Anggota Gafatar di Purwakarta tertutup dengan warga
Merdeka.com - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) memiliki banyak anggota di pelbagai daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Kapolres Purwakarta, AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, dari hasil penelusuran intelijen kepolisian, ada pasangan suami istri asal Lampung yang mengontrak rumah di Kecamatan Cibatu dan diduga sebagai anggota Gafatar.
"Mereka itu menyatakan diri sebagai Gafatar terhadap masyarakat sekitar," kata Trunoyudo. di Purwakarta, Rabu (13/1).
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Di mana petani Pangandaran tanam sayur? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Siapa yang menjadi buruh di perkebunan? Adapun beberapa wilayah di Jawa yang menjadi pemasok utama para pekerja buruh perkebunan, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
-
Apa yang dimakan petani Pangandaran? Mereka cukup memanfaatkan alam sekitar demi mendapat bahan makanan.
-
Bagaimana Seni Tani mendapatkan pemasukan? Kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dilakukan melalui pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture),
Trunoyudho menuturkan, sehari-hari pasutri ini bekerja sebagai petani yang mendapat upah dari bagi hasil. Namun selama mengontrak di sana, mereka tidak pernah menyebarkan ajaran kelompoknya. Salah satunya karena mereka jarang berinteraksi dengan warga.
"Tapi tidak ada ajakan karena mereka jarang berinteraksi. Kita masih selidiki berapa lama mereka mengontrak di situ. Tapi sejak sebulan lalu mereka sudah tidak mengontrak lagi," katanya.
Kapolres Purwakarta memastikan belum ada warganya yang dirugikan secara materiil atau adanya orang hilang setelah bergabung dengan Gafatar. Meski begitu Truno mengimbau agar masyarakat bisa berkoordinasi dengan pihak berwajib jika menemukan adanya penyebaran paham Gafatar atau sejenisnya. Selain itu Truno pun mengajak agar masyarakat tidak mengambil tindakan mengarah pada kriminalitas. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya penghuninya yang unik, kondisi alam dan pemandangan di sekitarnya juga mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini unik, karena banyak warga yang menjadi petani dadakan
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaPara petani Rorotan lebih mengutamakan tali dan baju untuk menjaga padi yang akan dipanen agar terhindar dari seragan hama burung pipit.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaDusun Tempel di Boyolali yang berdampingan dengan Dusun Bentrokan di Magelang memiliki keunikan.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaWaktu luang yang berlimpah merupakan nikmat yang saat ini mereka dapatkan dari hasil jerih payah beternak puyuh
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri Pratama Arhan dan Azizah Salsha kini tengah pulang kampung ke Indonesia. Kali ini mereka bermain ke sawah.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaTerbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri
Baca Selengkapnya