Angga Aniaya Balita 25 Kali, Terakhir Pukul Perut hingga Korban BAB
Merdeka.com - Angga Santana Dewa, pemuda berusia 27 tahun ini tega menganiaya ZM, seorang balita berusia 2 tahun. Pelaku yang merupakan mantan pacar bibi korban menganiaya korban sebanyak 25 kali.
Aksi penganiayaan itu terjadi di rumah pelaku di Kampung Malang Negah, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, pada Minggu (28/2) pukul 13.30 Wib.
Di hadapan penyidik, pelaku yang berprofesi sebagai wiraswasta itu, mengaku emosi lantaran handphone milik pelaku yang dipinjamkan kepada korban dibanting. Selain, pelaku juga cekcok mulut dengan pacarnya yang merupakan bibi korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Kenapa balita suka memukul? Seperti yang dijelaskan dalam Healthline, balita masih dalam tahap perkembangan yang belum memiliki pengendalian diri yang optimal, sehingga mereka cenderung bereaksi secara impulsif terhadap emosi yang kuat seperti kemarahan atau frustrasi.
-
Mengapa anak balita suka memukul? Balita sering kali melakukan tindakan memukul sebagai cara untuk menguji batasan yang ada di sekitar mereka. Hal ini terjadi karena mereka masih dalam tahap perkembangan yang belum sepenuhnya memahami bahwa tindakan memukul merupakan perilaku yang tidak baik dan dapat menyakiti orang lain. Selain itu, kurangnya pengendalian diri pada usia ini juga berkontribusi terhadap perilaku tersebut, di mana mereka belum sepenuhnya mengerti konsekuensi dari tindakan mereka.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang harus dilakukan saat anak balita memukul? Jangan Pernah Gunakan Kekerasan Ketika anak mulai menunjukkan perilaku memukul, penting untuk tidak menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menanggapi tindakan tersebut. Menghindari tindakan seperti memukul, menampar, atau mencubit sangatlah penting, karena anak cenderung akan meniru perilaku orangtuanya.
Kapolres Kota Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro menerangkan, aksi kekerasan yang dialami anak balita itu, dilakukan pelaku sebanyak 25 kali dalam 5 adegan sebagaimana terekam dalam video yang direkam pelaku menggunakan Handphone pelaku.
"Video pertama 7 kali dipukul bagian perut saat korban duduk, video kedua korban saat berdiri 7 kali menggunakan tangan kiri. Ketiga, korban terlentang dipukul 4 kali di bagian perut hingga korban BAB (buang air besar)," kata Kapolresta Tangerang, kepada wartawan, di Mapolresta Tangerang, Selasa (16/3)
Selanjutnya, tindak kekerasan itu berlanjut saat anak Balita laki-laki itu dalam kondisi terlentang. Pelaku kemudian melancarkan pemukulan di bagian dada korban sebanyak 3 kali.
"Video kelima, korban diinjak dengan tumit sebanyak 4 kali," ucap Kapolres.
Kepada penyidik, pelaku mengaku hanya hari Minggu (28/2/2021) itu saja, melakukan aksi pemukulan terhadap korban.
"Hasil pemeriksaan pada hari itu saja dilakukan pemukulan. Tapi ini masih kita dalami," jelasnya.
Akibat perbuatan pelaku Angga Santana, korban saat ini sedang dalam perawatan dan pengobatan tim RS Metro Hospital, Cikupa.
"Kemarin visum et repertum bagian luar, hari ini mendatangi rumah korban dan kami membawa korban ke RS Metro Hospital Cikupa, dilakukan perawatan dan bekerjasama dengan Dokter Penyakit dalam sudah dilakukan rontgen. Hasilnya masih kami tunggu," jelas dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap pria pembanting balita hingga leher patah di Condet, Kramatjati.
Baca SelengkapnyaPada saat ditinggal ibunya, korban sedang tertidur sembari tersangka bermain judol.
Baca SelengkapnyaAnak tersebut terlihat menangis dan mengatakan ampun. Namun, pria itu tetap mencubit sang anak.
Baca SelengkapnyaPelaku APS diketahui adalah ayah tiri dari korban dan ATH adalah ibu kandung dari korban MRS.
Baca SelengkapnyaMomen polisi sampai tak bisa tahan tangis saat evakuasi balita yang disiksa ayah kandungnya sendiri di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaEmosi RA kerap kali tidak terkontrol saat H yang masih tiga tahun itu menangis.
Baca SelengkapnyaTetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaVideo balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaSelain cedera otak berat, korban mengalami patah leher akibat dianiaya pacar tantenya.
Baca Selengkapnya