Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Antisipasi Penularan Covid-19, Puluhan Pengungsi Merapi di Klaten Jalani Uji Swab

Antisipasi Penularan Covid-19, Puluhan Pengungsi Merapi di Klaten Jalani Uji Swab Puluhan Pengungsi Merapi di Klaten Jalani Uji Swab. ©2020 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Guna mengantisipasi penularan Covid-19, para pengungsi Gunung Merapi di Klaten mulai menjalani tes usap atau swab test. Para peserta uji swab merupakan kelompok berisiko tinggi dan rentan.

"Di pengungsian, hari Sabtu kemarin itu sudah kita lakukan pemeriksaan sampling, itu 40 orang. Hasilnya belum jadi hari ini, mudah-mudahan besok atau lusa sudah jadi," ujar Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Badianto, Senin (16/11).

Kriteria yang kita pilih adalah mempunyai litas tinggi. Jadi masih suka wira wiri (mondar-mandir) dan yang kelompok rentan itu," imbuhnya.

Anggit mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian pemerintah kabupaten Klaten adalah kelompok berisiko tinggi, terutama ibu hamil yang memasuki usia 38 minggu. Berdasarkan hasil screening di seluruh kabupaten, ada seorang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

"Bukan pengungsi lho, ini screening total masyarakat Klaten," katanya.

Atas temuan tersebut, pihaknya telah memanggil seluruh rumah sakit yang memiliki dokter obgyn. Karena menurutnya, ibu hamil yang positif masih harus mendapatkan penanganan di rumah sakit.

"Jadi para bidan maupun FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), masih memiliki resiko kalau menolong persalinan disana (pengungsian). Makanya pertolongan persalinan nya di rumah sakit," jelasnya.

"Total dari pemeriksaan yang sudah dilakukan di Klaten, ndelalah (kebetulan) ibu hamil yang positif itu ada 30. Ini kan otomatis di rumah sakitkan semua untuk penatalaksanaan untuk proses persalinan. Makanya hari Minggu kita langsung gerak cepat, rumah sakit mau tidak mau harus kerjakan," tandasnya.

Anggit Menambahkan, selain Ibu hamil kelompok yang juga memiliki resiko tinggi adalah lanjut usia, tenaga kerja, wartawan atau orang-orang yang bekerja di layanan publik. Meskipun Dalam kondisi sehat mereka termasuk dalam resiko tinggi untuk dilakukan screening. Dari hasil screening tersebut ditemukan ada yang terpapar dan ada yang kontak erat dengan pasien positif.

"Akhirnya kita lakukan pemeriksaan. Ibu hamil yang sudah memasuki usia 34 minggu kita lakukan pemeriksaan. Sehingga kalau nanti hasilnya masih positif, segera nanti rumah sakit melakukan penatalaksanaannya," pungkas dia.

Lokasi Pengungsian Disterilkan

Selain uji swab, lokasi pengungsian Gunung Merapi di Kabupaten Klaten akan disterilkan agar tidak terjadi penularan Covid-19. Upaya sterilisasi dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, bekerja sama dengan sejumlah desa yang menjadi lokasi pengungsian. Di antaranya Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.

"Jadi nanti di adakan penyemprotan biar tidak terkena Covid-19. Nanti kita koordinasikan dengan desa, menghendaki berapa kali. Katakan seminggu sekali atau bagaimana, akan kita lakukan. Saya harus berkoordinasi dengan desa kan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, Senin (16/11).

Anwar mengatakan, pihaknya akan mengedepankan kepentingan umum, terutama untuk para pengungsi Merapi.Menurutnya, saat ini kondisi para pengungsi sudah relatif baik. Dengan protokol kesehatan yang diterapkan tersebut, ia berharap para pengungsi tidak akan ada yang terkonfirmasi Covid-19.

Anwar menambahkan, pihaknya juga mengantisipasi para pengunjung yang datang ke lokasi pengungsian. Yakni berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk melakukan screening terhadap para pengunjung.

"Semua pengunjung, baik itu pejabat maupun rakyat, tidak boleh bertemu langsung dengan pengungsi. Mereka tetap harus menjalankan protokol kesehatan 3M. Yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," katanya.

Pihaknya juga telah menyediakan mobil tangki untuk kebutuhan cuci tangan. Pengunjung, lanjut dia, harus mengisi daftar hadir atau check list yang telah disediakan. Untuk pengunjung dari luar kota, lanjut dia, sebisa mungkin harus ditanyakan surat keterangan kesehatan.

"Saya pun setiap hari ke sana juga harus mengisi check list, Harus cek kesehatan juga, di sana pos kesehatannya juga sudah ada," katanya.

Anwar mengaku menemui kesulitan saat penerapan protokol kesehatan kepada para pengungsi. Pasalnya tak sedikit para pengungsi yang saat pagi hari harus pulang ke daerah asal untuk mencari pakan ternak dan kemudian kembali lagi ke pengungsian. Meskipun pihaknya dan dinas pertanian sudah menyediakan bantuan pakan ternak bagi hewan piaraan para pengungsi.

Terkait kondisi ternak yang juga ikut diungsikan, Anwar menyebut semua dalam keadaan baik. Selain tmpatnya yang luas dan cukup hewan ternak milik pengungsi yang didominasi sapi tersebut juga dalam keadaan terpelihara dengan baik.

"Hewan ternak bagus, tidak masalah, wong tempat evakuasinya juga cukup. Petugas saya setiap hari juga ngecek kesana," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak

Gunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Erupsi, Boyolali dan Klaten Dilanda Hujan Abu
Gunung Merapi Erupsi, Boyolali dan Klaten Dilanda Hujan Abu

Gunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten

Baca Selengkapnya
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet

Belasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ribuan Pendaftar Anggota KPPS Pemilu 2024 Jalani Tes Kesehatan
FOTO: Ribuan Pendaftar Anggota KPPS Pemilu 2024 Jalani Tes Kesehatan

KPU RI mewajibkan pemeriksaan kesehatan agar kondisi kesehatan maupun komorbid calon anggota KPPS dapat diketahui sedini mungkin.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Bangun Tenda Depan Kantor UNHCR Ditertibkan, Kini Ditampung di Ditjen Imigrasi
Pengungsi Bangun Tenda Depan Kantor UNHCR Ditertibkan, Kini Ditampung di Ditjen Imigrasi

"Menampung mereka di rumah detensi yang ada di Direktorat Jenderal imigrasi," kata Camat Setiabudi Iswahyudi

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu 2024, Polres Kampar Tes Urine Seluruh Personel
Jelang Pemilu 2024, Polres Kampar Tes Urine Seluruh Personel

Puluhan polisi cek kesehatan dengan mengikuti tes urine

Baca Selengkapnya
Erupsi Gunung Marapi, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun
Erupsi Gunung Marapi, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun

Tidak kurang dari 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12).

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya
2 Kasus Covid-19 Baru Terdeteksi di Palembang, Warga Diminta Kembali Biasakan Prokes
2 Kasus Covid-19 Baru Terdeteksi di Palembang, Warga Diminta Kembali Biasakan Prokes

Kasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak

Baca Selengkapnya
FOTO: Dihantui Ancaman Tsunami Dampak Erupsi Gunung Ruang, Ribuan Warga Selamatkan Diri Naik Kapal TNI
FOTO: Dihantui Ancaman Tsunami Dampak Erupsi Gunung Ruang, Ribuan Warga Selamatkan Diri Naik Kapal TNI

Gunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.

Baca Selengkapnya