Anggota DPR Sebut Demo Pelajar Cuma Salurkan Tawuran
Merdeka.com - Anggota DPR Komisi X Ledia Hanifa memandang, demo pelajar di gedung DPR hanya kedok para pelajar untuk menyalurkan keinginan tawuran. Dia mengatakan, pelajar itu tidak tahu apa yang sebetulnya diperjuangkan.
"Mudah sekali kan tergiring, selain mereka tidak tahu apa yang mereka perjuangkan, mudah tergiring, sehingga potensi anarkis juga menjadi besar. Ini kan seperti penyaluran tawuran yang sudah lama," ujar Ledia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/9?).
Karena alasan tersebut, Ledia melihat aksi yang terjadi menjadi sangat anarkis. Dia mengatakan, para pelajar itu cuma melakukan aksi bentrokan dengan polisi tanpa aspirasi yang disampaikan.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa kata DPR soal tawuran pelajar? 'Kita apresiasi Polres Metro Jakarta Barat yang bekerja dengan sangat sigap, tidak sampai 1x24 jam setelah viral, semua pelaku langsung diamankan. Ini bagus, mereka memang harus ditindak tegas. Karena dari dulu, kasus tawuran ini enggak selesai-selesai, malah makin berani dan nekat.'
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
"Karena mereka berpikirnya perlawanan, tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya yang mereka lawan," ucapnya.
Menurut politikus PKS itu, seharusnya guru bisa menahan anak-anak tersebut. Dengan menahan turun ke jalan, Ledia bilang bukan berarti tidak demokratis.
"Ini juga seharusnya bagian concern para guru, bukan berarti menahan anak anak turun bermakna dia tidak demokratis, tapi harus dilihat juga, ini anak anak, kan kita juga mesti melindungi anak anak kita," jelasnya.
Aksi menolak RUU bermasalah di DPR pada Rabu (25/9) lebih banyak anak sekolah yang turun ke jalan. Sebagian besar merupakan anak sekolah kejuruan. Sejak siang sampai malam, para pelajar itu melakukan aksi anarkis hingga bentrokan dengan polisi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaMahasiswa merusak baliho dan spanduk kampanye itu karena kecewa caleg hanya menebar janji palsu setiap 5 tahun sekali, tepatnya menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaPasukan polisi anti huru-hara membuat formasi pertahanan saat massa berusaha masuk dengan merusak pagar Gedung DPR
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca Selengkapnya