Anggota DPR: WHO Tak Rekomendasikan Ivermectin Untuk Pasien Covid-19
Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher mengatakan, beberapa negara sudah menghentikan penggunaan Ivermectin sebagai obat terapi Covid-19. Penyebabnya adalah WHO tidak memberikan rekomendasi penggunaan Ivermectin sebagai terapi pasien Covid-19.
"India menjadi salah satu negara yang menghentikan penggunaan Ivermectin untuk obat terapi Covid-19. Kementerian Kesehatan India pada bulan Mei lalu juga mengirimkan surat ke komunitas dokter agar menghentikan peresepan obat-obatan seperti hydroxychloroquine, ivermectin, doxycycline, zinc, dan multivitamin," ujar Netty kepada merdeka.com, Jumat (25/6).
Selain India, Netty menambahkan, di Uni Eropa sudah sudah dilarang penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19. Badan Administrasi Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat juga belum mengeluarkan persetujuan penggunaan Ivermectin untuk pengobatan Covid-19.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Antibiotik apa yang paling sering resisten di Indonesia? Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari rumah sakit sentinel di Indonesia, resistensi terhadap antibiotik terus meningkat. Khususnya pada dua jenis bakteri berbahaya, yaitu Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
-
Kenapa vaksin Mpox diizinkan di Indonesia? Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
-
Siapa yang melarang penggunaan rhodamin B dan metanil kuning? Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Indonesia telah melarang sejumlah zat berbahaya dalam makanan, seperti rhodamin B dan metanil kuning.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Sementara WHO telah memberikan peringatan bahwa Ivermectin belum bisa disimpulkan bisa atau tidak untuk pasien Covid. WHO hanya memperbolehkan untuk uji klinis saja.
"Ada peringatan dari WHO bahwa obat ini belum dapat disimpulkan bisa atau tidaknya digunakan untuk pasien Covid-19. Hanya boleh untuk uji klinis saja," ujar Netty.
Politikus PKS ini mengatakan, BPOM mengeluarkan izin edar Ivermectin sebagai obat cacing. Bukan untuk terapi Covid-19.
Sehingga, langkah Kementerian BUMN untuk mengendorse Ivermectin sebagai terapi Covid-19 dipertanyakan. Apalagi sudah ada wacana akan diproduksi masal.
"Jadi, mengapa pemerintah 'keukeuh' meng-endorse obat tersebut untuk terapi Covid-19? Apalagi katanya mau diproduksi massal," tegas Netty.
Netty menuturkan, kebijakan pemerintah seharusnya berdasarkan kajian saintifik. Mendengar pendapat ahli dan epidemiolog serta BPOM sebagai pemegang otoritas tertinggi pengawasan obat dan makanan di Indonesia.
"Obat ini belum diuji klinis untuk terapi Covid-19, kenapa pemerintah sudah buru-buru buat endorse? Ini yang menjadi pertanyaan saya," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaKemenkes menegaskan, penelitian nyamuk wolbachia dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan World Mosquito Program (WMP).
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBappenas akan turut andil untuk menengahi kebijakan Kemenkes dan keresahan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca Selengkapnya