secara institusional.

"Ketua KPU kan representasi institusinya, dilihat kelembagaan KPU-nya, tidak hanya komisoner, tapi seluruh kelembagaan KPU ," kata komisioner KPU , Ida Budhiati , saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/8) pukul 03.00 Wib.

Ida menegaskan pihaknya punya tanggung jawab untuk menjaga marwah institusi KPU yang sedang menjalankan tugas konstitusional menghadapi sidang perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi ( MK ).

"Ketika ada pernyataan ancaman diculik, ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap kehormatan kelembagaan KPU ," ujar Ida.

Ida menegaskan, ancaman penculikan Taufik itu dilakukan di muka umum, yakni saat orasi di Gedung MK pekan lalu. "Kemudian berulang respons terhadap beberapa jurnalis, termasuk di media televisi," kata Ida.

Menurut dia, jika ancaman tersebut didiamkan maka akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi dan terhadap kehormatan penyelenggara negara yang sudah menjalankan tugas konstitusionalnya. "Jangan sampai dicederai oleh ancaman kekerasan," tegas Ida.

Para komisioner KPU tiba di gedung Bareskrim pukul 00.30 Wib. Hingga pukul 02.30 Wib, mereka masih di Markas Besar Kepolisian tersebut. "Kita diterima oleh Pak Indra dari Bareskrim," kata Ida tanpa menyebut pangkat dan jabatan perwira polisi tersebut.

Seperti diberitakan, sejumlah pihak dari kubu Prabowo - Hatta mengancam akan menangkap dan menculik Husni Kamil. Pada demo Senin (9/8) di depan gedung MK , seorang orator dari massa pendukung Prabowo-Hatta berteriak, "Kita tangkap dia."

"Gantung saja gantung," teriak massa lainnya.

Belakangan Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra Muhammad Taufik mengancam bakal menculik Ketua KPU Husni Kamil Manik . Menurutnya, Husni dianggap tidak becus dalam menyelenggarakan pemilu.