Ancaman Waseso, cincang hingga gantung buat sipir penjara pengkhianat
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) meringkus empat jaringan narkoba Internasional di empat wilayah di Indonesia. Empat wilayah tersebut yaitu Bandung, Sumatra Utara, Tarakan, dan Pekanbaru. Dari penangkapan itu, BNN mengamankan 14 tersangka dan tiga di antaranya ditangkap di beberapa tempat di Lapas.
Kepala BNN Budi Waseso mengatakan adanya tiga orang yang ditangkap dalam lapas membuktikan bahwa para tahanan masih bisa bebas mengendalikan transaksi narkoba meski berstatus tahanan. Budi Waseso heran ada lapas yang memiliki keamanan ketat tetapi tahanan masih bisa menjalankan aktivitas transaksi narkoba di luar.
"Yang kemarin ditemukan pelaku di lapas mereka bisa keluar masuk. Mereka si pelaku ini narapidana keluar masuk. Mengedarkan barang dan pulangnya ke lapas lagi. Ini pelaku aktif. Di Indonesia luar biasa. Jadi hampir sebagian besar membuktikan bahwa lapas masih dimanfaatkan jaringan bekerja secara aktif," kata Budi Waseso.
-
Siapa yang diduga terlibat dalam pungli di Lapas Cebongan? Kepala Lapas Kelas IIB Sleman atau Lapas Cebongan, Kelik Sulistyanto mengakui memang ada oknum yang diduga melakukan pungli.
-
Siapa yang menyekap polisi? Tiga pelaku diamankan. AI, N dan S diduga pelaku percobaan pembunuhan terhadap anggota Pam Obvit Polda Metro Jaya, Bripka Topan Febriyanto.
-
Apa yang dilakukan narapidana di Lapas Sijunjung? Berada di rumah tahanan tidak membuat para narapidana di Lapas Sijunjung Sumatera Barat berdiam diri meratapi nasib buruk. Mereka pun tidak berhenti berkreasi, salah satunya menyulap limbah kayu menjadi aneka barang bernilai ekonomi.
-
Kenapa Wawan ditangkap? Wawan ditangkap karena menerima paket sabu dari Pekanbaru dengan modus ekspedisi helm.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana tahanan memperlakukan perwira tersebut? Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya. Setelah mengatakan nama, perwira itu disoraki para tahanan lain. “Izin, nama ***, pangkat Letnan Kolonel,“ katanya. “Ulangi, suara yang keras, ulangi,“ ujar para penghuni tahanan. “Pangkatnya digondol kucing,“ teriak penghuni tahanan yang lain.
Budi Waseso mengatakan, aktivitas semacam itu ternyata sudah marak terjadi. Tidak hanya narapidana, ada juga petugas lapas yang terlibat dalam peredaran narkoba. Para petugas itu disebut-sebut meminta bayaran kepada napi pengedar narkoba.
"Memang seyogyanya mereka ini adalah oknum pengkhianat institusi pada negara dan bangsanya. Kalau di Malaysia dihukum gantung. Maka para pengkhianat itu hukuman cincang," tambah dia.
Budi Waseso mengaku sudah berkoordinasi dengan Dirjen Pemasyarakatan terkait maraknya kerja sama antar penjaga lapas dan jaringan narkoba. Budi Waseso memberikan saran agar lapas tidak lagi dijaga manusia melainkan dijaga oleh buaya.
"Selama lapas itu dijaga oleh manusia ladang integritasnya tidak jelas. Ini pembiaran. BNN tidak punya kewenangan. Yang jelas kami sudah memberitahukan dan sudah ketemu saya. Dan minta masukan, saya sudah memberikan masukan," kata Budi Waseso.
Seharusnya seluruh pihak bisa memperbaiki diri. Pihak Dirjen Pas didorong lebih tegas menindak anak buahnya yang bekerja sama dengan napi jaringan narkoba. Dia juga berencana bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk pengawasan.
Mantan Kabareskrim ini mengatakan harus ada sanksi tegas bagi para sipir lepas yang kongkalikong dengan bandar narkoba. Ini untuk menimbulkan efek jera. Salah satu hukumannya, kata Budi Waseso, dihukum gantung.
"Melanggar HAM enggak apa-apa untuk kebagian lebih besar. Pelanggaran HAM ada di akhirat. Kalau perlu dia digantung kepala di bawah dan makannya di bawah, dipamerkan dan akan kapok," kata Waseso.
Sementara itu, sejumlah LSM menduga adanya pelanggaran prosedur oleh kepolisian dan BNN dalam eksekusi tembak mati. Menurut Budi Waseso seharusnya pihak LSM tidak melihat para tersangka yang ditembak mati oleh pihaknya. Harusnya, kata Budi Waseso, mereka melihat para korban yang kecanduan akibat barang terlarang tersebut.
"Tolong dia lihat dari korban. Kenapa tersangka dan korban enggak dibahas?" kata Budi Waseso.
Dia mengatakan jika tidak dilakukan eksekusi tembak mati untuk para tersangka akibatnya banyak orang yang tidak terselamatkan. Budi mengklaim dari hasil eksekusi mati tersebut terdapat 212 ribu orang yang terselamatkan dari para sindikat narkoba.
"Saya mau tanya ada harga nyawa ini dianggap remeh. Walaupun orang bilang ini wujudnya manusia (para tersangka) tapi pemikirannya lebih dari binatang hantu," jelas mantan Kabareskrim itu.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedelapan warga binaan itu terindikasi membantu pegawai berinisial M.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, cara memberi efek jera adalah memiskinkan koruptor.
Baca SelengkapnyaVideo itu sebelumnya disebar petugas lapas yang kini mendapat sanksi mutasi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang dalam rapat dengar pendapat dengan KPU, Bawaslu, DKPP dan Mendagri di kompleks parlemen.
Baca SelengkapnyaJokowi memberikan arahan agar jajarannya bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan program penanggulangan narkotika secara terukur
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima audiensi Menteri ATR/BPN Nusron Wahid di Mabes Polri, Jumat (8/11).
Baca SelengkapnyaMereka akan dicatat dalam Register F dan tidak diberikan hak remisi serta integrasi.
Baca SelengkapnyaDalam rapat, anggota Komisi III Fraksi Partai Golkar, Rikwanto menyampaikan pesan.
Baca SelengkapnyaDalam satu kamar tahanan hanya ada satu narapidana yang diawasi 24 jam nonstop dari kamera pengintai.
Baca SelengkapnyaAnies bicara bagaimana korupsi terjadi. Kasus-kasus yang ditangani KPK kebanyakan karena didorong oleh keserakahan.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, mengirim koruptor ke Nusakambangan bukan cara efekif untuk memberantas korupsi.
Baca Selengkapnya