Antisipasi penyerangan tokoh agama, orang gila di Malang dirazia
Merdeka.com - Sebanyak 9 orang gila diamankan dalam razia gabungan antara Polres Malang Kota (Polresta), Polsek dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Razia orang gila digelar dalam rangka mengantisipasi penyerangan pemuka agama yang belakangan ramai menjadi perbincangan.
"Kita tidak bisa memprediksi bahaya dan tidaknya (orang gila), tetapi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik preventif, kita amankan," kata AKP Dodot Dwianto, Kabag Ops Polres Malang, Kamis (22/2).
Hasil razia, selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) yang berkoordinasi bersama Dinas Kesehatan. "Dinas Kesehatan juga meneliti orang gila yang diamankan tersebut," tegasnya.
-
Siapa yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Dimana razia dilakukan? Petugas Satpol PP menggerebek sejumlah kamar kos yang berada di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Kepuharjo, Kabupaten Lumajang.
-
Bagaimana cara razia dilakukan? Adapun temuan lainnya yakni pada 14 Desember Polisi berhasil mengungkap jaringan peredaran narkotika dengan modus operandi disembunyikan dalam jaket. Barang bukti yang diamankan adalah 2.060 gram sabu dengan 4 orang tersangka,' lanjut Mukti.
-
Siapa target dari diseminasi? Diseminasi merujuk pada proses menyebarkan informasi atau pengetahuan kepada orang banyak atau sekelompok orang tertentu.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
Razia dilakukan dengan cara menyusuri sepanjang jalanan Kota Malang di antaranya kawasan Arjosari, Jalan LA Sucipto, Jalan Soekarno-Hatta, Mayjen Panjaitan, Jalan Oro-Oro Dowo dan Sukun. Saat bertemu, para petugas merayu orang gila tersebut agar bersedia dibawa naik mobil yang sudah disediakan.
Sementara itu, Polres Malang sebelumnya juga menggelar razia yang sama di beberapa titik. Petugas juga menyasar jalanan, keramaian, pasar dan stadion. Namun tidak satu pun orang gila berhasil terciduk dalam razia tersebut.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bhabinkamtibnas bekerja sama dengan petugas Dinas Sosial Kecamatan Cengkareng, Ibu Purwani, langsung mendatangi tempat kejadian perkara
Baca SelengkapnyaMensos Risma menjemput Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Barito Kuala
Baca SelengkapnyaMereka perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang baik agar dapat berperan aktif sebagai warga masyarakat.
Baca SelengkapnyaMereka meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan santri di Prawirotaman.
Baca SelengkapnyaPuskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Pengemis yang Kerap Marah-Marah Terhenti di Bogor, Diciduk Satpol PP dan Dikirim ke RS Jiwa
Baca SelengkapnyaPelemparan batu di Jalan Margonda ini sudah sangat meresahkan warga. Karena dikhawatirkan bisa menimpa pengendara lain yang sedang melintas.
Baca SelengkapnyaPPKS yang terjangkau dirujuk ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD) 1 atau 2 terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaDinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaSebelumnya ia berkeliling dari Sukabumi, Cianjur dan beberapa daerah lainnya. Diketahui namanya Rosmini (55)
Baca SelengkapnyaMensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Baca SelengkapnyaLokasi itu selama ini tempat warga mabuk-mabukan. Kondisi itu membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman.
Baca Selengkapnya