Anggota DPRD Sumbawa dari Demokrat ancam bunuh wartawan
Merdeka.com - Wartawan Harian Umum Gaung NTB Rivi Hamdani Razh melaporkan anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Syamsuddin ke pihak berwajib terkait ancaman pembunuhan. Laporan ini dilakukan karena Syamsuddin telah berperilaku di luar kepatutan sebagai anggota dewan.
"Kami ingin melalui pelaporan polisi ini, ada efek jera agar oknum yang tercatat sebagai anggota Fraksi Demokrat ini, tidak bersikap arogan, tak melakukan tindak pidana, serta perbuatan yang berada di luar etika dan kepatutan sebagai wakil rakyat," kata Pemimpin Umum Gaung NTB Ridha Rahzen di Sumbawa Besar, Selasa (11/3), seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, laporan itu tertanggal 10 Maret 2014, dengan tanda bukti lapor (TBL) No. TBL/215/III/2014/SPKT yang ditandatangani Ipda Kasri, selaku Kepala Unit II Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Sumbawa.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Bagaimana pelaku membakar rumah wartawan? Selain itu, penyidik juga menemukan dua botol minuman kemasan tak jauh dari lokasi kebakaran.'30 meter dari lokasi kita temukan barang bukti di sekitar, 2 botol minuman kemasan yang ada sisanya,' ungkap Kapolda Sumut. Setelah diperiksa, ternyata sisa dari dalam botol tersebut adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).'Jadi sudah kita periksa dan kita temukan sisa bahan bakar yang ada di botol adalah campuran solar dan pertalite,' ungkap Kapolda Sumut.
-
Kenapa rumah wartawan itu dibakar? 'Fakta inilah yang kemudian kami simpulkan bahwa ini adalah kejahatan. Kita terus menguatkan pengertian kita terjadi kejahatan, terkait hari ini kita sedang bekerja untuk menentukan siapa orang-orang yang kemudian terlibat selain para pelaku,' kata Kapolda Sumut.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana rumah wartawan itu dibakar? Polisi menangkap R dan G, dua terduga pelaku pembakar rumah wartawan Tribrata TV bernama Sempurna Pasaribu hingga ludes dilalap api dan menewaskan korban serta tiga keluarga lainnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (27/6).
Laporan ini, lanjut Ridha, untuk membuktikan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum, termasuk anggota DPRD, sekaligus agar tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari.
Ridha menyatakan, dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, wartawan mengacu pada kode etik jurnalistik dengan menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugasnya. Dalam memberitakan permasalahan, wartawan selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
"Jadi konfirmasi yang dilakukan oleh wartawan kami terhadap oknum dewan itu untuk menghindari adanya berita bohong dan fitnah, tapi mendapatkan berita yang akurat dan berimbang, sebagai upaya untuk memberikan kesempatan yang setara kepada oknum bersangkutan dalam menjawab informasi yang menohok dirinya," ucap Ridha.
Selain melaporkan kasus ini secara hukum, Ridha juga telah membentuk tim investigasi terhadap informasi penyalahgunaan dana APBD yang disinyalir melibatkan anggota dewan. Hasil dari investigasi ini nantinya akan diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti.
"Semoga apa yang kami laporkan ini menjadi pintu masuk dalam mengungkap dugaan sejumlah kasus-kasus lainnya," demikian Ridha.
Ulah syamsuddin yang mengancam wartawan ini dikecam berbagai pihak, di antaranya Komunitas Pers (Kompers) KSB, Pengurus DPC Partai Demokrat KSB, Ketua Partai Demokrat Kabupaten Sumbawa, dan praktisi hukum.
Sejumlah pihak menilai tindakan Syamsuddin sangat tidak terpuji, bahkan ada yang meminta agar mental oknum itu perlu diperiksa, karena ancamannya di luar batas kewajaran sebagai wakil rakyat.
Sebelumnya, Rivi, wartawan Gaung NTB, ingin meminta klarifikasi sehubungan adanya informasi dari pengusaha bernama Fikriyadi Opik, yang mengaku mobilnya 'disandera' Syamsuddin. Konfirmasi ini dilakukan untuk mendapat informasi yang berimbang, sehingga tidak menimbulkan fitnah, khususnya bagi oknum bersangkutan.
Bukannya memberikan klarifikasi, malah dengan pongahnya Syamsuddin mengeluarkan ancaman terhadap Rivi. Dia mengancam akan membunuh wartawan yang berani mempublikasikan kasus yang menimpanya, terkait dugaan penyanderaan mobil 'rent car' milik Fikriyadi Opik.
Tak hanya itu, dia juga mengancam akan membawa massa sebanyak tiga truk untuk membuat perhitungan terhadap media yang memberitakan kasusnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka diduga memiliki dendam pribadi terhadap wartawan media online tersebut.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaPelaku adalah tetangga korban. Selama bertetangga, hubungan keduanya kurang harmonis.
Baca SelengkapnyaAKP Dadang Iskandar sempat mengancam personel polisi sesaat sebelum menembak rumah dinas Kapolres Solok Selatan
Baca SelengkapnyaCaleg PKS ini telah membuat laporan ke polisi terkait pemukulan itu, pada Sabtu (13/1) lalu.
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Hakim Padang Diduga Ancam Aktivis Perempuan Hingga Dilaporkan ke KY
Baca SelengkapnyaTNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya menyampaikan dalam kasus ini pihaknya telah menetapkan sebanyak tiga anggota TNI sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaTubuh pria berumur 46 tahun itu ditemukan bersimbah darah dengan mengenakan kaos hitam dan bersarung.
Baca SelengkapnyaDudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca Selengkapnya