Anggota Gugus Tugas Covid-19 Dianiaya Warga di Mamuju
Merdeka.com - Nasib kurang beruntung dialami oleh anggota gugus tugas penanganan Covid-19 Mamuju, Alamsyah. Ia menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok orang saat akan melakukan rapid test kepada warga.
Insiden itu terjadi pada Kamis 4 Juni sekitar pukul 11.00 Wita di Lingkungan Tambi, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju. Saat itu, Alamsyah bersama anggota gugus tugas akan melakukan rapid test terhadap keluarga pasien Covid-19 yang kabur dari ruang isolasi RSUD Regional Sulawesi Barat.
"Saya dipukul dari belakang. Saya langsung tersungkur dan tidak sadar, makanya dilarikan kesini (RS), sampai sekarang kepala saya masih sangat sakit," kata Al kepada wartawan saat menjalani perawatan di RSUD Mamuju, Kamis (4/6/2020).
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Dimana pemukulan itu terjadi? Ajang Porprov Jawa Timur 2023 yang digelar di Sidoarjo Jawa Timur terciderai insiden kekerasan.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa makna kata-kata tumbang sakit? Kata-kata tumbang sakit baik sakit hati maupun sakit fisik dapat dijadikan sebagai semacam motivasi untuk diri sendiri agar cepat pulih dan tak berlama-lama terjerumus di dalamnya.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa efek benturan kepala pada otak? Peneliti mengungkapkan bahwa cedera pada kepala dapat mengakibatkan penurunan ukuran otak pada anak-anak, yang berkaitan erat dengan masalah perilaku dan kesulitan dalam belajar.
Al menjelaskan, pihaknya ke lokasi kejadian untuk melakukan rapid test atas permintaan keluarga pasien. Karena, saat pasien kabur, ia diketahui sempat singgah di salah satu rumah keluarganya yang ada di sana.
"Namun, setelah tiba di lokasi saya malah mendapat perlakuan kasar. Padahal, saya tidak pernah memaksa mereka rapid test, pas saya mau pulang malah dikejar dan dipukul," ujar Al.
Karena itu, Al yang juga Kabid di Dinkes Mamuju itu akan menempuh jalur hukum atas penganiayaan yang ia alami. Bahkan, ia tak segan untuk mundur dari gugus tugas penanganan Covid-19 jika tak ada perlindungan hukum terhadapnya dalam bekerja.
"Karena saya bekerja bukan atas nama pribadi tapi atas nama negara. Saya sekarang seperti mau terus muntah karena bagian kepala dipukul," tegas Al.
Sementara itu, Kapolsek Kota Mamuju AKP Suhartona mengatakan, mungkin terjadi kesalahpahaman antara gugus tugas dengan keluarga pasien yang akan dites. Sehingga, terjadi sedikit argumen dan gesekan saat di lapangan.
"Dengan hadirnya polisi, kami berharap masyarakat bisa tenang. Saat ini, polisi masih mendalami sebab warga tersebut tega menganiaya petugas," kata Suhartono.
Reporter: Abdul Rajab UmarSumber: Liputan6.com
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca Selengkapnya"Jangan mentang-mentang orang kaya bisa menganiaya anak kami seperti itu," kata ibu korban.
Baca SelengkapnyaPelaku utama hanya satu inisial AS (22) dan saat ini sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaKasus ini sedang didalami kepolisian. Sejumlah barang bukti berupa kayu dan pecahan paving juga diamankan.
Baca SelengkapnyaKorban berinisial J (31) tewas akibat pendarahaan di kepala.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaAnggota Brimob diduga lepas tanggung jawab karena hanya bayar biara pengobatan 2 juta. Sementara luka korban sangat serius.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian Aiptu Ari Sujuanta mengalami luka pada bagian kepala, patah lengan tangan kiri atas dan patah pergelangan tangan kiri.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bripka Arif masih dalam keadaan kritis dan dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSunan menambahkan, belum mengetahui pasti penyebab kekerasan yang dialami korban. Dari foto yang diperlihatkan korban padanya, penganiayaan itu luar sadis.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya dikabarkan tidak ditahan setelah ditetapkan tersangka.
Baca Selengkapnya