Antisipasi Dampak Erupsi Merapi, Warga Boyolali Galakkan Ronda Malam
Merdeka.com - Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta membuat masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Mereka menggalakkan ronda malam secara bergiliran. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Seperti yang dilakukan warga di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Di setiap RT desa tersebut masyarakat dengan kesadaran pribadi melakukan ronda malam. Kegiatan tersebut bahkan sudah dilakukan sejak lama. Seperti disampaikan Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tumar kepada wartawan, Jumat (10/7).
"Dalam 10 hari terakhir ini warga memang sering merasakan adanya lindu (gempa kecil). Mungkin ini dampak aktivitas Gunung Merapi. Kita galakkan lagi ronda malam, untuk berjaga-jaga," katanya.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Apa yang terjadi di Gunung Marapi? Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat menyebabkan 22 pendaki ditemukan meninggal dunia.
-
Dimana perubahan Merapi terlihat? Perubahan itu terjadi akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran. Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (10/7), Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa perubahan itu teramati berdasarkan hasil analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, dan Babadan 2 periode 30 Juni hingga 6 Juli 2023.
Kendati harus meningkatkan kewaspadaan, Tumar mengaku warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Selain bertani atau berladang, kebanyakan warga juga beternak sapi. Tumar menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait mitigasi Gunung Merapi. Pasalnya Desa Jrakah hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kami juga mengimbau kepada para tokoh masyarakat, pengurus RT dan RW agar ikut menyosialisasikan kondisi Merapi saat ini yang rawan erupsi," katanya.
"Kami juga sudah meminta RT, RW mengimbau warga untuk melaksanakan ronda malam, meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk dievakuasi jika ada erupsi Merapi," katanya lagi.
Tumar menambahkan, Desa Jrakah termasuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Beberapa wilayah yang rawan di antaranya Dukuh Sepi, Kajor, Tosari, Jarak, dan sebagian Dukuh Jrakah yang jaraknya sekitar 3,5 hingga 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kalau tiba-tiba terjadi erupsi Merapi warga Jrakah diarahkan melalui program Desa Persaudaraan. Mereka akan dievakuasi di Desa Karanggeneng, Boyolali Kota," tandasnya.
Menurut dia, setiap terjadi bencana erupsi, masyarakat Jrakah akan berkomunikasi dengan warga Karanggeneng dan pemerintahan desa setempat sebagai tempat pengungsian mereka.
"Kami sudah melakukan pendataan kendaraan persiapan transportasi untuk evakuasi warga menuju ke daerah aman bencana. Jadi kendaraan roda empat di setiap RT sudah didata dan titik kumpul juga sudah ditentukan. Warga sudah pengalaman dari kejadian erupsi tahun-tahun sebelumnya," kata Tumar.
Tumar menambahkan, saat ini jumlah penduduk di Desa Jrakah sebanyak 4.430 jiwa, ternak sapi 824 ekor dan kambing 254 ekor. Jika terjadi erupsi, warga menuju titik kumpul masing-masing RT RW untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas 1.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaStatus gunung api itu naik dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung sejak kemarin sore, 6 November 2024.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, guguran lava itu meluncur ke arah Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupatem Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca Selengkapnya