Angin Kencang Rusak 28 Rumah di Sorong Papua
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Sorong, Papua Barat, menyatakan data sementara sebanyak 28 rumah warga rusak akibat angin kencang yang melanda daerah tersebut pada 8 Desember 2021.
Kepala BPBD Kota Sorong, Herlin Sasabone mengatakan akibat angin kencang yang melanda daerah tersebut pada 8 Desember 2021 merusak 28 rumah warga, baik rusak ringan, sedang maupun rusak berat.
Dia mengatakan bahwa data tersebut adalah data riil temuan langsung di lapangan oleh tim, namun kemungkinan besar masih bertahan karena warga maupun pihak kelurahan belum melaporkan secara tertulis.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Kenapa Wali Kota Tarakan memberikan bantuan? Wali Kota juga mencatat pentingnya pemanfaatan lahan terbatas, dengan mendorong penduduk untuk mengolah halaman rumah mereka sendiri untuk bercocok tanam, termasuk hortikultura, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
-
Dimana angin kencang menyebabkan kerusakan? Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang.
-
Apa yang rusak akibat gempa Batang? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
-
Kenapa rumah di Bantul harus tahan gempa? Karena potensi bencana yang begitu besar, rumah di Bantul dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta harus tahan gempa.
"Hingga hari ini kami belum menerima laporan tertulis dari setiap kelurahan di Kota Sorong berapa total jumlah rumah warga yang rusak akibat kejadian angin kencang pada 8 Desember lalu tersebut," ujarnya dilansir Antara, Jumat (10/12).
Ia menyarankan agar warga yang rumahnya rusak akibat angin kencang tersebut, baik rusak ringan, sedang hingga berat melaporkan secara tertulis kepada kelurahan sehingga data tersebut dilanjutkan kepada BPBD.
Selanjutnya, kata dia, BPBD mengusulkan kepada Wali Kota agar warga mendapatkan bantuan untuk merenovasi rumah yang rusak akibat angin kencang tersebut.
Dikatakan bahwa peristiwa angin kencang tersebut tidak masuk dalam kategori darurat dan skala nasional sehingga ditangani dengan anggaran APBD.
"Terkecuali peristiwa banjir dan longsor yang mengakibatkan lima orang meninggal dunia pada 2020 lalu masuk tanggap darurat skala nasional sehingga ditangani oleh pemerintah pusat," ujar dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaPadahal puluhan rumah itu baru diresmikan pada 2022.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaGempabumi berkekuatan magnitudo 4,4 mengguncang daratan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (7/7)
Baca SelengkapnyaJokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak
Baca SelengkapnyaPenetapan status dilakukan satu hingga dua minggu, karena dampak gempa di Kabupaten Batang sudah ada sekitar 49 rumah rusak.
Baca SelengkapnyaIwan Setiawan meminta agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaPuluhan ribu rumah warga Kabupaten Ngawi tidak layak huni buntut dari kemiskinan.
Baca SelengkapnyaJokowi sudah menyimpan data penduduk yang bersedia direlokasi.
Baca Selengkapnya