Anggota Kopassus ini pecahkan 55 balok es pakai kepala dalam 1 menit
Merdeka.com - Sertu Dwi Andi (39), anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (4/4) melakukan atraksi spektakuler. Dalam waktu hanya satu menit, dia bisa berhasil memecahkan 55 balok es menggunakan kepala.
Prestasi yang baru pertama kali dilakukan di tanah air ini mendapatkan penghargaan khusus dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai aksi paling spektakuler.
"Sebelumnya nggak pernah ada aksi seperti ini. Ini rekor dunia, jadi kita catat secara khusus atas aksi dari seorang prajurit TNI memecahkan 55 balok es dengan kepala selama satu menit," ujar Senior Manager Muri, Yusuf Ngadri, usai memberikan penghargaan di Lapangan Bhirawa Yudha Grup 2 Kopassus.
-
Di mana rekor baru dipecahkan? Acara ini akan diadakan di Festival Sheikh Zayed yang terletak di Al Wathba, dan akan menampilkan pertunjukan selama 50 menit yang ditujukan untuk memecahkan enam rekor dunia.
-
Apa yang baru dipecahkan rekornya? Acara ini akan diadakan di Festival Sheikh Zayed yang terletak di Al Wathba, dan akan menampilkan pertunjukan selama 50 menit yang ditujukan untuk memecahkan enam rekor dunia.
-
Dimana rekor dunia ini dipecahkan? Para siswa dari Sekolah Tredyffrin-Easttown menciptakan pelindung yang memungkinkan telur mereka jatuh dari ketinggian tersebut tanpa mengalami kerusakan pada cangkangnya.
-
Kapan rekor baru dipecahkan? Grand finale ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan festival tahun lalu yang menyuguhkan pertunjukan selama 40 menit dan berhasil mencetak tiga rekor dunia Guinness World Records.
-
Apa rekor yang dicetak pria itu? Dia bahkan mendapatkan tempat di Guinness Book of World Records pada 1971 untuk puasa terlama yaitu 382 hari.
-
Siapa saja yang memegang rekor sebelumnya? Sebelum ini, hanya Hazard (2012/13) dan Cesc Fabregas (2014/15) yang berhasil mencapai prestasi ini, sehingga Palmer kini tercatat dalam sejarah Chelsea.
Yusuf mengatakan, aksi pemecahan balok es memang sudah sering dilakukan. Namun hanya dua hingga tiga es, itupun dilakukan dengan tangan.
Sertu Dwi Andi mengatakan, sebelum melakukan aksinya dia mengaku telah berlatih fisik dan teknik pernapasan selama tujuh minggu.
Wakil Komandan Grup II Kopassus, Letkol Inf Adrian Triwasana menambahkan, pemecahan rekor Muri ini digelar dalam rangka peringatan HUT ke-64 Kopassus. Sebelum pemecahan rekor Muri, kata dia, juga dilakukan demo beladiri Merpati Putih oleh 84 anggota.
"Sebelumnya ada demo beladiri dan penyerahan sembako bagi warga di sekitar Mako Kopassus. Ini rangkaian kegiatan peringatan HUT Kopassus ke-64," pungkas Adrian.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meraih baret merah dan brevet komando, simbol kebanggaan unit ini, bukanlah hal yang bisa dianggap enteng.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI banjir pujian usai pecahkan keramik pakai bohlam lampu pijar.
Baca SelengkapnyaUnggahan terbaru Kopral Bagyo sampaikan nasihat untuk para prajurit muda TNI.
Baca SelengkapnyaEs tersebut nampak terlihat segar dan menggoda selera. Bukan hanya itu, cara mengaduk dalam pembuatan es ini dinilai sangat tak biasa.
Baca Selengkapnyapria asal Tiongkok ini mampu mengontrol air di dalam mulutnya sehingga dapat menyemburkannya selama 6 menit penuh. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca Selengkapnyaerbagai macam misi dijalankan Kopassus, dimulai dari operasi-operasi militer di awal kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaKowad itu memberikan ucapan selamat saat sedang melakukan terjun dari ketinggian. Sehingga ini menjadi persembahan begitu spesial.
Baca SelengkapnyaTNI AL memberikan brevet kehormatan kepada Pangkostrad Letjen TNI Mohamad Hasan.
Baca SelengkapnyaAksi taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tunjukkan aksinya saat menembak.
Baca SelengkapnyaPensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.
Baca SelengkapnyaKopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus! Berikut kata-kata ucapan selamat HUT Kopassus.
Baca SelengkapnyaSaat itu, Asmujiono membawa nama Indonesia, karena memang negara tetangga Malaysia juga menjalankan misi serupa.
Baca Selengkapnya