Anut ilmu, ibu pemutilasi anak ingin hidup sempurna
Merdeka.com - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya masih menggali pengakuan Mutmainah hingga tega memutilasi dua anaknya sendiri. Dari hasil penyelidikan sementara, pelaku diketahui sering berhalusinasi dan menganut ilmu tertentu.
Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Pol Mochamad Iriawan tengah mendalami kemungkinan pelaku mendalami ilmu tertentu. Dari pengakuan sementara, ilmu itu dipakai agar Mutmainah bisa hidup sempurna.
"Ya kita belum sampai ke sana, dia hanya ingin hidup sempurna saja. Nanti kita akan dalami terus," ujar Iriawan saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/10).
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Siapa yang melakukan mutilasi? Tarsum (50) suami yang bunuh dan mutilasi istrinya, Yanti (41) sempat bergelagat aneh sebelum peristiwa berdarah itu.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Tak hanya itu, Mutmainah juga mengaku sering berhalusinasi dengan mendengar suara-suara di telinganya. Pengakuan ini tengah diteliti penyidik dari sudut psikologi.
"Sedang dalam pendalaman lebih lanjut, ya kita untuk menentukan dengan psikologi apa gangguan jiwa permanen atau hanya sekali-kali halusinasi," ungkap Iriawan.
Selain itu, sang suami, Aipda Deni Siregar juga telah merasakan keanehan atas tingkah laku Mutmainah sebelum dipergoki telah memutilasi anaknya sendiri. Sebab, pelaku kerap mengajak Deni bertengkar.
"Dia (Deni) merasakan ada hal-hal yang dia pernah disampaikan oleh istrinya, yaitu mengajak bertengkar beberapa kali, tapi dia tidak menyangka istrinya akan demikian terhadap anaknya," ujar Iriawan.
Tindakan mutilasi tersebut dilakukan tanpa ada tanda-tanda tertentu. Suaminya juga tidak pernah mendengar ancaman apapun dari istrinya sebelum mutilasi terjadi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku terindikasi mengalami skizofrenia, sekitar dua bulan lalu
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa polisi, pelaku alias ibu kandung korban kerap tertawa sendiri
Baca SelengkapnyaAtas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis itu terjadi di Burgundy Residence
Baca SelengkapnyaSuami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca SelengkapnyaSiksa Diri Sendiri di Tahanan, Ibu Pembunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali Jalani Perawatan
Baca Selengkapnya"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.
Baca SelengkapnyaBocah tersebut ditemukan dengan luka 20 tusukan, salah satunya di bagian dada sebelah kiri
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnya