Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggota Komisi IX Desak Pemerintah Segera Bayar Tunggakan ke RS Tangani Covid

Anggota Komisi IX Desak Pemerintah Segera Bayar Tunggakan ke RS Tangani Covid Saleh Partaonan Daulay. ©2021 Antara

Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mendesak tunggakan klaim rumah sakit segera dibayarkan pemerintah. Dia tidak ingin pelayanan rumah sakit tidak optimal karena masalah klaim pembayaran ini.

"Kita mendesak pada pemerintah untuk segera membayar tanggungan rumah sakit yang semakin hari semakin banyak itu, dan ternyata rumah sakit itu memiliki keterbatasan untuk menyiapkan biaya perawatan termasuk penyiapan alat-alat kesehatan dan alat-alat yang dibutuhkan dan juga termasuk untuk membiayai kebutuhan dokter dan tenaga medis lainnya," katanya saat dihubungi, Rabu (7/7).

"Jadi utangnya sudah banyak tentu pemerintah harus segera membayarkan itu, jadi kita tidak mau karena terkendala pembayaran itu malah rumah sakitnya gak sanggup untuk memberikan perawatan optimum," sambungnya.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Saleh, kendala birokrasi anggaran seperti verifikasi, persoalan dispute, dan pendataan masih bisa diselesaikan agar anggaran klaim RS cair. Namun, masalah utamanya ialah belum adanya anggaran untuk klaim pembayaran rumah sakit. Dia mendorong Menteri Keuangan Sri Mulyani memikirkan hal ini.

"Bendahara negara itu mesti mencoba bagaimana mencari solusi sehingga anggaran yang dibutuhkan klaim rumah sakit yang konon kabarnya sudah mencapai 13 triliun itu segera ada, belum lagi insentif tenaga kesehatan, itu berakumulasi nanti besar kalau tidak segera dibayarkan," ucapnya.

"Rumah sakit swasta itu ada keterbatasan memenuhi kebutuhan yang ada sekarang ini apalagi (Covid-19) melonjak tinggi dan drastis kebutuhan pelayanan kesehatan itu," sambungnya.

Ketua Fraksi PAN DPR ini menduga belum ada anggaran yang dimiliki pemerintah untuk dialokasikan ke pembayaran klaim RS. Mestinya, anggaran klaim rumah sakit bisa dialokasikan.

"Menurut saya itu anggarannya tidak ada, maksud saya belum ada yang dialokasikan Kementerian keuangan, negara ya punya duit dong mestinya, alokasi untuk itu yang belum ada, jadi bukan tidak ada, tapi kita minta di alokasikan," ujarnya.

Saleh memahami kebutuhan pemerintah banyak untuk kebutuhan ekonomi, insentif tenaga kesehatan dan pembelian vaksin. Tetapi, anggaran untuk klaim rumah sakit kurang. Maka, harus dicari sumber lain yang bisa menutupi kekurangan itu.

"Bisa realokasi anggaran lain dimasukkan ke situ. Yang jelas ini gak boleh terlambat, supaya rumah sakit semangat merasa diperhatikan, supaya mereka bisa memberikan pelayanan terbaik di tengah situasi sulit seperti ini," kata dia.

Mestinya, kata Saleh, Kementerian keuangan sebagai bendahara negara mengetahui dimana semestinya uang berada. Serta, diperuntukkan untuk apa.

"Apakah peruntukan sana untuk skala prioritas atau (klaim RS) ini skala prioritas, menurut saya klaim rumah sakit adalah salah satu yang harus diprioritaskan," ujarnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anggota DPR Marahi Ketua KPU, Bongkar Penyelewengan Anggaran Dinas sampai Honor PPK Belum Dibayar
Anggota DPR Marahi Ketua KPU, Bongkar Penyelewengan Anggaran Dinas sampai Honor PPK Belum Dibayar

Anggota DPR memarahi Ketua KPU terkait berbagai hal dalam rapat Komisi II.

Baca Selengkapnya
DPR Ingatkan Menkes Tak Langgar Aturan soal Turunan UU Kesehatan
DPR Ingatkan Menkes Tak Langgar Aturan soal Turunan UU Kesehatan

Merujuk pada aturan itu, kata dia melanjutkan, aturan turunan UU Kesehatan harus selesai paling lambat pada 8 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Murka Rieke 'Oneng' Teriak Rugi Bandar Skak Bos Asabri Soal Duit Pensiun TNI-Polri
VIDEO: Murka Rieke 'Oneng' Teriak Rugi Bandar Skak Bos Asabri Soal Duit Pensiun TNI-Polri

Rieke merasa masalah korupsi dana pensiun TNI dari Asabri membuatnya masih gusar.

Baca Selengkapnya
Ada Perbedaan Hitungan Utang BLBI Antara Satgas dan Obligor, Mahfud MD Buka Suara
Ada Perbedaan Hitungan Utang BLBI Antara Satgas dan Obligor, Mahfud MD Buka Suara

Satgas BLBI masih mencari jalan keluar untuk mengatasi perbedaan hitungan utang antara obligor/debitur dan besaran utang yang ditetapkan pemerintah

Baca Selengkapnya
63 Kementerian Lembaga Masih Nunggak PNBP Hingga Rp27,64 Triliun
63 Kementerian Lembaga Masih Nunggak PNBP Hingga Rp27,64 Triliun

Angka tunggakan ini meningkat dibanding jumlah piutang di tahun sebelumnya sebsar Rp25,04 triliun yang tersebar di 62 kementerian lembaga.

Baca Selengkapnya
KPU Jawab BPK: Sisa Anggaran Perjalanan Dinas Rp10,57 M Sudah Dikembalikan ke Kas Negara
KPU Jawab BPK: Sisa Anggaran Perjalanan Dinas Rp10,57 M Sudah Dikembalikan ke Kas Negara

Ketua KPU Hasyim Asy'ari KPU memastikan sudah melaporkan dan mengembalikan sisa anggaran tersebut ke kas negara.

Baca Selengkapnya
Baleg DPR Gelar Rapat Pleno Carry Over, Singgung DIM RUU TNI dan Polri
Baleg DPR Gelar Rapat Pleno Carry Over, Singgung DIM RUU TNI dan Polri

Anggota Baleg Fraksi PDIP Sturman Panjaitan, mengatakan terdapat lima hingga enam RUU yang belum turun daftar inventarisasi masalah (DIM)

Baca Selengkapnya
Viral Pengawas TPS di Makassar Belum Terima Honor, Ini Penjelasan Bawaslu
Viral Pengawas TPS di Makassar Belum Terima Honor, Ini Penjelasan Bawaslu

Ketua Bawaslu Makassar Dede Arwinsyah membenarkan ada sejumlah PTPS belum dicairkan honornya.

Baca Selengkapnya
Capim KPK Setyo Budiyanto Jawab DPR soal Kasus BLBI: Selama Tidak Di-SP3, Wajib Diselesaikan
Capim KPK Setyo Budiyanto Jawab DPR soal Kasus BLBI: Selama Tidak Di-SP3, Wajib Diselesaikan

Menurutnya, seluruh kasus besar yang belum rampung sudah sepatutnya diselesaikan.

Baca Selengkapnya
Gajian Terlambat, DPRD DKI Mengeluh
Gajian Terlambat, DPRD DKI Mengeluh

Keluhan diungkap anggota DPRD DKI Fraksi PKS Karyatin Subiantoro.

Baca Selengkapnya