Anggota DPR Dukung Pelibatan TNI Bantu Amankan Infrastruktur Kelistrikan
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha mendukung pelibatan TNI menjaga infrastruktur kelistrikan sebagai salah satu Objek Vital Nasional (Obvitnas). Hal ini guna mengantisipasi adanya sabotase pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang mengakibatkan listrik padam secara massal.
Usulan pelibatan TNI ini muncul imbas pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada Minggu (4/8) lalu.
Menurutnya, Pasal 7 ayat (2) UU nomor 34 tahun 2004 tentang TNI menyebutkan salah satu tugas pokok TNI adalah mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Bagaimana TNI memperbaiki rumah warga yang terdampak ledakan? 'Baik yang di Kabupaten Bogor ada 44 rumah dan itu sudah diperbaiki semuanya oleh Kodim,' kata Kadispenad Brigjen TNI Kristomei kepada wartawan, Rabu (3/ 4).
-
Mengapa PLN bekerja sama dengan TANESCO? Kerja sama tersebut untuk mengembangkan bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable.
-
Apa kekuatan utama TNI? Situs pemeringkat kekuatan militer Global Fire Power (GFP) menaikkan peringkat TNI menjadi tentara ke-13 terkuat di dunia.
Dia mengatakan kerjasama TNI untuk mengamankan aset-aset vital milik negara termasuk infrastruktur kelistrikan sudah lama dilakukan. "Kerjasama TNI untuk pengamanan aset-aset vital negara sudah ada sejak TNI dipimpin Pak Moeldoko," kata Tamliha di Jakarta, Jumat (9/8).
Dia menekankan pertahanan negara jangan diartikan secara sempit seperti perang. Namun harus dimaknai secara luas yaitu menyangkut kepentingan masyarakat. Pertahanan negara, menurutnya, bisa diartikan sebagai pangan, energi listrik dan hal-hal vital yang harus dilindungi.
"Kalau TNI saat ini melakukan kerjasama pengamanan infrastruktur kelistrikan, itu sangat bagus dan positif," ujarnya.
Senada dengan Tamliha, Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menilai PLN secara internal memerlukan perbaikan sistem manajemen agar berkualitas dan secara eksternal perlu meningkatkan sistem keamanan kelistrikan agar peristiwa "blackout" tidak terulang lagi.
Menurut politisi PKB itu, PLN harus melakukan langkah maju dalam upaya pengamanan infrastruktur kelistrikan yaitu dengan menggandeng TNI-Polri.
Dia mengingatkan bahwa TNI diamanahkan untuk menjaga aset bangsa dan negara khususnya objek vital nasional.
"TNI-Polri adalah 'backup' pengamanan kita, sebagai ujung tombak. Peran TNI bukan hanya ketika perang saja sehingga wajar untuk diikutsertakan dalam pengamanan infrastruktur kelistrikan," ucap Nasim.
Dia mengkritik agar pengamanan infrastruktur kelistrikan harus benar-benar dipersiapkan secara matang. Dia tidak ingin setelah ada kejadian listrik padam selama 9 jam, baru dicarikan solusi.
Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, seluruh dugaan atas mati listrik massal yang terjadi pada Minggu 4 Agustus 2019 lalu akan sepenuhnya ditelusuri. Termasuk dugaan adanya sabotase atas peristiwa itu.
"Faktor human, itu pun akan didalami. Sangat mungkin perbuatan melawan hukum, mungkin ada sabotase," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/8).
Menurut Dedi, hasil sementara dari keterangan empat saksi pihak PT PLN Persero menyatakan bahwa faktor alam menjadi dugaan kuat penyebab terjadinya mati listrik massal.
"Kemarin dari Bareskrim sudah turun, melakukan pencegahan. Yang dilakukan untuk penyelidikan awal dari hasil keterangan empat petugas PT, salah satu faktornya penyebab utamanya alam. Karena diassesment juga dari Semarang, perbatasan Jateng," jelas dia.
Kasus ini, lanjut Dedi, tentunya membutuhkan proses pengungkapan yang kompleks. Termasuk perlunya bantuan para ahli.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tito pernah memimpin tim Densus 88 yang salah satu anggotanya Rycko Amelza.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Sigit di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat pimpinan TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin mewanti-wanti Panglima agar prajurit TNI agar netral saat Pilkada
Baca SelengkapnyaDi Bumi Blambangan, TNI punya banyak peran dalam meningkatkan kualitas hidup warga.
Baca Selengkapnya“Mengapa Bu Mega menyampaikan hal itu, sebenarnya memang karena rasa sayang terhadap institusi TNI dan Polri," kata Hasto
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang 1 Polri menyambut kedatangan rombongan dua Jenderal TNI dan eks Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaPuan percaya TNI ke depan akan semakin hebat dalam menjaga rakyat dan kedaulatan NKRI serta selalu berjaya di darat, laut, udara, serta dunia siber.
Baca Selengkapnya"Teruskan saya sudah ngomong saya enggak setuju yang namanya TNI-Polri mau disetarakan," tegas Megawati
Baca SelengkapnyaHal itu ia ungkap saat puncak Peringatan Hari Juang TNI AD ke-78
Baca SelengkapnyaPrabowo berpesan agar taruna dan tarun giat belajar agar kelak menjadi personel TNI yang dapat diandalkan.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi PDIP, Utut Adianto mengingatkan hal penting untuk Panglima TNI beserta jajarannya
Baca SelengkapnyaMaruli menyebut TNI AD telah menerapkan asas hukum kepada setiap prajurit
Baca Selengkapnya