Angga tewas kena peluru nyasar, warga cerita kebrutalan polisi
Merdeka.com - Pengejaran pengedar narkoba yang berujung tewasnya seorang bocah, Rendi Anggara (10) terkena peluru nyasar polisi, membuat warga sekitar geram. Dari penuturan warga, hampir setiap hari polisi masuk ke perkampungan itu dengan sikap arogan.
Salah seorang warga, Sahadi (45) mengatakan, tewasnya Angga merupakan puncak kebrutalan anggota polisi yang biasa berkeliaran di kampungnya. Saking seringnya, warga hafal dengan ciri-ciri polisi, termasuk identitasnya.
"Setiap hari masuk ke sini, pakai baju biasa. Kami sudah tahu muka-muka mereka, namanya juga kenal," ungkap Sahadi, Minggu (6/12).
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Sesungguhnya warga sama sekali tidak menolak kehadiran polisi untuk memberhangus kasus narkoba. Namun, warga menyayangkan sikap arogan polisi saat menangkap atau menggerebek pelakunya.
"Itu yang bikin kesal. Masuk rumah orang tanpa permisi, semua orang dicurigai. Kalau ada yang diincar tidak perlu brutal begitu. Ini akibatnya," ujarnya.
Pengakuan warga lainnya, biasanya petugas kepolisian yang datang ke kampung itu berjumlah delapan hingga sepuluh orang. Mereka mengendarai sepeda motor berkeliling terlebih dahulu dan masuk ke rumah warga jika ada yang dicurigai.
"Rumah saya pernah dimasuki, katanya ada orang sembunyi. Padahal tidak ada," kata Am (50).
Kejadian peluru nyasar hingga menewaskan Angga seharusnya membuat petugas polisi mengambil pelajaran agar menjalankan tugas dengan benar tanpa membuat rugi orang lain.
"Lihat anak itu (Angga), dia tidak berdosa, tapi jadi korban. Mau cari anak-anak lagi yang jadi korban?" tukasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu dialami komika asal Pasuruan bernama Angga Darmawan pada Sabtu, (6/1) malam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di perkebunan kopi milik warga tepatnya Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma Utara, Bengkulu
Baca SelengkapnyaKompolnas menyarankan Angga segera melapor ke Bid Propam Polda Jawa Timur apabila jadi korban
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo inisial MH (47) meregang nyawa usai terkena peluru panas polisi.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSaat ini Anggota Polri sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca SelengkapnyaAG tercatat sudah sembilan kali melakukan perampasan sepeda motor dan melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaAKP Dadang Iskandar sempat mengancam personel polisi sesaat sebelum menembak rumah dinas Kapolres Solok Selatan
Baca SelengkapnyaPelaku tiba-tiba mendatangi korban dan langsung menikamnya dengan menggunakan badik.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh tersangka sudah ditangkap. Sementara satu orang inisial S masih buron.
Baca SelengkapnyaSaat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah dilakukan penahanan.
Baca Selengkapnya