Anggota TNI Penganiaya Bocah di Rote Ndao Diperiksa Denpom Kupang
Merdeka.com - Seorang bocah berusia 13 tahun di Kelurahan Metina, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, menjadi korban penganiayaan hingga pingsan anggota Kodim 1627 Rote Ndao, Kamis (19/8). Bocah bernama Petrus Seuk itu kini dirawat di RSUD Baa, akibat mengalami trauma dan luka pada beberapa bagian tubuh.
Dandim 1627 Rote Ndao, Letkol Inf. Educ Permadi Eko mengatakan, dua anggota Kodim tersebut sedang menjalani pemeriksaan oleh Polisi Militer dari Denpom IX/1 Kupang.
"Untuk saat ini sedang dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak Polisi Militer," kata Educ kepada merdeka.com , Senin (23/8).
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang di dampingi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Apa yang dilakukan TNI di kantor polisi? Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak. Mereka datang bukan tanpa tujuan. Prajurit TNI mengincar salah satu sosok pimpinan tertinggi di kantor Polisi tersebut, yaitu Kapolres Tuban, AKBP Suryono. Para prajurit TNI itu datang bukan dengan maksud buruk, sebaliknya, mereka datang dengan perasaan riang gembira. Membawa sebuah banner ucapan yang dibuat khusus untuk merayakan hari bahagia para anggota Polri.
Menurut Educ, setelah kejadian kedua anggotanya sudah melakukan komunikasi dengan keluarga korban untuk diselesaikan secara adat. Namun proses hukum secara militer tetap dilaksanakan.
"Setelah kejadian sudah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga untuk selalu menyambung silaturahmi. Ada surat pernyataan dari pihak keluarga juga, tetapi tetap proses sesuai ketentuan aturan militer dilaksanakan proses hukum," ujar dia.
Sebelumnya, seorang bocah berusia 13 tahun di Kelurahan Metina, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, menjadi korban penganiayaan hingga pingsan anggota Kodim 1627 Rote Ndao, Kamis (19/8). Bocah bernama Petrus Seuk itu kini dirawat di RSUD Baa, akibat mengalami luka pada beberapa bagian tubuh.
Ayah korban, Joni Seuk menceritakan, anaknya dijemput seorang oknum anggota TNI berinisial Serka AOK dan rekannya Serma B dirumah mereka, Kamis (19/8) sekitar pukul 19:00 Wita. Anaknya kemudian dibawah ke rumah B, di RT 09, RW 03 Kelurahan Metina, Kecamatan Lobalain lalu dianiaya.
Petrus Seuk dijemput Serka AOK karena diduga mencuri handphone miliknya. AOK kemudian mengantar korban ke rumah Serma B. Anaknya baru pulang tengah malam tetapi tidak menyampaikan apapun kepada mereka sebagai orang tua. Kemudian keesokan harinya, Jumat (20/8) anaknya dicari lagi saat sedang bermain di Pantai Baa, untuk diinterogasi mengenai masalah hilangnya handphone. Namun setelah itu Petrus Seuk tidak memberitahukan kepada mereka, terkait masalah tersebut.
Sekitar pukul 19:00 Wita, Petrus kembali dijemput Serka AOK, Serma B dan sejumlah rekannya. Mengetahui Serka AOK datang, Petrus ketakutan, sehingga bersembunyi dalam lemari di kamar. Dalam kamar, Petrus dianiaya oleh Serka AOK hingga mulutnya berdarah. Petrus dibawa lagi ke rumah Serma B.
Karena takut, Joni Seuk dan istrinya menyusul untuk melihat kondisi anak mereka. Saat tiba di rumah Serma B, mereka melihat anaknya sudah tidak berdaya akibat dianiaya.
Ibu korban, Ati Seuk Hanas yang menjaga anaknya di RSUD Baa menjelaskan, saat ikut anak mereka ke rumah Serma B, terlihat Petrus dalam keadaan terikat dengan tali berwarna biru. Kakinya juga diikat menggunakan tali, sambil dianiaya hingga pingsan.
"Dia pu bapak liat tidak tega liat anak pu keadaan jadi dia pu bapak pulang kembali ke rumah. Setelah kami pulang tinggalkan dia AOK dan B dan mereka baru antar anak kami dini hari tanpa pakaian di badan," jelas Ati, Jumat (20/8).
Melihat anak mereka dalam keadaan telanjang, Joni memakaikan baju dan celana lalu anak mereka dibawa kembali, karena Serka AOK dan Serma B ke rumah hanya untuk menunjukkan tempat persembunyian handphone.
"Anak kami terpaksa mengaku bahwa dia yang ambil handphone, karena sudah tidak tahan dengan penganiayaan itu. Sampai di rumah anak kami bingung mau ambil handphone dimana karena bukan dia yang ambil," ungkap Aty.
Keadaan ini menambah amarah Serka AOK, sehingga anak mereka kembali dianiaya hingga tak berdaya lalu dibawa lagi ke rumah Serma B.
Sekitar pukul 09:00 Wita pagi baru anak mereka dibawa pulang ke rumah oleh dua orang kerabat Serka AOK. Tiba di rumah anak mereka langsung pingsan sehingga langsung dilarikan ke RSUD Baa, untuk mendapatkan pertolongan medis.
Keluarga korban lainnya, Ferdy Farudin menjelaskan, Petrus Seuk mengalami trauma berat karena tidak ingin ditinggalkan sendirian dalam ruang perawatan.
"Anak kami trauma berat, kemarin saya mau pulang dia pegang kuat-kuat saya pu tangan. Dia bilang jangan pergi nanti mereka datang ambil saya lagi untuk pukul," ceritanya, Jumat (20/8).
Saat ini keluarga sedang berusaha untuk memberikan penguatan dan pemahaman, bahwa kejadian itu tidak akan terulang lagi.
Sementara itu Dandim 1627 Rote Ndao, Letkol Inf. Educ Permadi kepada wartawan di RSUD Baa menjelaskan, pihaknya sudah merespon cepat kejadian ini. Ia akan mendekati keluarga korban untuk membahas persoalan ini, dengan tidak mengesampingkan aturan yang berlaku di tubuh militer.
Menurutnya, proses hukum terhadap oknum anggota tersebut akan diserahkan ke Denpom Kupang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Denpom dalam hal ini Kupang, untuk menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku di militer," tegasnya, Sabtu (21/8). Dia sebagai komandan Kodim akan terus berbenah, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota TNI di Purwokerto Aniaya Anak Pejabat Pangkalpinang Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaPangdam Cendrawasih tidak mentolerir apa pun bentuk pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaTNI mengungkapkan warga Papua yang diduga disiksa prajurit TNI tenyata anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tengah ditawan.
Baca SelengkapnyaDua oknum anggota TNI Kodam IX/Udayana ditangkap karena diduga terlibat dalam penyerangan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaTak hanya Puspom TNI yang memonitor perkara tersebut, melainkan juga Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca Selengkapnya