Antisipasi Long Covid-19 pada Lansia, Kemenkes akan Rehabilitasi Fungsi Organ
Merdeka.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan pihaknya akan melakukan rehabilitasi fungsi organ tubuh pada lansia di atas 60 tahun yang terjangkit Covid-19. Langkah ini untuk mengantisipasi munculnya long Covid-19 pada lansia.
"Upaya kita untuk melakukan penanganan terhadap long case covid ini dengan melakukan kegiatan rehabilitasi," katanya, Kamis (3/6).
Salah satu organ yang akan direhabilitasi pada lansia terpapar Covid-19 di antaranya paru. Menurut Dante, pada umumnya fungsi paru pada lansia tidak berkembang dengan baik sehingga membutuhkan rehabilitasi.
-
Apa yang perlu diperhatikan pada fungsi paru? Untuk diketahui, frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-20 kali per menit. Apabila kalian memperoleh frekuensi pernapasan normal seperti itu, maka kesehatan paru-paru kalian menunjukkan kondisi yang sehat.
-
Mengapa lansia rentan pneumonia? Pneumonia adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, anak-anak di bawah dua tahun dan orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena pneumonia.
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Apa yang dialami oleh kanker paru? Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik.
-
Bagaimana paru-paru basah bisa sembuh? Mengatasi paru-paru basah atau pneumonia memerlukan pendekatan yang komprehensif, tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien. Penanganan awal yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
-
Apa saja gejala pneumonia pada lansia? 'Pada lansia belum tentu batuk, belum tentu sesak napas. Belum tentu juga demam, bahkan kadang tidak demam atau suhu di bawah normal,' ujar dokter spesialis paru Desilia Atikawati dalam wawancara eksklusif secara daring dengan Health-Liputan6.com.
"Rehabilitasi ini dilakukan dengan melakukan upaya-upaya kontrol tempat faskes walaupun mereka sudah sembuh dari Covid-19 untuk diberikan edukasi bagaimana mengatur secara fisik bahwa gejala-gejala long covid ini menjadi lebih baik lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Dokter Spesialis Paru Kepala Bagian Pembinaan Fungsi RS Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, Yahya, mengatakan berdasarkan kelompok umur, lansia paling banyak mengalami long Covid-19. Namun, lansia yang sangat berisiko mengalami long Covid-19 karena memiliki komorbid, seperti penyakit paru.
Sementara berdasarkan gender, penderita long Covid-19 terbanyak adalah pria. Salah satu penyebabnya, pria memiliki kebiasaan merokok sehingga berisiko mengalami gangguan paru.
"Tentang gender, rupanya laki-laki. Salah satu faktor utamanya yaitu kebiasaan merokok itu juga ikut memberatkan gejala terhadap adanya infeksi Covid-19," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (3/6).
Yahya menjelaskan, berdasarkan riset Fakultas Kedokteran Universitas indonesia (FKUI), long Covid-19 terjadi setelah empat minggu terpapar Covid-19 dan dinyatakan negatif. Waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari long Covid-19 pun beragam.
"Ada yang hanya sampai satu bulan, itu pun hanya 53,7 persen. Kemudian ada yang sampai 43,6 persen selama 1 hingga 6 bulan. Kemudian lebih dari 6 bulan itu 2,7 persen," paparnya.
Menurut Yahya, gejala long Covid-19 yang dialami setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala lemas, sesak, nyeri sendi, batuk, anosmia, diare dan nyeri otot.
Dia menambahkan, hingga saat ini, belum diketahui penyebab utama munculnya long Covid-19. Namun, kata Yahya, long Covid-19 disinyalir disebabkan sejumlah hal, di antaranya gaya hidup tidak sehat, komorbid dan kejiwaan tidak stabil.
"Barangkali yang tidak kalah penting aspek kejiwaannya. Mungkin dia baperan, kan memang ada faktor titik lemahnya orang ini gampang depresi, gampang nervous. Itu juga menjadi salah satu faktor timbulnya long covid," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring bertambahnya usia, lansia bisa mengalami berbagai penurunan fungsi organ tubuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes menyatakan Indonesia mulai memasuki era penuaan penduduk atau aging population
Baca SelengkapnyaProduksi air liur atau saliva pada orang lansia juga akan berkurang.
Baca SelengkapnyaUmumnya orang baru akan merasakan parunya bermasalah ketika sudah muncul berbagai gejala terkait masalah pernapasan, bagaimana mencegahnya?
Baca SelengkapnyaKenali penyakit yang dapat menyerang orang tua Anda saat lanjut usia. Mulai dari penyakit kardiovakular hingga kehilangan fungsi otak seperti hilang ingat.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah mitos keseahtan terkait kondisi lansia yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Baca SelengkapnyaUsai memasuki usia 35 tahun, menjaga kesehatan tulang bisa cukup menantang untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini dari gejala kanker paru penting dilakukan terutama pada sejumlah kondisi berikut:
Baca SelengkapnyaFungsi alveolus berperan penting dalam sistem pernapasan manusia.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini tak hanya bisa menimpa orang dewasa namun juga dapat terjadi pada anak-anak atau bahkan bayi yang baru saja lahir.
Baca Selengkapnya