Anjing pelacak dilarang masuk Semeru cari pendaki Swiss yang hilang
Merdeka.com - Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang pencarian pendaki asal Swiss yang hilang di Gunung Semeru dengan menggunakan anjing pelacak, sebab dinilai dapat mengganggu kawasan konservasi dan satwa yang berada di taman nasional setempat.
"Pihak Konsulat Kehormatan Swiss menawarkan pencarian pendaki yang hilang dengan menggunakan anjing pelacak, namun kami tolak dengan memberikan sejumlah alasan yang berkaitan dengan kawasan konservasi," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Budi Mulyanto di Lumajang, Jawa Timur, Senin (20/6).
Menurutnya, beberapa alasan larangan pencarian dengan menggunakan anjing pelacak yakni dikhawatirkan anjing tersebut membawa virus penyakit yang dapat menular ke satwa liar yang dilindungi di dalam kawasan TNBTS.
-
Bagaimana pendaki bertemu anjing? 'Saya bertemu anjing ini pada hari kedua, saat saya mendekati titik tertinggi di jalan setapak Punta Union pada ketinggian 4.750 meter sekitar 15.583 kaki di atas permukaan laut,' ungkap pendaki itu.
-
Siapa yang bertemu anjing di gunung? Video tersebut dibagikan oleh pengguna TikTok @elgueroingles dan telah ditonton lebih dari 43.000 kali sejak pertama kali diunggah pada 14 Oktober. Dilansir dari laman Newsweek, pendaki yang tidak menyebutkan namanya itu menjelaskan pertemuannya yang terjadi pada bulan Oktober 2022 saat mendaki Santa Cruz Trek di dekat kota Huaraz.
-
Kapan pendaki bertemu anjing? Dilansir dari laman Newsweek, pendaki yang tidak menyebutkan namanya itu menjelaskan pertemuannya yang terjadi pada bulan Oktober 2022 saat mendaki Santa Cruz Trek di dekat kota Huaraz.
-
Kenapa anjing diselundupkan? DH (43), salah satu tersangka kasus penyelundupan anjing mengaku bahwa ia membeli hewan tersebut seharga Rp250 ribu per ekor dalam kondisi siap kirim. Sebanyak 226 ekor anjing itu selanjutnya akan dikirim ke Kabupaten Klaten dan sudah ditunggu pembeli. Rencananya anjing-anjing itu akan dijual kembali dalam kondisi hidup dengan harga Rp350 ribu per ekor.
-
Dimana anjing itu ditemukan? Saat menceritakan kepada Newsweek, dia mengenang, 'Saya bertemu anjing ini pada hari kedua, saat saya mendekati titik tertinggi di jalan setapak Punta Union pada ketinggian 4.750 meter sekitar 15.583 kaki di atas permukaan laut,' ungkap pendaki itu.
-
Anjing apa yang diselundupkan? Di dalam truk itu ada 226 anjing dari berbagai jenis.
"Selain itu, suara gonggongan anjing pelacak dikhawatirkan mengganggu satwa liar yang berada di kawasan konservasi, sehingga tidak diperkenankan menggunakan anjing pelacak untuk pencarian survivor Semeru itu," tegas Budi.
Pencarian pendaki di kawasan hutan konservasi, lanjut dia, sudah dilakukan semaksimal mungkin selama 10 hari dan pencarian di kawasan konservasi harus mematuhi sejumlah aturan yang harus dilakukan demi menjaga ekosistem kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Kami sudah menyampaikan alasan kawasan konservasi kepada pihak Konsul Swiss dan mereka sangat menghormati aturan itu, sehingga tidak akan dilakukan pencarian dengan anjing pelacak di Gunung Semeru," tandasnya.
Pencarian terbuka pendaki yang hilang (survivor) Semeru sempat dihentikan pada Sabtu (18/6) sore, namun diperpanjang lagi selama tujuh hari ke depan sesuai dengan permintaan pihak keluarga melalui Konsul Swiss di Surabaya, sehingga pencarian survivor tetap dilanjutkan hingga Sabtu (25/6).
Sementara itu Kepala Basarnas Jatim M. Arifin mengatakan pencarian dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) tidak efektif dilakukan di jalur pendakian Gunung Semeru yang sering tertutup kabut.
"Berdasarkan hasil evaluasi pencarian dari udara dengan menggunakan drone tidak efektif karena banyak pohon tinggi yang menghalangi kamera pesawat untuk menemukan survivor, kadang-kadang cuaca buruk berkabut, sehingga tidak banyak membantu dalam melakukan pendaki asal Swiss itu," katanya seperti dilansir dari Antara.
Untuk itu, lanjut dia, pesawat tanpa awak ditarik kembali dan dilakukan perawatan, sehingga pencarian tetap dilakukan dengan jalur darat melalui tim SAR yang akan membantu pencarian di jalur pendakian gunung api tertinggi Pulau Jawa itu.
Sebelumnya seorang pendaki asal Swiss bernama Lionel Du Creaux (26) dinyatakan hilang saat mendaki secara ilegal di jalur pendakian Gunung Semeru, dan laporan hilangnya pendaki tersebut baru dilaporkan rekannya Alice Guignard kepada petugas Resort di Pos Ranu Pani TNBTS pada 7 Juni 2016. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video saat pria itu menemukan anjing dalam pendakian jadi perbincangan di TikTok.
Baca SelengkapnyaMemelihara hewan liar dan eksotis menghadirkan ancaman bagi diri kita dan hewan yang dipelihara.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaKonon Gunung Merbabu banyak dihuni makhluk halus dan menjadi pusat dari sebuah kerajaan gaib
Baca SelengkapnyaDua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tak terduga terjadi di Berlin, Jerman. Seekor singa betina lepas dan berkeliaran di kota. Orang-orang pun diminta untuk tetap di rumah demi keamanan.
Baca SelengkapnyaPendaki itu tak pernah menyangka akan bertemu dengan penghuni Gunung Salak.
Baca SelengkapnyaAda berbagai alasan manusia dilarang ke tempat ini, salah satunya soal keselamatan.
Baca SelengkapnyaSeorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi ketika korban bersama rekannya melakukan pendakian di Bukit Anak Dara.
Baca Selengkapnya