Antisipasi Erupsi, Warga Lereng Merapi di Boyolali Siagakan 18 Pos Jaga
Merdeka.com - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini masih belum menunjukkan penurunan. Untuk mengantisipasi terjadinya erupsi, warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali yang terletak tak jauh dari puncak terus bersiaga.
Pemerintah desa setempat membangun 18 titik pos ronda dan 1 pos induk yang berlokasi di Kantor Balai Desa Klakah. Pos tersebut dimanfaatkan warga untuk memantau aktivitas Merapi dan mengevakuasi warga. Saat ini warga di desa tersebut memang belum mau mengungsi.
"Kami menyiapkan 18 pos jaga untuk memantau kondisi Merapi. Kita libatkan relawan dan masyarakat setempat untuk siaga. Warga tetap waspada dan tetap kita gerakkan untuk ronda di kampung-kampung," ujar Kepala Desa Klakah, Marwoto, kepada wartawan, Kamis (21/1).
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Mengapa Desa Kayu Batu butuh menara repeater? 'Kami sering kali harus pergi ke dekat kuburan hanya untuk mendapatkan sinyal,' ungkap Andri.
-
Apa manfaat menara repeater bagi Desa Kayu Batu? Jaringan telekomunikasi bukan hanya berfungsi untuk menghubungkan ponsel pintar dengan dunia luar, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Bagaimana cara warga Kampung Stabelan memanfaatkan lahan di sekitar Merapi? Pak Suwandi, salah seorang warga Desa Stabelan, menerangkan kalau aktivitas sehari-hari warga adalah pertanian. Terlihat di sepanjang jalan warga bersiap menuju ke ladang.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Marwoto mengatakan, pada November 2020 lalu warga Desa Klakah sempat mengungsi di tempat penampungan sementara (TPPS) di Balai Desa Klakah. Namun setelah Merapi tak menunjukkan tanda-tanda bahaya warga memilih kembali ke rumah.
Menurut Marwoto, ada sekitar 1400 warga Desa Klakah yang memilih tidak mengungsi. Meskipun Gunung Merapi telah berulangkali mengeluarkan lava pijar dan awan panas. Marbot mengaku tidak bisa menghalangi warganya karena menyangkut kebutuhan hidup.
"Warga belum mau mengungsi karena faktor ekonomi. Mereka memilih bertani dan beternak, karena pekerjaan utama mereka untuk menyambung hidup," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau warga agar pergi ke ladang yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman. Hal ini untuk memudahkan proses evakuasi jika terjadi erupsi.
Selain faktor ekonomi, dikatakannya, warga yang enggan mengungsi dikarenakan arah guguran lava pijar dan awan panas tidak membahayakan. Yakni ke barat daya atau hulu Kali Krasak. Sedangkan Desa Klakah sendiri terletak di sebelah utara Gunung Merapi.
"Kita amati arahnya ke barat daya atau Kali Krasak. Tapi kita terus antisipasi, tetap sigap dan siaga untuk evakuasi. Intinya kalau statusnya jadi awas warga siap untuk turun," katanya.
Namun selama masih siaga, lanjut dia, warga tetap di rumah dan waspada. Desa Klakah, terutama Dukuh Sumber dan Bakalan hanya berjarak 3-4 kilometer dari puncak Merapi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di luar ancaman yang begitu nyata dari letusan Gunung Merapi, kampung ini memiliki keindahan alam yang memukau.
Baca SelengkapnyaPemprov NTT telah menyalurkan beras bantuan sebanyak 5 ton.
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaDari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca SelengkapnyaWarga desa itu dibantu sejumlah kerabat untuk membawa barang dan ternak ke atas mobil.
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaData BNPB hingga kini 11 orang meninggal akibat erupsi gunung marapi tersebut.
Baca SelengkapnyaTidak kurang dari 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaSaat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaMenurutnya, bantuan pangan sudah sangat cukup. Namun yang menjadi kendala adalah tempat tidur.
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca Selengkapnya