Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggaran belum cair, digitalisasi naskah kuno di Solo terbengkalai

Anggaran belum cair, digitalisasi naskah kuno di Solo terbengkalai Museum Radya Pustaka Solo. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Belum cairnya dana hibah sebesar Rp 300 juta yang dijanjikan oleh Pemerintah Kota Solo membuat proses digitalisasi naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka dihentikan.

Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo mengatakan, dari sekitar 400 naskah kuno yang ada, baru 70 naskah yang sudah didigitalisasi. Menurutnya, keterbatasan peralatan media rekam menjadi penyebab proses digitalisasi yang dimulai sejak sawal tahun 2015 lalu itu tidak bisa dilakukan dengan cepat.

"Saat ini petugas digitalisasi hanya punya satu kamera untuk memindahkan naskah analog ke media digital. Padahal, dengan sekitar 400 naskah yang harus dialihkan ke media digital, setidaknya Museum Radya Pustaka membutuhkan 5 kamera digital," ujar Purnomo, saat dihubungi, Selasa (5/4).

Purnomo menambahkan saat ini pihaknya masih menunggu cairnya dana hibah yang masih ada di wali kota. Dia mengatakan, upaya digitalisasi penting dilakukan demi pelestarian naskah kuno. Jika proses digitalisasi sudah selesai, nantinya masyarakat bisa mengakses isi naskah melalui jaringan internet yang disediakan oleh Museum Radya Pustaka.

"Kalau sudah selesai, masyarakat bisa membaca lewat komputer. Kami juga akan menyediakan layanan touch screen di museum sehingga pengunjung tidak perlu membuka naskah analognya," ucapnya.

Salah satu petugas digitalisasi naskah kuno, Kurnia Heniwati mengungkapkan, sampai saat ini pengelola museum baru bisa menyelamatkan 17,5 persen naskah dengan proses digitalisasi. Pihaknya memprioritaskan naskah dengan tingkat kerusakan paling parah untuk dialihkan ke bentuk digital.

"Ada 399 naskah kuno yang sebagian besar berasal dari abad 18. Hampir semuanya mengalami kerusakan mulai jilid punggung hingga kertas. Beberapa naskah bahkan langsung sobek jika dipindahkan sembarangan," ucapnya.

Naskah dengan bahan kertas Eropa tersebut, lanjut dia, merupakan bahan yang paling rapuh karena mudah remuk dan sobek. Karena proses digitalisasi dihentikan, maka penanganan sementara untuk naskah tersebut hanya dibersihkan dengan kuas lembut.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Permukiman Berusia 5.000 Tahun di Spanyol Ini Terbengkalai, Pernah Berkembang Saat Periode Romawi Sampai Islam
Permukiman Berusia 5.000 Tahun di Spanyol Ini Terbengkalai, Pernah Berkembang Saat Periode Romawi Sampai Islam

Situs ini seluas 75 hektar, di mana terdapat sisa-sisa dari periode Kalkolitik hingga Iberia, Romawi, Visigoth, dan Islam.

Baca Selengkapnya
Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik
Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik

Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik

Baca Selengkapnya
Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran
Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran

Pemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Naskah Merapi-Merbabu,  Ternyata Beda dengan Naskah Jawa
Menguak Sejarah Naskah Merapi-Merbabu, Ternyata Beda dengan Naskah Jawa

Keberadaan naskah itu membuktikan bahwa dulu di lereng Merapi-Merbabu terdapat komunitas sastrawan yang besar

Baca Selengkapnya
Diklaim Budaya Lokal Skotlandia, Ini Potret Prasasti Sangguran Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Diklaim Budaya Lokal Skotlandia, Ini Potret Prasasti Sangguran Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Berada di Skotlandia, prasasti ini ingin dipulangkan ke Jawa Timur

Baca Selengkapnya
Fakta Ndalem Priyosuhartan, Bangunan Bersejarah yang Pernah Jadi Tempat Isolasi Covid-19
Fakta Ndalem Priyosuhartan, Bangunan Bersejarah yang Pernah Jadi Tempat Isolasi Covid-19

Bangunan itu memiliki banyak koleksi barang antik.

Baca Selengkapnya
Sudah Lima Bulan Dirobohkan, Pembangunan Replika Rumah Singgah Bung Karno Mangkrak
Sudah Lima Bulan Dirobohkan, Pembangunan Replika Rumah Singgah Bung Karno Mangkrak

Rumah singgah Bung Karno di Kota Padang, Sumatera Barat kini telah rata dengan tanah. Pembangunan kembali rumah tersebut belum juga dilaksanakan.

Baca Selengkapnya
Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur

Kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral

Baca Selengkapnya
Manuskrip Kuno dari Abad ke-3 Ungkap Kata-Kata yang Hilang dari Kitab Injil
Manuskrip Kuno dari Abad ke-3 Ungkap Kata-Kata yang Hilang dari Kitab Injil

Setelah dianalisis, penemuan ini merupakan salah satu terjemahan Injil tertua yang berasal dari abad ke-3 dan ke-6.

Baca Selengkapnya
Indonesia Berhasil Pulangkan 288 Artefak Bersejarah dari Belanda
Indonesia Berhasil Pulangkan 288 Artefak Bersejarah dari Belanda

Artefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.

Baca Selengkapnya
Kembali Terulang, Jokowi Kesal Dana Triliunan Rupiah Mengendap di Kas Pemerintah Pusat dan Daerah
Kembali Terulang, Jokowi Kesal Dana Triliunan Rupiah Mengendap di Kas Pemerintah Pusat dan Daerah

Jokowi menyadari bahwa mengubah pola pikir seorang pemegang kebijakan bukanlah perkara mudah.

Baca Selengkapnya