Antisipasi Gelombang 3 Covid-19, IDI Dorong Pemerintah Siapkan Obat Hingga Oksigen
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih meminta pemerintah mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 dengan mempersiapkan fasilitas kesehatan secara matang. Berkaca pada gelombang kedua Covid-19, sejumlah fasilitas kesehatan di Tanah Air kolaps.
"Kita pengalaman pada gelombang ke-2 kekurangan tempat perawatan, obat dan alat serta oksigen. Ini semua baiknya dipersiapkan dan direncanakan dengan baik untuk antisipasi kalau gelombang ke-3 terjadi," katanya kepada merdeka.com, Senin (15/11).
Selain mempersiapkan dari sisi hilir, Daeng mendorong pemerintah memperkuat hulu. Misalnya, menjaga ketat pintu masuk bagi pelaku perjalanan internasional, memperketat penerapan protokol kesehatan, mempercepat vaksinasi, dan memperkuat testing dan tracing.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Negara-negara tetangga kita kasus covidnya tinggi. Beberapa negara Eropa meningkat, berpotensi masuk ke Indonesia. Jadi harus tetap waspada," ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan gelombang ketiga Covid-19 pasti terjadi. Prediksi sejumlah epidemiologi, gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia akan terjadi sejak Desember 2020 hingga Januari 2021.
Menurut Nadia, ada empat hal yang bisa memicu gelombang ketiga Covid-19. Pertama, pola penyebaran Covid-19 yang bersifat fluktuatif tergantung pergerakan masyarakat.
"Salah satu publikasi ilmiah mengatakan pola penyakit Covid-19 ini akan menimbulkan beberapa gelombang. Jadi dia tidak akan cukup dengan satu puncak gelombang, kemudian turun," kata Nadia dalam Dialog Vaksin Untuk Semua Umur yang disiarkan melalui YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (21/10).
Hal kedua yang bisa menimbulkan gelombang ketiga Covid-19 adalah vaksinasi. Menurut Nadia, sejumlah negara di dunia dengan cakupan vaksinasi tinggi saja masih menghadapi gelombang ketiga Covid-19, seperti Inggris, Amerika, hingga Israel.
Sementara Indonesia, data 21 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, vaksinasi dosis satu mencapai 53,26 persen dan dosis kedua atau lengkap baru 31,50 persen.
Penyebab ketiga ialah varian Delta yang masih mendominasi di Indonesia. Data Badan Litbangkes Kementerian Kesehaan 16 Oktober 2021, total kasus Delta di Indonesia mencapai 4.025, kasus Alpha 68, dan kasus Beta 22.
"Kita tahu varian Delta ini adalah varian yang merupakan sangat ganas dan sifatnya sangat infeksius. Jadi dia akan cepat menyebar dan menunggu kapan kita lengah sehingga dia menimbulkan penyebaran yang luas di masyarakat yang berakibat pada peningkatan kasus," jelasnya.
Pemicu keempat adalah mobilitas penduduk menjelang akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Nadia mencatat, ada banyak perayaan keagamaan menjelang akhir tahun 2020 yang bisa meningkatkan mobilitas masyarakat, ditambah perayaan tahun baru 2021.
"Nah potensi empat hal ini yang menyebabkan keniscayaan akan gelombang ketiga itu pasti terjadi," ujarnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya