Aniaya warga, calon bupati Rokan Hulu dipolisikan
Merdeka.com - Suparman, mantan Ketua DPRD Riau yang kini mencalonkan diri sebagai Calon Bupati dalam Pemilukada Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tampaknya bakal berurusan dengan kepolisian. Bukan terkait urusan negara, politisi partai Golkar ini malah dilaporkan oleh warga yang mengaku diancam dan dianiaya olehnya.
Dia dilaporkan oleh Akmaluddin, seorang warga Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru, Rabu (16/9) lalu, karena diduga melakukan aksi premanisme yakni mengancam disertai tindak kekerasan.
Laporan itu diterima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Riau dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan dengan Nomor : STPL/411/IX/2015/SPKT/Riau. Disitu disebutkan, Suparman diduga melakukan tindak pidana pengancaman dan kekerasan sesuai dengan Pasal 368 KUHPidana.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Dimana penganiayaan terjadi? Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Kenapa utang dapat mengganggu aliran kas? Kamu harus ingat, pengeluaran tambahan dan utang bisa sangat mengganggu aliran kas. Pengeluaran tambahan dan utang dapat secara signifikan mengganggu aliran kas yang sehat. Ketika terjebak dalam siklus pengeluaran tambahan atau membebani diri dengan utang, konsekuensinya dapat merugikan secara finansial dan emosional.
Kepada merdeka.com, Akmal mengaku mendapat perlakuan kasar. Dia mengaku tak menyangka akan menjadi korban Premanisme. "Saya sempat dipukul, tarik kerah saya. Saya diancam mau dibawa ke sel Polresta Pekanbaru," ujar Akmal, Jumat (18/9).
Kisah Akmal dengan Calon Bupati Rohul itu bermula pada 2007 lalu. Saat itu, Akmal menjual sebidang tanah di kabupaten Rohul kepada Suparman seharga Rp 110 juta. Suparman membayar uang muka senilai Rp 50 juta. Sisanya, dijanjikan Suparman, akan dilunasi dalam jangka waktu 2 bulan sejak akta pengikat jual beli yang ditandatangani pada 14 April 2007 silam.
Cicilan pelunasan dibayarkan oleh Suparman, kata Akmal, terakhir pada tahun 2012 lalu. Setelah itu, dia tak lagi menerima cicilan bahkan pelunasan. Total uang yang telah diterimanya, mencapai sekitar Rp 70 juta.
"Setelah lunas akte tanah diserahkan (balik nama) ke Suparman. Ternyata, sampai sekarang tak pernah dilunasi," ungkapnya lagi.
Karena belum dilunasi, Akmal mengaku membutuhkan uang. Lalu, dia pun mencoba menjual tanah itu. Akhirnya, ada seorang pembeli yang berminat. Dia pun janji ketemuan di suatu warung di Jalan Dharma Bhakti Ujung (Jalan Singgalang) Kecamatan Payung Sekaki kota Pekanbaru, Rabu (16/09) kemarin.
Ternyata, di situ ada Suparman. Saat sedang berbincang-bincang, kata Akmal, tiba-tiba Suparman merampas dokumen sertifikat asli dari tangannya.
"Dia ambil sertifikat itu dari saya. Kerah baju saya digenggam. Kemudian dia membawa saya ke dalam mobil. Saya diancam akan dilaporkan ke Poltabes (Polresta Pekanbaru)," jelas Akmal.
Saat di dalam mobil itu, Akmal lalu dibawa berkeliling. Di perjalanan, dia juga mengaku ditodongkan senjata api oleh orang lain di dalam mobil itu. "Ada orang lain juga dalam mobil itu, dia ngancam akan membolongkan kaki saya. Dia ngakunya anggota Polresta," kata Akmal.
Selain itu, Akmal juga mengaku sempat ditempeleng dan disikut Suparman. Lalu, dia akhirnya diturunkan kembali ke warung tempat mereka berjumpa dan sertifikat asli itu dipegang Suparman. Dapat perlakuan ini, Akmal kemudian melaporkan kasus tersebut Mapolda Riau, pada malam itu juga.
Untuk diketahui, selain diusung Partai Golkar, untuk maju sebagai Calon Bupati Rohul periode 2015-2020, Suparman juga didukung oleh Partai NasDem, Partai Gerindra, dan Partai Hanura dan 2 Partai Non Parlemen yakni PBB dan PKPI. Dia berpasangan dengan Sukiman dengan jargon singkatan jargon 'Susuki'.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memastikan penganiayaan itu tak berkaitan dengan kontestasi politik yang sedang dijalani korban.
Baca SelengkapnyaNina tampak marah-marah kepada warga dan membawa-bawa nama Lucky Hakim yang saat ini merupakan pesaingnya di Pilkada Indramayu.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan ini diduga berkaitan dengan alat peraga kampanye (APK) calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Sukamto.
Baca SelengkapnyaKorban enggan membayar utang yang dijanjikan sehingga keduanya cekcok mulut.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku melakukan aksi penganiayaan tersebut lantaran sakit hati terhadap korban yang selalu menjanjikan akan membayar utang
Baca Selengkapnya2 Debt Collector Ditahan, Aiptu FN Tetap Bebas walau Berstatus Tersangka Penganiayaan
Baca SelengkapnyaAda beberapa peristiwa terkait laporan dugaan penyekapan dan penganiayaan yang sedang didalami Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang pria di Banyuasin dilaporkan ke polisi karena penipuan Rp2,1 miliar. Namun dia belum dapat diproses karena berstatus caleg.
Baca SelengkapnyaPelaku lantas mengeluarkan senpi miliknya dan mengancam akan menembak korban lantaran cek-cok yang terjadi.
Baca SelengkapnyaPelaku terjatuh dan saat itulah Aiptu FN menikam RB berkali-kali yang mengenai leher, punggung, bahu kiri dan lengan kiri.
Baca SelengkapnyaViral video pertengkaran Bupati Rokan Hilir, Riau Afrizal Sintong dan Wakil Bupati Sulaiman di media sosial
Baca SelengkapnyaPolda Sumsel telah menerima laporan dari istri dari kedua belah pihak karena mengklaim suami mereka korban tindak kekerasan
Baca Selengkapnya