Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Angka Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Diminta Tak Hanya Fokus Atur Orang

Angka Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Diminta Tak Hanya Fokus Atur Orang Aksi Badut Sosialisasi PSBB di Tangerang. ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai pemerintah selama ini hanya fokus mengatur masyarakat saja. Dia melihat, pemerintah tidak memperhatikan pengelolaan tata ruang, mekanisme barang, dan pengaturan uang di masyarakat agar bisa bertahan di tengah pandemi.

Menurutnya, pemerintah harus sudah menyiapkan regulasi yang tepat sebelum menetapkan new normal.

"Pemerintah terlalu fokus mengatur orang, padahal ada ruang, barang dan juga uang yang harus diatur," ujar Hermawan dalam diskusi virtual bertema "Covid-19 dan Ketidaknormalan Baru" di MNC Trijaya, Sabtu (11/7).

Orang lain juga bertanya?

Hermawan memaparkan satu persatu ke empat hal yang seharusnya diperhatikan pemerintah itu. Yang pertama yaitu soal ruang. Saat WHO mempublikasikan bila virus Corona bisa menular melalui udara, pemerintah belum bisa mengambil tindakan secara cepat untuk mengatasinya.

Dia mengatakan, permasalahan ini sebenarnya memang sudah diatasi, namun hanya di tempat-tempat tertentu. Seperti di rumah sakit, laboratorium atau di tempat-tempat yang memang sudah memiliki ventilator. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah bisa memperhatikan semua fasilitas umum agar memiliki ventilasi udara yang baik.

Selanjutnya soal uang, Hermawan merasa pemerintah tidak sadar bila cluster Covid-19 sering ditemukan di pasar. Di pasar itulah transmisi virus terjadi melalui barang dan uang. Dia melihat masyarakat masih melakukan pembayaran dengan uang cash, belum menggunakan uang digital.

"Awalnya kan pemerintah mau buat e-payment di pasar tapi kenyataannya sampai saat ini belum. Padahal di pasar itu potensi transmisi Covid-19 besar, karena melalui pertukaran barang dan uang. Selain itu tidak ada sirkulasi udara juga di pasar," ujarnya

Selain itu, poin 'uang' yang ia maksud juga tertuju pada kondisi keuangan masyarakat di tengah pandemi ini. Menurutnya, pemerintah hanya fokus meminta masyarakat untuk diam di rumah menerapkan PSBB, namun pemerintah lupa bila ekonomi juga harus tetap berjalan. Masyarakat harus tetap bekerja agar bisa membangun kembali kondisi ekonomi mereka yang turun akibat PSBB.

Ia berharap pemerintah segera membuat regulasi agar Indonesia bisa mengendalikan virus corona. Ia khawatir bila tidak segera dibuat regulasi yang bisa mengendalikan ke-empat poin tadi, maka Indonesia akan kewalahan. Sebab, vaksin virus corona belum ditemukan sampai satu tahun kedepan.

"Kata Prof Amin vaksin belum ditemukan sampai satu tahun kedepan, maka kita harus bermaraton dengan corona. Maka Jangan separuh-separuh. Harus ada head controlnya, bukan head protocol saja," ujarnya.

Persiapan Sebelum New Normal

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sri Prihastuti setuju dengan Hermawan, ia menilai seharusnya sebelum diberlakukan new normal, harus ada pra kondisi. Pra kondisi ini lah masa di mana pengelola kebijakan membuat kebijakan baru untuk mempersiapkan new normal dengan matang, seperti membangun infrastruktur sesuai standar new normal, dan lain sebagainya.

"Harusnya ada pra kondisi sebelum new normal, pengelola kebijakan harus menyiapkan dulu, misalnya pembangunan infrastruktur. Sekarang kan belum disiapkan tapi sudah langsung seperti normal kembali," kata Brian pada diskusi yang sama.

Brian menyadari bila kondisi pandemi ini merupakan kondisi bencana, sehingga respon pemerintah pun menjadi respon kebencanaan yang serba berubah-ubah dengan cepat, sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi. kebijakan yang pemerintah pun ikut berubah-ubah seperti misalnya, pada awalnya hanya yang sakit saja yang pakai masker, namun sekarang semuanya wajib pakai masker, kemudian ditetapkannya PSBB dan sekarang new normal.

"Kita tidak merujuk pada UU karantina kesehatan saja tapi juga UU Kebencanaan, jadi respon kita harus kebencanaan juga. Memang inkonsisten, tapi kita memang harus mengikuti perkembangan yang terjadi, harus cepat," ujarnya

Untuk saat ini, pemerintah pun menyerahkan wewenang kebijakan kepada kementerian masing-masing. Mereka bisa membuat kebijakannya sendiri, namun tetap berpacu pada WHO dan Kemenkes.

"Tadinya protokol kesehatan disusun gugus tugas, sekarang semua kementerian terlibat semua. Jadi distribusi kewenangan kembali ke kementerian masing-masing," tutupnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Belajar dari Pandemi Covid, Pentingnya Aturan Terkait Kondisi Darurat
Belajar dari Pandemi Covid, Pentingnya Aturan Terkait Kondisi Darurat

Pentingnya indikator untuk menentukan apakah negara sudah masuk dalam kondisi darurat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI

Kemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .

Baca Selengkapnya
Bisakah Kebijakan WFH PNS Tekan Polusi Jakarta?
Bisakah Kebijakan WFH PNS Tekan Polusi Jakarta?

Polusi di Jakarta makin parah dan ini masih menjadi PR pemerintah.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya