Anggota DPRD Depok: Ganjil Genap di Jalan Margonda Kurang Tepat
Merdeka.com - Anggota DPRD Kota Depok, Jawa Barat, Babai Suhaimi mengatakan penerapan pembatasan kendaraan pelat nomor ganjil genap di Jalan Margonda kurang tepat. Diperlukan kajian secara matang terlebih dahulu, agar pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah baru.
"Belum ada kajian yang matang terhadap hal tersebut, bukan hanya dari sisi transportasi saja, tetapi juga dari sisi sosial ekonomi," kata Babai di Depok, Jumat (24/9) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan penerapan ganjil genap belum pernah dibicarakan secara saksama dan membahas bersama dengan DPRD, termasuk sosialisasi dengan komponen masyarakat.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
-
Bagaimana Jalan Baru Gunungkidul dibangun? 'Jalan Tawang-Ngalang memiliki panjang 9,5 kilometer. Melewati lima padukuhan dan tiga kapanewon. Pembangunannya menggunakan dana keistimewaan yang menelan anggaran Rp269 miliar,' kata Ben.
-
Kenapa Jalan Baru Gunungkidul dibangun? 'Pembangunan jalan ini menjadi sesuatu yang strategis di wilayah utara. Karena nanti kita akan punya akses ke exit tol Bokoharjo Prambanan,' kata Sultan dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Bagaimana Pemprov DKI atasi macet Jakarta? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Kenapa Jalan Baru Kuningan dibangun? Ketika itu, wilayah selatan Jawa Barat tersebut tengah menggencarkan pembangunan daerahnya sebagai daya tarik baru di wilayah pulau Jawa.
"Ruas jalan di Kota Depok tidak sebanyak dan sebaik di kota kota lain, yang telah memberlakukan ganjil genap, seperti Jakarta, Kota Bogor, dan lainnya. Sehingga jangan sampai menimbulkan kemacetan baru di ruas jalan yang lain yang ada di Kota Depok. Komponen pendukung pemberlakuan hal tersebut perlu persiapan yang matang," katanya.
Seharusnya Pemkot Depok, ujar Babai, berpikir bagaimana menciptakan keseimbangan antara laju pertumbuhan kendaraan dengan laju pertumbuhan pembuatan dan pelebaran ruas jalan baru dan ruas jalan yang ada.
"Pemerintah lebih baik konsentrasi pada penataan ruas jalan yang ada, baik dari sisi keindahan dan dari sisi kenyamanannya," ujarnya.
Babai menyebutkan trotoar dan penerangan jalan umum (PJU) yang masih sangat kurang tertata, juga harus menjadi perhatian serius, sehingga hal tersebut dapat mengurangi beban pengguna jalan.
Sebelumnya, kebijakan ganjil genap rencananya akan diberlakukan di Kota Depok, Jawa Barat.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Depok, AKBP Andi Indra Waspada menyebutkan bahwa kebijakan tersebut bakal diterapkan di Jalan Margonda Raya, salah satu ruas jalan utama yang berbatasan dengan DKI Jakarta.
"Rencananya insya Allah dalam awal bulan depan, akan kami laksanakan ganjil genap di Jalan Margonda," ujar Indra.
Wacana penerapan ganjil genap di Jalan Margonda telah lama dilakukan. Pada tahun 2017 ketika itu Ketua DPRD Kota Depok, Jawa Barat Hendrik Tangke Alo menyarankan agar pemerintah kota setempat menerapkan sistem ganjil genap di Jalan Margonda untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di daerah tersebut.
"Pada Sabtu dan Minggu, Jalan Margonda macet parah, bisa saja diterapkan sistem ganjil genap di daerah tersebut," katanya.
Menurut dia, bisa saja pada hari Sabtu diberlakukan untuk kendaraan yang berpelat nomor genap, dan Minggu untuk kendaraan yang mempunyai pelat nomor ganjil.
"Kita perlu melakukan terobosan-terobosan untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang ada," katanya.
Kemudian tahun 2019, Direktur Prasarana BPTJ Kementerian Perhubungan Wisnu Heru Baworo menyatakan Dishub Kota Depok akan memberlakukan aturan ganjil genap (Ga-Ge) di Jalan Margonda setelah pemilu 17 April 2019.
"Saya sudah dibisikin sama Kadishub Depok (Dadang Wihana) nanti Pak akan saya terapkan ganjil genap setelah 17 April," katanya.
Ia mengatakan pemberitahuan oleh Kadishub Kota Depok itu dilakukan kurang dari sebulan yang lalu. Tujuan ganjil genap katanya untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang saat ini sering terjadi pada daerah tersebut.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kota Depok meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2024 sebagai bentuk pengakuan atas penataan transportasi
Baca SelengkapnyaKritik ini muncul setelah Nabilah menerima banyak keluhan warga di daerah pemilihannya di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaDharma Pongrekun dan Kun Wardana melakukan kajian terkait dengan desain ulang penataan kota Jakarta secara bertahap.
Baca Selengkapnya"Kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat bagaimana mengatasi kemacetan," kata Karyoto
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Mohammad Idris mengeluarkan kebijakan baru untuk mengurangi polusi udara. Naik motor wajib dua orang, naik mobil minimal tiga orang.
Baca SelengkapnyaKetua DPRD DKI ke Dishub: Jangan Sok Cegat Mobil Orang, Bikin Macet!
Baca SelengkapnyaEnam parpol di Depok bergabung dalam Koalisi Sama-Sama yang menginginkan perubahan kepemimpinan di kota itu.
Baca SelengkapnyaJalur arteri Karawang yang mulai dipenuhi oleh pemudik yang didominasi dengan kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, semua kendaraan dapat melintas di seluruh wilayah Jakarta tanpa batasan waktu.
Baca SelengkapnyaKota berorientasi transit, juga dapat mendorong penggunaan transportasi publik oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya"Tentu jika kita lakukan analisis traffic tentu kurang ideal sehingga kita menunggu kapan tarif komersial mulai berlaku," kata Syafrin
Baca Selengkapnya