Anggota fraksi PKS akui terima Rp 1 M dari uang ketok APBD Sumut
Merdeka.com - Anggota DPRD Sumatra Utara Zulkarnain alias Zul Jenggot mengakui bukan hanya gubernur nonaktif Gatot Pujo Nugroho yang juga fraksi PKS yang menerima uang ketok untuk memuluskan dalam persetujuan terhadap laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Sumut Tahun 2014. Dirinya pun mengakui menerima sejumlah uang dari hasil perkumpulan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut.
Hal itu disampaikannya ketika JPU KPK, Rony Yusup menanyakan apakah dirinya menerima uang ketok untuk laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Sumut Tahun 2014.
"Iya iya saya terima Rp 1 miliar dari uang ketok itu," ucap Zul yang juga anggota PKS saat menjadi saksi dengan terdakwa di mantan wakil ketua DPRD Provinsi Sumut periode 2009-2014, Kamaluddin Harahap dalam kasus penerimaan suap oleh Gubernur non aktif Sumut, Gatot Pudjo Nugroho di Ruang Sidang Pengadilan Tipikor, Kemayoran, Jakarta, Rabu (30/3).
-
Siapa yang menerima uang pungli? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjatuhkan sanksi etik terhadap PLT Karutan periode 2020-2021, Ristanta. Ia terbukti terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan menerima sejumlah uang Rp30 juta dari para tahanan.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
Tidak puas dengan jawaban Zul, Rony pun mencecar dirinya apakah fraksinya mendapat uang ketok tersebut. Tetapi, Zul pun menepis hal tersebut. "Tidak ada, gak ada fraksi PKS yang menerima uang ketok," tepis Zul.
Rony pun terus mencecar Zul soal keterkaitan dirinya yang dalam koordinasi pengumpulan uang ketok. Awalnya Zul tidak mau menceritakan soal keterkaitan dirinya terkait pembagian uang panas tersebut.
Namun Zul pun terus dicecar pertanyaan oleh JPU dan dirinya pun mengakui bahwa dirinya terlibat dalam memetakan setiap anggaran anggota dewan.
"Kan saya pedagang dan saya suka memetakan ya saya gambar berapa uang atau anggaran setiap anggota dewan," tuturnya.
Kemudian, Rony pun kembali menegaskan kepada Zul terkait fraksinya yang apakah menerima dana uang ketok. "Katanya tadi gak ada keterlibatan kok saudara?" tanya Rony dengan nada lantang.
Zul pun hanya menjawab seraya menegaskan bahwa fraksi PKS tidak ada yang menerima uang ketok. "Fraksi PKS tidak pernah menerima," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, dalam dakwaan Kamaluddin Harahap, uang ketok pada tahun 2012 untuk persetujuan terhadap laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Sumut Tahun 2012 Anggota DPRD, masing-masing mendapat bagian sebesar : Rp12.500.000,00, Sekretaris Fraksi, masing-masing mendapat bagian sebesar Rp17.500.000,00, Ketua Fraksi, masing-masing mendapat bagian sebesar Rp20.000.000,00 Wakil Ketua DPRD, masing-masing mendapat bagian sebesar Rp40.000.000,00 Ketua DPRD, mendapat bagian sebesar Rp77.500.000,00.
Pada tahun 2013 untuk Persetujuan Perubahan APBD (P-APBD) Provinsi Sumut TA 2013 :
Anggota DPRD, masing-masing mendapat bagian sebesar Rp15.000.000,00. Banggar, masing-masing mendapatkan tambahan sebesar Rp10.000.000,00, Sekretaris fraksi, masing-masing mendapatkan tambahan sebesar Rp 10.000.000,00, Ketua fraksi, masing-masing mendapatkan tambahan sebesar Rp 15.000.000,00, Wakil Ketua DPRD, masing-masing mendapatkan tambahan sebesar Rp50.000.000,00, Ketua DPRD, mendapat tambahan sebesar Rp 150.000.000,00.
Pada tahun 2014 untuk persetujuan :Anggota DPRD, masing-masing mendapat bagian sebesar Rp 50.000.000,00. Banggar DPRD, masing-masing mendapat tambahan sebesar Rp10.000.000,00
Sekretaris Fraksi, masing-masing mendapat tambahan sebesar Rp10.000.000,00.Ketua Fraksi, masing-masing mendapat tambahan sebesar Rp 15.000.000,00 , Wakil Ketua DPRD, masing-masing mendapat tambahan sebesar Rp 75.000.000,00 dan Ketua DPRD, mendapat tambahan sebesar Rp 200.000.000,00.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Mudhlor Ali akan diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka lain
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor menyatakan menghormati langkah (KPK menetapkan dirinya sebagai tersangka korupsi.
Baca SelengkapnyaAdapun uang dan barang tersebut ditemukan penyidik di sejumlah lokasi sejak 8 Juli lalu.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Bangkalan, Fatkurrahman membenarkan soal adanya aktivitas penggeledahan itu.
Baca SelengkapnyaKPK resmi menjebloskan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke penjara
Baca SelengkapnyaPenyitaan tersebut adalah bagian dari penyidikan dugaan tindak pidana korupsi penerimaan gratifikasi dan konflik kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaT.essa belum memberikan keterangan lebih lanjut soal lokasi mana saja yang digeledah.
Baca SelengkapnyaKPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu.
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor sebelumnya ditahan KPK usai diperiksa sebagai tersangka terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo.
Baca SelengkapnyaKPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
Baca SelengkapnyaDisinggung soal pernyataan KPK yang menyebut dirinya menghilang saat KPK melakukan operasi tangkap tangan? Gus Muhdlor menepisnya dengan eksepresi mengelak.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca Selengkapnya